Seruni.id – Inner child adalah istilah yang digunakan dalam psikologi untuk menggambarkan bagian dari diri seseorang yang merupakan refleksi dari masa kanak-kanak atau masa kecilnya.
Ini adalah aspek emosional, psikologis, dan kreatif dari diri yang terbentuk selama masa perkembangan awal individu, terutama selama masa kanak-kanak (biasanya dari lahir hingga sekitar usia 12 tahun).
Istilah “inner child” mengacu pada pengalaman, perasaan, dan ingatan yang mungkin telah terpendam atau terlupakan di dalam diri seseorang. Misalnya yang berkaitan dengan luka masa kecil hingga menyebabkan trauma. Di mana trauma tersebut akan membekas ketika ia tumbuh dewasa.
Kondisi tersebut, kerap disebut dengan inner child yang terluka, sehingga terkadang, luka tersebut menjadi penghambat kehidupannya. Lalu, apa saja sih penyebab luka-luka masa kecil yang menyebabkan trauma inner child dan bagaimana cara menghilangkannya?
Penyebab Inner Child Terluka
Perlu kamu ketahui, bahwa banyak sekali hal-hal yang memicu inner child trauma atau terluka. Di antaranya seperti:
- Pola asuh yang salah (Tiger parenting, helicopter parenting, dan lain-lain).
- Kekerasan, baik secara emosional, fisik, maupun seksual.
- Diskriminasi.
- Bullying.
- Perpecahan dalam keluarga.
- Kejadian traumatis seperti kecelakaan, bencana alam, perang, dan sebagainya.
Bagaimana Cara Menyembuhkan Inner Child yang Terluka?
Namun, kamu tenang saja, inner child yang terluka masih bisa disembuhkan dengan berbagai cara, misalnya:
1. Menulis Jurnal
Kalau kamu hobi menulis, journaling bisa menjadi aktivitas yang bisa kamu lakukan untuk menjaga kesehatan mental. Sebab, dengan menulis jurnal, maka kamu bisa meluapkan emosi, mencurahkan keluh kesah, dan merefleksikan pengalaman yang kamu alami.
2. Lakukan Meditasi
Meditasi juga bisa menjadi kegiatan yang baik untuk kesehatan mental. Ada banyak manfaat jika kamu melakukan meditasi, seperti mengurangi stres, membuat diri menjadi lebih tenang, serta bisa menyeimbangkan kembali emosi yang dialami.
3. Lakukan Hobi yang Menyenangkan
Regulasi emosi dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan. Misalnya, seperti olahraga, melukis, hiking, dan lain sebagainya, sehingga emosi bisa teregulasi dengan baik.
4. Cobalah Memahami Diri
Cobalah pahami dirinya dan kenali emosi yang sedang dirasakan. Cara ini bagus untuk lebih dalam mendengarkan dan mengerti apa yang kamu rasakan. Belajar menerima dan memahaminya dan hindari bersikap denial sehingga kamu lebih bisa menerima diri dengan terbuka.
5. Menerima yang Sudah Terjadi
Salah satu alasan mengapa kita sulit memulihkan diri adalah nggak mau menerima apa yang telah terjadi. Kamu sibuk menyalahkan diri sendiri atau orang lain, atau bahkan bersikap denial. Karenanya, kamu perlu belajar untuk menerima apa yang telah terjadi.
Baca Juga: Fatima, Gadis Kecil Suriah yang Hidup Tanpa Masa Kecil
Ingatlah bahwa merawat inner child bukanlah untuk menghilangkannya, tetapi untuk memperkuat koneksi positif dan sehat dengan dirimu sendiri. Hal ini dapat membantu kamu tumbuh dan berkembang sebagai individu yang lebih bahagia dan seimbang secara emosional. Jika kamu merasa kesulitan atau terbebani oleh masalah psikologis yang serius, selalu ada manfaat dalam mencari bantuan profesional untuk mendukung proses penyembuhanmu.