Seruni.id – Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masih marak terjadi. Sejauh ini, mereka yang menjadi korban adalah istri dan anak-anak. Terbaru ada kabar tentang KDRT yang merenggut nyawa seorang istri di Cikarang, bernama Mega Suryani Dewi.
Nyawa wanita tersebut dihabisi oleh suaminya sendiri yang bernama Nando dengan cara yang terbilang sadis. Kasus ini membuktikan, bahwa KDRT merupakan masalah serius yang tidak hanya memperburuk kesehatan mental korbannya, tapi juga membahayakan nyawanya.
Tingginya kasus KDRT di Indonesia ini, menunjukkan bahwa peran laki-laki sebagai kepala rumah tangga dalam melindungi keluarganya kerap kali disalahgunakan. Selain istri yang umumnya menjadi korban KDRT, anak-anak juga sering menyaksikan kekerasan ini. Mengatasi KDRT memerlukan upaya ekstra, terutama jika telah berlangsung lama. Korban dapat melakukan hal-hal berikut:
1. Menyikapi dengan Tegas
Ketika pasangan menunjukkan perilaku atau perkataan kasar. Cobalah bersikap tegas. Kamu bisa menyuruhnya berhenti melakukan hal tersebut. Bahkan, kamu juga berhak menuntut pasanganmu untuk meminta maaf.
Jangan pernah mewajarkan kekerasan dalam rumah tangga. Jangan diam ketika pasangan sudah melakukan kekerasan terhadap kamu, entah itu kekerasan secara fisik maupun verbal.
Namun, kalau kamu sudah menyikapi dengan tegas, tetapi tidak berhasil, jangan pernah takut melakukan pertahanan diri dengan melawan. Sebab, kamu adalah pasangannya yang layak diperlakukan secara hormat.
2. Meminta Bantuan dari Tenaga Ahli
Sebaiknya kamu tidak menghadapi KDRT dengan sendirian. Cobalah meminta bantuan ahli, jika memang kamu dan pasangan masih ingin bersama-sama dan mempertahankan pernikahan. Bicarakan masalah rumah tangga yang kalian alami kepada psikolog.
Selain psikolog, kamu juga bisa menemui konselor pernikahan untuk mencari jalan keluar terbaik. Dengan meminta bantuan dari ahli, kamu dan pasangan akan lebih leluasa dalam membicaran hal yang kerap muncul dan menjadi pemicu pertengkaran hebat. Sementara itu, untuk memperbaiki sikap kasar pasangan, disarankan untuk menjalani terapi perilaku secara rutin.
3. Meminta Dukungan dari Orang Terdekat
Sangat berat rasanya jika harus menanggung masalah rumah tangga sendirian, apalagi hal ini berkaitan dengan tindakan kekerasan. Jangan pendam masalah itu sendirian, ceritakan apa saja bentuk kekerasan yang kerap kamu alami. Entah itu kepada keluarga maupun sahabat terdekat yang kamu percayai.
Dengan bercerita, setidaknya hal tersebut bisa meringankan rasa sedihmu. Sehingga kamu terhindar dari stres dan keputusasaan. Ketika mereka mengetahui kondisimu, bisa saja mereka akan membantu mencarikan solusi, bahkan membantu menolongmu agar kamu tetap merasa aman.
4. Merencanakan Tindakan Keselamatan
Jika tindakan sebelumnya sudah kamu lakukan, tapi tidak juga mengubah keadaan. Bahkan, semakin bertambah parah. Segeralah untuk melakukan tindakan keselamatan. Seperti:
- Menghubungi Komisi Perlindungan Perempuan untuk meminta pertolongan.
- Mengumpulkan bukti kekerasan yang kamu alami. Seperti hasil visum, rekaman suara atau video, serta jangan lupa mencatat tanggal peristiwa.
- Apabila KDRT sudah mengancam nyawa, segera kemasi barang-barang berharga milikmu, lalu bawa anak-anak untuk meninggalkan rumah.
- Terakhir, laporkan kasus tersebut ke pihak berwajib untuk mendapatkan perlindungan secara hukum.
Baca Juga: Penelitian Mengungkap, Ini 4 Tipe Suami yang Membuat Istri Bahagia
Itulah beberapa langkah yang bisa kamu lakukan ketika kamu menjadi korban KDRT. Pikirkan kelanjutan rumah tanggamu dengan pasangan dan penting ula untuk mempertimbangkan keselamatan serta kondisi mentalmu dan anak-anak. Jika tidak ada kemungkinan lagi untuk mempertahankan, meninggalkannya adalah cara yang paling tepat.