Seruni.id – Baru-baru ini, telah terjadi kebakaran di kawasan Bukit Teletubbies, Gunung Bromo pada Rabu (6/9/2023). Kebakaran terjadi diakibatkan oleh flare yang dinyalakan pengunjung yang sedang melakukan sesi foto prewedding.
Rupanya, benda tersebut tidak hanya berbahaya bagi alam dan sikitarnya. Selain berdampak pada kebakaran, benda tersebut juga bisa menganggu kesehatan, loh. Berikut ini Seruni telah merangkum beberapa bahayanya bagi kesehatan.
Apa itu Flare?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), flare atau suar merupakan nyala api (suluh, pelita) untuk tanda (isyarat). Flare merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan cahaya terang dan api.
Tetapi baru-baru ini, benda tersebut semakin sering digunakan dalam perayaan atau situasi lain yang memerlukan cahaya tambahan. Nyala api dari flare dapat memberikan suasana meriah dengan warna merah di sekitarnya.
Flare sering digunakan saat suporter merayakan di stadion atau saat mengambil foto. Dalam fotografi, benda tersebut bisa digunakan untuk menciptakan efek dramatis dalam gambar karena berkaitan erat dengan pencahayaan.
Secara sederhana, suar adalah cahaya yang berasal dari membakar logam magnesium. Kadang-kadang, logam ini dicampur dengan logam lain untuk menciptakan warna-warna yang berbeda.
Untuk menggunakannya, biasanya hanya perlu menarik pelatuknya. Ini akan membuat asap tipis keluar. Dalam beberapa detik, api merah akan menyala.
Di dunia militer, suar biasanya ada di pesawat tempur atau helikopter. Mereka berisi bahan kimia piroteknik yang mudah terbakar, baik dalam bentuk cair atau padat.
Bahaya Flare Bagi Kesehatan
Flare, khususnya flare industri yang terkait dengan pembakaran gas alam atau hidrokarbon, dapat memiliki beberapa bahaya bagi kesehatan manusia, terutama jika terjadi paparan yang berlebihan atau berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Beberapa bahaya flare bagi kesehatan meliputi:
1. Menyebabkan Pencemaran Udara
Suar biasanya akan menghasilkan polutan udara berbahaya seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), hidrokarbon beracun, dan partikel halus. Paparan jangka panjang terhadap polutan ini dapat menyebabkan masalah pernapasan, penyakit kardiovaskular, dan masalah pernapasan kronis.
2. Emisi Gas Rumah Kaca
Suar juga melepaskan gas-gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4) ke atmosfer. Ini berkontribusi pada perubahan iklim global dan pemanasan global.
3. Menyebabkan Polusi Suara dan Cahaya
Suar menghasilkan suara yang bising dan cahaya yang terang. Hal ini dapat mengganggu masyarakat di sekitarnya dan mengganggu tidur serta kesejahteraan manusia. Polusi cahaya juga dapat mengganggu ekosistem hewan dan tumbuhan di sekitar flare.
4. Berdampak pada Kesehatan Mental
Paparan terus-menerus terhadap flare dan aktivitas industri yang terkait dengan flare dapat menyebabkan dampak psikologis pada masyarakat, seperti stres dan kecemasan.
5. Berdampak pada Anak-anak dan Kelompok Rentan
Anak-anak dan kelompok rentan, seperti lansia atau individu dengan kondisi kesehatan yang sudah lemah, dapat lebih rentan terhadap dampak benda tersebut terhadap kesehatan mereka.
Baca Juga: 5 Fakta Kebakaran yang Terjadi di Bukit Teletubbies
Penting untuk diingat bahwa dampak suar pada kesehatan dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti tingkat paparan, jarak dari sumbernya, dan jenis polutan yang dilepaskan. Oleh karena itu, pemerintah dan industri biasanya mengatur dan memantau benda tersebut untuk meminimalkan dampaknya pada kesehatan manusia dan lingkungan.