Seruni.id – Lagi, Indonesia dibuat bangga oleh seolah anak buruh tani, yang juga merupakan seorang mahasiswa Politeknik Negeri Semarang. A Nur Fatkhul Cholbi berhasil menjadi juara pada Kompetetisi Elektronika Internasional di Abu Dhabi. Usahanya selama ini sukses mengantarkan Cholbi menyabet medali emas dalam ajang World Skill Asia 2018.
Mahasiswa Teknik Elektro semester 1 itu menjuarai kompetisi bidang Refrigeration and Air Conditioning, yang digelar tanggal 27 hingga 29 November 2018 lalu. Ia berhasil membuat 9 peserta lain dari berbagai negara bertekuk lutut.
“Lawan yang paling kuat yaitu Malaysia, Filipina, UEA, dan India,” kata Cholbi saat ditemui di kampusnya beberapa waktu lalu.
Kompetisi yang ia ikuti yakni seputar pengetahuan soal elektronika mesin pendingin. Para peserta diberikan modul untuk diselesaikan menjadi alat pendingin, yang hawa panas dari mesinnya juga bisa dimanfaatkan.
“Jadi alatnya membuat es seperti arena ice skating itu, tapi panasnya juga bisa dimanfaatkan untuk tenaga,” ujar Cholbi.
Dengan dibatasi waktu, ternyata hanya 3 orang yang bisa menyelesaikannya. Namun, nilai Cholbi sama dengan peserta dari Malaysia, maka juri pun memutuskan untuk keduanya mendapatkan medali emas.
“Menangnya dari segi proses mengikuti rule, memperhatikan kinerja, dan keselamatan kerja, serta kebersihan. Dan hasilnya sesuai, sistemnya normal,” jelas mahasiswa asal Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, tersebut
Putra ketujuh dari tujuh bersaudara pasangan petani sederhana Kambali dan Tunut itu pun sudah berjuang sejak masih sekolah di SMKN 2 Kendal, Jurusan Teknik Pendingin dan Tata Udara. Ketertarikannya di bidang tersebut kini terbukti mampu mengantarnya menjadi juara dalam kompetisi yang ia ikuti.
“Sewaktu SMK, juara 1 tingkat provinsi, terus tingkat nasioal juara 1. Masuk Polines dapat panggilan untuk tingkat Asia Tenggara di Bangkok, dapat perunggu,” tandasnya.
Dalam perjalanannya mengikuti kompetisi, dia harus merelakan beasiswa bidik misinya, karena mau tidak mau harus cuti selama 9 bulan, untuk pelatihan hingga maju ke tingkat Asia di Abu Dhabi kemarin. Namun, kini pengorbanannya seolah terbayar dengan mendapatkan medali emas.
Baca Juga: Inspiratif! Pemilik Kafe ini Gak Ragu untuk Pekerjakan Orang-orang Difabel. Salut!
“Bapak dan ibu buruh tani, penggarap lahan orang. Saya kuliah dapat bidik misi, tapi putus karena harus cuti 9 bulan,” katanya.
Bukan tanpa halangan, saat ia harus berangkat ke luar negeri untuk mengikuti lomba, biaya pun ia tanggung sendiri untuk tiket pesawat. Alhasil, uang lomba sebelumnya pun ia gunakan untuk berangkat, ditambah bantuan dari beberapa pihak.
“Saya memang suka bidang ini. Pengin jadi ahlinya, dan saya senang berinovasi,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Polines, Ir. Supriyadi, mengatakan pihaknya memberikan apresiasi kepada mahasiswa berprestasi. Hal yang bisa diusahakan adalah memberikan beasiswa kepada Cholbi.
“Nanti kita usahakan memberikan beasiswa, tapi ya tidak sebesar bidik misi,” kata Supriyadi.
Selamat dan jangan mudah puas ya, Cholbi!