Seruni.id – Kehadiran buah hati di dalam keluarga sudah pasti sangat dinanti-nantikan. Namun, tidak semua pasangan bisa segera memiliki momongan. Banyak dari mereka yang harus berjuang demi memiliki buah hati, salah satunya melalui program bayi tabung. Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan bayi tabung dan bagaimana proses hingga biayanya? Buat kamu yang ingin menjalani program ini, maka simak ulasan berikut ini sampai selesai, ya.
Apa itu Bayi Tabung?
In-Vitro Fertilization (IVF) alias bayi tabung merupakan proses pebuahan sel telur atau fertilisasi yang dilakukan di luar tubuh wanita. Media yang digunakan biasanya berupa cawan peteri. Setelah proses pembuahan, sel telur kemudian akan dimasukkan ke dalam rahim.
Proses Bayi Tabung
Untuk melakukan proses bayi tabung, setidaknya ada lima tahapan yang harus dilakukan, di antaranya:
1. Stimulasi Ovarium
Tahapan yang pertama yakni stimulasi ovarium, yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah sel telur yang diproduksi oleh ovarium. Semakin banyak sel telur yang bisa diambil dan dibuahi selama proses tersebut, maka akan semakin besar pula kesempatan terjadinya kehamilan.
Selama tahap stimulasi ovarium ini, biasanya pasien akan diberikan obat kesuburan untuk meningkatkan produksi sel telur. Selain itu, dookter juga akan memantau pertumbuhan dan perkembangan folikel dalam beberapa hari dengan melakukan USG dan tes darah untuk memantau perkembangan telur dalam ovarium dan mengetahui kadar hormon.
2. Pematangan Oosit (Sel Telur dalam Ovarium)
Sebelum sel telur diambil dan kemudian dipindahkan ke rahim, telur harus menyelesaikan pertumbuhan dan perkembangannya terlebih dahulu. Untuk mempercepat pematangan oosit, biasanya pasien akan diberikan suntikan human chorionic gonadotropin (hCG) agar telur matang secara maksimal.
Suntikan hormon tersebut akan dilakukan satu kali saja, tapi harus dilakukan di waktu yang tepat. Sebab, apabila disuntikkan terlalu dini, hanya akan membuat telur menjadi kurang matang. Begitupun ketika suntikkan dilakukan terlalu lama, telur malah akan menjadi terlalu tua dan tidak bisa berbuah dengan baik. Maka dari itu, untuk memastikan kapan waktu yang tepat, disarankan untuk melakukan pemeriksaan ultrasound alias USG kembali.
3. Pengambilan Sel Telur (Ovum Retrieval)
Biasanya pengambilan sel telur baru akan dilakukan sekitar 34-36 jam setelah pasien menerima suntikan hCG. Untuk mengambil sel telur, pasien akan dianastersi terlebih dahulu agar tidak merasakan sakit. Kemudian, USG tranvaginal dilakukan untuk memandu dokter dalam pengambilan sel telur.
Pengambilan sel telur dilakukan menggunakan jarum yang akan mengisap folikel dalam ovarium. Nantinya, hanya akan ada satu oosit (telur) saja tiap satu folikel yang diambil dari ovarium. Lalu, oosit akan dibawa ke laboratorium embriologi untuk dilakukan pembuahan.
4. Pembuahan Telur
Sebelumnya folikel atau telur yang dipilih adalah yang terbaik, maka selanjutnya akan dilakukan pembuahan atau iseminasi. Iseminasi adalah saat di mana sperma diperkenalkan ke telur, kemudian hasil gabungan keduanya dimasukkan ke dalam ruangan khusus. Biasanya, dalam waktu 12-24 jam, diharapkan sudah terjadi pembuahan antara sperma dengan telur.
Namun, jika suami yang mengalami masalah ketidaksuburan atau yang mempunyai kualitas sperma rendah, sperma perlu disuntikkan langsung ke masing-masing telur yang matang. Teknik ini disebut dengan intra-cytoplasmic sperm injection (ICSI).
5. Pemindahan Telur yang Sudah Dibuahi
Sebelum dilakukan pemindahan embrio, pasien akan diberikan obat hormon progesteron untuk membantu mempersiapkan dinding rahim saat menerima embrio. Setelah telur dibuahi, embrio yang dihasilkan akan disimpan selama 3-5 hari di tempat khusus sebelum dipindahkan ke rahim.
