Siapa sih yang nggak suka minuman manis? Mulai dari es teh manis, kopi susu kekinian, hingga soda dingin yang menyegarkan di tengah teriknya matahari.
Tapi, pernahkah kita berpikir, apa kabar ginjal kita setelah menenggak semua itu?
Ginjal, organ kecil berbentuk kacang merah ini, punya peran vital dalam tubuh kita.
Mereka bertugas menyaring racun dan limbah dari darah, menjaga keseimbangan cairan, serta mengatur tekanan darah.
Namun, kebiasaan mengonsumsi minuman manis secara berlebihan bisa membuat ginjal kita kewalahan.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Clinical Journal of the American Society of Nephrology, konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis hingga 61 persen.
Belum lagi, asupan gula berlebih juga berpotensi memicu diabetes, yang pada akhirnya dapat merusak fungsi ginjal.
Dr. Elizabeth Yasmine Wardoyo, Sp.PD-KGH, spesialis penyakit dalam subspesialis ginjal hipertensi, mengungkapkan bahwa banyak pasien gagal ginjal yang ia tangani memiliki kebiasaan mengonsumsi minuman manis secara berlebihan.
“Terlalu banyak mengonsumsi minuman dengan kadar gula yang tinggi bisa menjadi salah satu penyebab seseorang mengalami gagal ginjal di usia muda,” ujarnya.
Selain itu, minuman manis dalam kemasan seringkali mengandung pengawet dan pewarna buatan yang dapat membebani kerja ginjal.
Kombinasi antara gula tinggi dan bahan kimia tambahan ini bisa menjadi bom waktu bagi kesehatan ginjal kita.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Pertama, mulailah mengurangi konsumsi minuman manis.
Gantilah dengan air putih yang lebih sehat dan membantu ginjal bekerja optimal.
Jika ingin rasa, tambahkan irisan lemon atau daun mint ke dalam air Anda. Kedua, perhatikan asupan gula harian.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan konsumsi gula tidak lebih dari 25 gram per hari untuk orang dewasa.
Ingat, menjaga kesehatan ginjal berarti menjaga kualitas hidup kita.
Jadi, sebelum menenggak minuman manis berikutnya, pikirkan kembali dampaknya bagi ginjal Anda. Lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?