Seruni.id – Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa saat ini terdapat dua macam tes yang dilakukan guna mengetahui seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak. Yakni test PCR (Polymerase Chain Reaction) dan rapid test. Kedunya tentu memiliki cara dan kualitas yang berbeda.
Meski test PCR dan rapid test memiliki fungsi dan tujuan yang sama, hanya saja hasil yang didapatkan dari keduanya berbeda. Menurut medis, rapid test kurang akurat dibandingkan test PCR. Hasil pemeriksaan dari rapid test tetap harus dilanjutkan dengan pemeriksaan PCR, tujuannya untuk mengetahui diagnosis Covid-19 yang benar dan akurat.
Walaupun kedua test ini sudah berjalan beberapa bulan ini, tapi masih banyak orang yang belum tahu bagaimana cara membaca hasil test PCR dan rapid test. Sebenarnya, bagaimana sih cara memahami hasil dari kedua pemeriksaan tersebut? Berikut ulasannya.
1. Mengetahui Cara Kerja Test PCR
Test PCR merupakan metode yang dilakukan untuk mendeteksi virus dengan cara sederhana dan dainggap lebih akurat daripada test lainnya. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel dari saluran pernapasan dengan teknik swab nasofaring guna mendeteksi adapa infeksi atau tidak.
Nantinya cairan yang sudah diambil akan diberi beberapa larutan kimia untuk mengekstrak RNA. Setelah itu, RNA akan ditranskipkan secara terbalik menjadi DNA dengan menggunakan enzim tertentu. Apabila dari sampel tersebut terdeteksi virus, maka akan menempel pada DNA. Ketika cairan tersebut dimasukkan ke dalam mesin RT-PCR, hasil akan keluar.
Setelah Salinan baru dari DNA sudah keluar akan melepaskan pewarna flueoresen. Jumlah flueoresen yang melebihi batas menunjukkan bahwa terdapat virus Covid-19.
2. Mengetahui Cara Kerja Rapid Test
Rapid test merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mendeteksi virus Corona, dan hasilnya akan terlihat setelah 10-15 menit permeriksaan dilakukan. Karena hasilnya lebih cepat untuk kita ketahui, sehingga membuat test yang satu ini memiliki akurasi yang rendah. Berbeda dengan test PCR, rapid test dilakukan dengan mengambil sampel darah untuk memeriksa antibodi dalam tubuh seseorang.
Hasil darah yang diambil akan digunakan untuk mendeteksi antobodi lgG dan lgM terhadap Covid-19. Rapid test memiliki tiga indikator yang berbeda, di antaranya yaitu C (control), lgGm dan lgM. Indikator IgG merupakan antibodi yang sudah terbentuk setelah terpapar virus Covid-19, sedangkan IgM mulai terbentuk setelah terpapar virus.
3. Cara Membaca Hasil Test PCR dan Rapid Test
Berikutnya adalah membaca hasil dari kedua test tersebut. Pada rapid test akan terdapat keterangan IgM (Immunoglobulin M) dan IgG (Immunoglobulin G) yang merupakan simbol antibodi. Meski menunjukkan hasil reaktif, namun belum tentu benar-benar positif Covid-19. Nah, untuk memastikan apakah benar terjangkit atau tidak, maka kita disarankan untuk melakukan test PCR. Begitupun dengan hasil negatif pada rapid test juga belum tentu terbebas dari Covid-19 karena virus baru bekerja setelah beberapa hari tertular. Untuk memastikannya sebaiknya lakukan kembali rapid setelah 10-14 hari.
Sementara untuk hasil PCR yang menunjukkan negatif, maka menandakan bahwa sama sekali tidak terjangkit virus corona. Dan jika menunjukkan positif, berarti memang benar-benar terpapar Covid-19. Kalau sudah seperti ini, maka harus segera melakukan isolasi mandiri. Meskipun harga test PCR terbilang lebih mahal daripada rapid tes dan antigen, tapi hasilnya lebih pun akurat.
Baca Juga: Tujuan dan Prosedur Penting Melakukan Swab Test Corona
tulah cara membaca kedua pemeriksaan yang saat ini sering kali dipakai untuk mendeteksi adanya virus corona. Diagnosis awal sangatlah penting guna membantu mempercepat penanganan untuk mengatasi virus corona. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya!