Cara Mendidik Anak Agar Tidak Terjerat LGBT

gacatara,com

Seruni.id – Lesbi, gay, bisexual dan trangener (LGBT) merupakan sebuah prilaku yang menyimpang, dan sangat bertentangan dengan agama. Hal tersebut dapat membahayakan banyak kalangan, terutama anak-anak. Untuk itu, sebagai orangtua mulailah mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai agama pada anak. Serta melakukan beberapa cara yang telah dianjurkan Rasulullah agar anak tidak terjerat LGBT, berikut uraiannya.

[read more]

Hasil gambar untuk agar anak tidak terjerat lgbt
validnews.co

1. Memisahkan Tempat Tidur Anak

Jika anak-anak telah memasuki usia tujuh tahun, sebaiknya pisahkan tempat tidur mereka dari kalian. Sebab, pada umur-umur tertentu anak-anak telah mempunyai kesanggupan untuk menyadari perbedaan kelamin. Hal ini umumnya dicapai oleh anak yang telah berumur 10 tahun.

Umur inilah yang disebut dengan sinnut tamyiz. Mencegah kerusakan harus segela didahulukan dari pada mendapatkan keuntungan. Keuntungan membiarkan anak laki-laki dan perempuan sekamar tidur tidak ada. Tetapi, kerugiannya jelas besar, yakni kemungkinannya terjadi pelanggaran keasusilaan secara Islam.

“Suruhlah anak-anak kalian untuk shalat bila mereka telah berumur 7 tahun. Pukullah mereka karena tidak shalat bila telah berumur 10 tahun. Pisahkanlah mereka dari tempat tidur kalian.” (HR. Ibnu Abi Syaibah, Abu Daud, Ad-Daruquthni, Al-Hakim, baihaqi, dan Ahmad).

2. Ajari Olahraga dan Berikan Mainan Sesuai Gendernya

Cara yang kedua agar anak tidak terjerat LGBT yaitu, orangtua harus bisa mengajari anak melakukan berbagai aktivitas atau hal yang positif, salah satunya adalah berolahraga seperti memanah, berenang, ataupun berkuda. Rasulullah juga menganjurkan agar memberi anak mainan sesuai dengan gendernya. Hal bertujuan agar anak bermain dengan anak-anak lain yang sesama gendernya, menghindari anak untuk berperilaku seperti lawan jenis karena terlalu sering bermain bersama lawan jenis.

“Ajarilah anak-anak (laki-laki) kalian berkuda, berenang dan memanah” (Riwayat Sahih Bukhari/Muslim).

Dari Aisyah R.A “Aku biasa bermain-main dengan anak-anakan perempuan (boneka perempuan) di sisi Rasulullah SAW dan kawan-kawanku datang kepadaku, kemudian mereka menyembunyikan boneka-boneka tersebut karena takut kepada Rasulullah SAW tetapi Rasulullah SAW malah senang dengan kedatangan kawan-kawanku itu, kemudian mereka bermain-main bersama aku.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Dalam sebuah riwayat dijelaskan: “Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. pada suatu hari bertanya kepada Aisyah: Apa ini? Jawab Aisyah: Ini anak-anak perempuanku (boneka perempuanku); kemudian Rasulullah bertanya lagi: Apa yang di tengahnya itu? Jawab Aisyah: Kuda. Rasulullah bertanya lagi: Apa yang di atasnya itu? Jawab Aisyah: Itu dua sayapnya. Kata Rasulullah: Apa ada kuda yang bersayap? Jawab Aisyah: Belumkah engkau mendengar, bahwa Sulaiman bin Daud as mempunyai kuda yang mempunyai beberapa sayap? Kemudian Rasulullah tertawa sehingga nampak gigi gerahamnya.” (Riwayat Abu Daud).

3. Ajari Anak Menutup Aurat

Ketika seorang anak sudah memasuki usia aqil baligh, Rasulullah juga menganjurkan orangtua untuk mengajari anak menutup auratnya sesuai dengan gendernya masing-masing. Laki-laki menutup aurat dari pusar hingga lutut, perempuan menutupi seluruh tubuhnya kecuali tangan dan muka. Dengan menutup aurat bisa melindungi anak dari perbuatan buruk, seperti pelecehan seksual, perzinaan dan lain sebagainya.

“Hai Asma, sesungguhnya perempuan itu apabila telah sampai umur/dewasa, maka tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan ini dan ini. Rasulullah berkata sambil menunjukkan kepada muka dan telapak tangan hingga peregelangannya sendiri.” (HR. Abu Dawud dan Aisyah).

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]

Cara Mengajari Anak Perempuan untuk Berhijab Sejak Usia Dini
[/su_box]

4. Perkuat Ilmu Agama dan Ceritakan Kisah-kisah Tuntunan, Khususnya Tentang Nabi Luth

Agama merupakan fondasi penting untuk membentuk karakter anak sejak dini. Langkah awal mendidik anak dijadikan contoh bagi mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, ajarkan anak ilmu agama dalam setiap kegiatan. Sering-sering menceritkan kisah keagaman, seperti kisah Nabi Luth dan para sahabtanya. Karena cerita tersebut berkaitan dengan kasus ini.

5. Berikan Pemahaman Tentang Perbedaan Laki-laki dan Perempuan

Terakhir, berikan mereka pehaman tentang bedanya laki-laki dan perempuan setelah memasuki aqil baligh. Ajarilah mereka untuk berpenampilan dan berbuat sesuai dengan kodratnya.

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Bukhari no. 5885).

Hal serupa juga tertulis di dalam Al-Qur’an:

“Allah akan melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, begitu pula wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Ahmad no. 3151, 5: 243. Sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari).

[/read]