Seruni.id – Pengungsi anak dan balita yang merupakan korban gempa Lombok Utara mulai terserang penyakit. Mayoritas anak-anak dan balita menderia diare akut dan ISPA. Ketua Tim RS Lapangan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dr Mangaraja Victor menuturkan sejak dibuka pada Sabtu (11/8) lalu, selalu ada penambahan 20-an pasien anak dan balita setiap hari.
Victor menyebut anak-anak memang rentan terserang penyakit kala tinggal di pengungsian. Selama tujuh hari, asupan makanan kurang bervariasi sehingga berdampak pada melemahnya daya tahan tubuh.
“Makanan banyak disini nasi dan mie sehingga asupan gizi kurang bervariasi. Ditambah lagi dengan cuaca yang panas sehingga anak-anak dan balita terpapar debu,” papar Victor di RS Lapangan BSMI, Desa Pemenang Barat, Lombok Utara, Kamis (16/8).
RS Lapangan BSMI sejak Rabu (15/8) masih merawat tiga balita yang menderita diare akut dan dehidrasi sehingga harus menjalani rawat inap. Victor memberi saran, agar sebisa mungkin meski di pengungsian tetap menjaga kebersihan di lingkungan anak-anak. Selain itu, papar dia, orang tua diusahakan tidak merokok di dekat anak.
Ketua Umum BSMI Djazuli Ambari mengaku masalah Mandi Cuci Kakus (MCK) bagi pengungsi turut mempengaruhi kesehatan anak-anak dan balita. Di wilayah Pemenang Barat, papar dia, hampir tidak ada MCK yang memadai untuk lebih dari 3.000-an pengungsi.
“Kami sedang berkoordinasi dengan BNPB untuk mendatangkan toilet mobile. Di RS Lapangan dalam waktu dekat juga akan kami bangun fasilitas MCK,” papar dia.
Baca juga: Yuks Mari Peduli Gempa Lombok
Djazuli mengimbau kepada pengungsi yang memiliki anak dan balita agar tidak segan memeriksakan kesehatan anak ke RS Lapangan. Selain pemeriksaan medis, ujarnya, RS Lapangan BSMI juga menyediakan makanan pendamping ASI dan asupan gizi tambahan untuk anak.
“Sementara untuk ibu hamil kami sudah mendatangkan dokter spesialis kandungan dengan membawa USG dari Jakarta dan pemeriksaan sudah berjalan sejak kemarin,” ujar Djazuli.
Kontak Person
Ketua Umum BSMI Djazuli Ambari 081510558942