5 Alasan Kenapa Perempuan Zaman Sekarang Lebih Memprioritaskan Self-Care: Tren atau Kebutuhan?

Saat ini, kita sering mendengar istilah “self-care”, khususnya di kalangan perempuan.

Dari influencer di Instagram hingga gerai kecantikan yang menawarkan produk terbaru untuk “self-care”, rasanya semua orang sedang membicarakannya.

Tapi, apakah ini hanya tren semata, atau ada kebutuhan mendasar di balik fenomena ini? Yuk, kita bahas lebih jauh mengenai bagaimana dan kenapa perempuan zaman sekarang lebih memprioritaskan self-care.

Apa Itu Self-Care, dan Kenapa Semakin Penting?

Mungkin banyak dari kita yang berpikir bahwa self-care hanyalah tentang facial mask, mandi busa, atau sekadar me time di akhir pekan.

Tapi nyatanya, konsep self-care jauh lebih dalam dari itu. Self-care mencakup segala aktivitas yang dilakukan seseorang untuk menjaga kesehatannya, baik secara fisik, mental, maupun emosional.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh American Psychological Association (APA), ada peningkatan drastis dalam jumlah perempuan yang mengidentifikasi self-care sebagai bagian penting dari rutinitas sehari-hari mereka.

Penelitian ini menemukan bahwa lebih dari 65% perempuan di Amerika Serikat melaporkan bahwa mereka secara aktif mencari cara untuk merawat diri mereka, terutama di masa pasca-pandemi.

 

1. Self-Care Jadi Jawaban atas Burnout

Kita tidak bisa membahas self-care tanpa menyinggung masalah burnout.

Burnout adalah kondisi fisik dan mental yang disebabkan oleh stres berkepanjangan, dan sayangnya, hal ini semakin umum terjadi di era modern.

Sebuah studi dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2022 menyebutkan bahwa perempuan lebih rentan mengalami burnout dibandingkan laki-laki, terutama mereka yang bekerja sambil mengurus rumah tangga.

Bagi banyak perempuan, pekerjaan tidak berhenti ketika jam kantor usai.

Mereka masih harus mengurus anak, mengelola rumah, dan memenuhi berbagai tuntutan sosial. Inilah yang membuat self-care menjadi begitu penting; sebagai bentuk “recharge” untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.

Namun, jangan salah. Self-care bukanlah sebuah pelarian, melainkan sebuah kebutuhan.

Tidak sedikit penelitian yang membuktikan bahwa self-care mampu mengurangi risiko burnout secara signifikan.

The Mayo Clinic dalam studinya bahkan menyatakan bahwa rutin melakukan aktivitas self-care, seperti meditasi atau sekadar jalan-jalan di taman, dapat menurunkan tingkat kecemasan hingga 40%.

 

2. Perubahan Perspektif Tentang Kesehatan Mental

Selama beberapa dekade terakhir, ada stigma yang melekat pada isu kesehatan mental.

Namun, belakangan ini, ada perubahan besar dalam cara pandang masyarakat terhadap kesehatan mental, terutama di kalangan perempuan.

Kesehatan mental tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang tabu, melainkan sebagai bagian penting dari kesejahteraan keseluruhan.

Berkat kampanye kesehatan mental global dan peran media sosial, perempuan kini lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental mereka.

Psikolog klinis Dr. Patricia Thompson dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa generasi milenial dan Gen Z perempuan lebih terbuka untuk membicarakan kesehatan mental, dan ini merupakan langkah positif dalam mengurangi stres dan meningkatkan kualitas hidup.

Tren ini juga didukung oleh aplikasi kesehatan mental yang semakin berkembang.

Aplikasi seperti Headspace dan Calm menjadi sangat populer, terutama di kalangan perempuan yang mencari cara praktis untuk meredakan stres dan kecemasan.

 

3. Tekanan dari Media Sosial dan “Perfect Life Syndrome”

Media sosial memainkan peran besar dalam kehidupan kita sehari-hari. Dari Instagram, TikTok, hingga Pinterest, perempuan kerap dihadapkan pada citra kehidupan yang sempurna.

Fenomena ini sering disebut sebagai “Perfect Life Syndrome”, di mana seseorang merasa tertekan untuk menunjukkan kehidupan yang sempurna seperti yang dilihat di media sosial.

Namun, ada sisi positif dari media sosial, terutama dalam konteks self-care. Banyak influencer dan aktivis kesehatan mental yang kini menggunakan platform ini untuk mempromosikan pentingnya merawat diri dan menerima diri sendiri apa adanya.

Misalnya, kampanye #BodyPositivity yang banyak beredar di Instagram telah membantu banyak perempuan untuk menerima tubuh mereka dengan segala kekurangannya.

Meskipun media sosial bisa menjadi sumber tekanan, banyak perempuan yang kini menggunakan platform ini sebagai sarana untuk saling mendukung dalam perjalanan self-care mereka.