Pemindahan telur yang sudah dibuahi (embrio) biasanya dilakukan pada hari kelima setelah pembuahan, di mana embrio sudah berada pada fase blastosit. Embrio pada fase blastosit ini sudah mampu menempel dengan baik pada rahim.
Kapan Dibutuhkan Proses Bayi Tabung?
Metode kehamilan dengan proses bayi tabung, sebenarnya bukanlah satu-satunya solusi bagi pasangan yang mengalami masalah infertilitas dan masalah genetik. Ada beberapa cara lain yang bisa menjadi pilihan, seperti menggunakan obat kesuburan untuk meningkatkan produksi telur.
Namun, bagi wanita yang telah berusia 40 atau di atasnya, disarankan sebagai metode untuk mengtasi infertilitas atau ketidaksuburan. Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang kemungkinan menyebabkan wanita sulit hamil hingga disarankan untuk melakukan program bayi tabung. Di antaranya:
- Kelainan genetik.
- Kondisi kesehatan yang tengah menderita penyakit serius seperti kanker.
- Gangguan pada tuba falopi atau rahim berupa kerusakan atau sumbatan jalur sel telur.
- Adanya gangguan ovulasi yang membuat produksi sel telur minimal.
- Endometriosis.
- Produksi sperma dengan kuantitas yang rendah.
- Masalah sistem kekebalan tubuh yang menganggu sel telur atau sperma.
- Sperma yang tidak mampu melewati cairan leher rahim.
- Alasan dari masalah ketidaksuburan yang tidak diketahuai.
- Memiliki risiko penyakit keturunan.
Melalui program bayi tabung, sel telur yang sudah dibuahi dapat diksrining kode genetiknya guna mencari masalah genetik tertentu. Setelah embrio dinyatakan sehat dan tidak memiliki risiko penyakit yang dapat diturunkan, maka kemudian dapat ditanam pada rahim. Melalui bayi tabung, wanita akan memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan keberhasilan kehamilan dan memiliki bayi yang sehat.
Berapa Biayanya?
Sebelum memutuskan untuk melakukan program bayi tabung, ada baiknya untuk mencari tahu berapa biaya yang dibutuhkan. Biaya bayi tabung, tentu tidak murah, sehingga kamu harus mempertimbangkannya bersama pasangan secara matang. Meski demikian, masing-masing sarana kesehatan memiliki harga sendiri, jadi kamu harus cermat dalam memilihnya, ya.
Secara estimasi, biaya yang dibutuhkan untuk program bayi tabung di Indonesia, yakni berkisar antara 60 hingga 100 juta rupiah. Namun, harga tersebut hanya untuk prosedurnya saja, belum termasuk biaya untuk tindakan lain serta obat jika memang dibutuhkan. Karena biayanya yang cukup mahal, pastikan kamu tidak salah memilih sarana kesehatan.
Jangan tergiur dengan harga yang murah. Pastikan pula kamu mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan, dokter yang sudah berpengalaman, biaya lain di luar prosedur yang harus kamu siapkan, hingga tingkat keberhasilan prosedur bayi tabung berdasarkan kondisi kesehatanmu dan pasangan.
Faktor Penentu Keberhasilan Program Bayi Tabung
Terdapat bebrapa faktor yang dapat menentukan keberhasilan program bayi tabung. Salah satunya adalah usia perempuan. Adapun usia optimal untuk keberlangsungan program yakni sekitar 23-39 tahun, dengan presentase tertinggi adalah di bawah 35 tahun.
Faktor keberhasilan tidak hanya bergantung pada usia saja, tapi juga sejumlah faktor lainnya, termasuk sejarah reproduksi, penyebab infertilitas, dan gaya hidup. Untuk mengetahui hasilnya, sebaiknya setelah dilakukan pemindahan embrio ke rahim, kamu harus menunggu waktu selama dua minggu untuk melihat apakah kamu berhasil hamil atau tidak.
Selama waktu menunggu, sebaiknya kamu melakukan aktivitas sehari-harin seperti biasanya. Jangan buat diri kamu stres dengan memikirkan kehamilan kamu ya. Karena kalau kamu stres justru hal itu bisa menjadi faktor penghambat kehamilannya berhasil.
Demikianlah informasi yang dapat Seruni bagikan tentang bayi tabung. Bagi kamu yang ingin melakukannya, pastikan segalanya telah kamu persiapkan, ya. Mulai dari fisik, mental, hingga finansial. Semoga bermanfaat.