Berbagi rutinitas perawatan diri atau pengalaman pribadi tentang kesehatan mental menjadi bentuk dukungan yang bisa mengurangi rasa kesepian dan tekanan sosial.

 

4. Dampak Pandemi: Waktu untuk Refleksi

Tidak bisa dipungkiri, pandemi COVID-19 telah mengubah cara pandang kita terhadap kehidupan, termasuk pentingnya self-care.

Selama lockdown, banyak perempuan yang tiba-tiba dihadapkan pada perubahan drastis dalam rutinitas harian mereka. Dengan lebih banyak waktu di rumah, banyak yang mulai merenungkan betapa pentingnya merawat diri sendiri.

Pandemi memberikan waktu untuk refleksi, dan banyak perempuan yang menyadari bahwa mereka sering mengabaikan kebutuhan diri mereka demi orang lain.

Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Ipsos pada tahun 2021, 7 dari 10 perempuan melaporkan bahwa mereka mulai lebih fokus pada kesehatan mental mereka setelah pandemi melanda. Ini termasuk peningkatan dalam praktik meditasi, olahraga, dan menjaga pola makan yang sehat.

Selain itu, pandemi juga membawa perubahan besar dalam cara kita bekerja.

Banyak perusahaan yang kini mulai memperhatikan kesehatan mental karyawannya dengan menawarkan waktu kerja yang lebih fleksibel atau bahkan cuti kesehatan mental. Ini tentu membantu perempuan untuk lebih leluasa dalam mengatur waktu self-care mereka.

 

5. Kebutuhan Akan Keseimbangan Hidup

Salah satu alasan terbesar mengapa self-care menjadi semakin penting adalah kebutuhan akan keseimbangan hidup.

Di tengah tuntutan pekerjaan, keluarga, dan kehidupan sosial, perempuan seringkali merasa kewalahan. Self-care menjadi cara untuk menemukan kembali keseimbangan yang hilang.

Menurut Harvard Business Review, perempuan yang memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi melaporkan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dan risiko stres yang lebih rendah.

Namun, mencapai keseimbangan ini bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan disiplin dan komitmen untuk memastikan bahwa kita tidak terlalu tenggelam dalam pekerjaan atau tanggung jawab sosial, dan tetap memberikan waktu bagi diri sendiri.

Tidak perlu hal yang besar. Terkadang, self-care bisa sesederhana membaca buku favorit, berendam air hangat, atau sekadar duduk santai menikmati secangkir kopi tanpa gangguan.

 


Bagaimana Memulai Rutinitas Self-Care?

Jika kamu merasa belum memulai rutinitas self-care, tidak perlu khawatir.

Mulai dari hal kecil. Mungkin kamu bisa memulai dengan meluangkan 10-15 menit setiap hari untuk melakukan hal yang kamu sukai, entah itu meditasi, berjalan kaki, atau sekadar merawat kulitmu.

Seiring waktu, kamu akan merasakan manfaatnya dalam keseharianmu.

Untuk mendukung rutinitas ini, kamu juga bisa mencari sumber inspirasi dari berbagai aplikasi atau buku tentang kesehatan mental. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari orang terdekat jika kamu merasa terlalu kewalahan.

Self-care bukanlah sebuah kemewahan, tapi sebuah kebutuhan. Di tengah tuntutan hidup yang semakin kompleks, merawat diri sendiri adalah investasi terbaik yang bisa kita lakukan.

Pertanyaan Warganet

  1. Apa itu self-care? Self-care adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional. Ini bisa berupa aktivitas sederhana seperti meditasi, olahraga, atau merawat kulit.
  2. Mengapa self-care penting bagi perempuan? Self-care penting karena membantu perempuan mengurangi stres, menghindari burnout, dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
  3. Bagaimana media sosial mempengaruhi self-care? Media sosial bisa menjadi sumber tekanan, namun juga bisa menjadi tempat saling dukung dalam perjalanan self-care melalui kampanye positif seperti #BodyPositivity.
  4. Bagaimana memulai rutinitas self-care? Mulailah dengan hal-hal kecil seperti meluangkan waktu 10-15 menit setiap hari untuk melakukan aktivitas yang kamu sukai.
  5. Apakah self-care hanya tentang perawatan fisik? Tidak. Self-care juga meliputi perawatan mental dan emosional, seperti meditasi, membaca buku, atau sekadar menikmati waktu sendiri.
  6. Apakah self-care bisa membantu mengatasi burnout? Ya, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa self-care dapat membantu mengurangi risiko burnout dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Itulah ulasan mengenai pentingnya self-care bagi perempuan di era modern ini. Fenomena self-care bukan hanya tren sesaat, tapi merupakan refleksi dari kebutuhan perempuan untuk menjaga keseimbangan hidup di tengah tuntutan yang semakin besar. Jadi, jangan lupa untuk merawat diri sendiri, ya!