Seruni.id – Fobia sosial atau social anxiety disorder merupakan sebuah kondisi di mana seseorang mengalami kecemasan ketika melakukan aktivitas dan interaksi sehari-hari dengan orang di sekitarnya. Sosialisai seolah menjadi hal yang menakutkan bagi penderitanya, sehingga ia tidak suka berada dalam keramaian dan lebih senang menyendiri.
Mengapa Bisa Terjadi?
Fobia sosial tidak diketahui penyebabnya secara pasti. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa fobia ini tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik, namun dipicu oleh oleh gabungan dari faktor genetik, lingkungan, serta pengalaman buruk seperti pelecehan seksual, bullying, dan kekerasan di dalam keluarga.
Hal ini mungkin saja terjadi pada seorang anak akibat meniru tingkah laku orangtuanya yang juga mengalami fobia sosial. Bisa juga seorang anak mengalami social anxiety disorder karena faktor lingkungan keluarga yang memperlakukannya dengan terlalu protektif.
Kondisi ini juga mungkin saja berkaitan dengan kondisi fisik seseorang. Ada zat kimia di dalam otak yang berfungsi membantu mengatur suasana hati. Zat tersebut bernama serotonin. Gangguan kecemasan mungkin juga disebabkan karena adanya kekurangan serotonin.
Kemungkinan lain tentang penyebab terjadinya ketakutan dalam bersosialisasi ada hubungannya dengan amigdala. Amigdala adalah struktur yang berada di otak, yang mengendalikan pikiran atau perasaan akan rasa cemas, serta mengatur respons terhadap ketakutan. Fobia sosial bisa terjadi jika amigdala bekerja terlalu aktif.
Apa Saja Gejala Fobia Sosial?
Jika kamu mengalami ketakutan dalam bersosialisasi, kamu akan merasa cemas hingga panik dan ketakutan saat akan bertemu orang lain atau berada di tempat umum. Alasannya, kamu merasa malu yang berlebihan atau takut diperhatikan, dinilai, serta dikritik oleh orang lain.
Rasa cemas yang berlebihan bisa terjadi kerana merasa orang lain selalu memerhatikan. Kamu pun takut melakukan sesuatu di hadapan umum karena takut orang lain akan mengolok-olok atas segala sesuatu yang kamu lakukan.
Interaksi sosial yang dianggap biasa namun menjadi masalah bagi penderita social anxiety disorder diantaranya adalah berbicara dengan orang asing, melakukan kontak mata, kencan, memasuki ruangan yang penuh dengan orang, memulai pembicaraan, bahkan pergi ke sekolah atau tempat kerja.
Orang-orang dengan fobia ini juga mungkin saja tidak masuk sekolah atau absen dari pekerjaan selama berhari-hari, karena takut bicara dan tampil di hadapan umum. Ia cenderung menghindari bertemu dengan orang lain selain keluarga, dan takut bersama-sama dengan orang lain. Akibatnya, ia akan sulit mendapat teman serta cenderung tidak mampu menjaga pertemanan.
Selain itu, beberapa gejala fobia sosial yang dapat dikenali berupa:
• Merasa sangat takut ada orang yang mengetahui bahwa dirinya sedang gugup.
• Merasa sangat cemas ada orang yang mengetahui dirinya stres.
• Menghindari acara pesta, karena tidak senang berada di tempat yang banyak orang.
• Menghindari makan, minum, atau bekerja di tempat umum.
• Tidak mau menggunakan toilet umum.
• Tidak mau menerima panggilan telepon.
• Tidak mau pergi ke tempat ramai seperti pusat perbelanjaan.
Para penderita social anxiety disorder juga dapat mengalami gejala fisik, terutama jika perasaan takut dan cemas sedang timbul. Gejala fisik tersebut seperti tubuh berkeringat atau gemetar, kelelahan, wajah atau pipi memerah, detak jantung menjadi lebih cepat, sakit kepala, sulit bernapas, otot terasa tegang, mual, diare, sulit berbicara, pusing, merasa ingin pingsan dan perut terasa tidak enak.
Fobia Sosial Lebih dari Sekedar Pemalu
Walaupun fobia ini ditandai dengan sikap tidak nyaman berada di tempat umum atau di tengah-tengah orang lain, kondisi ini jauh berbeda dengan sifat pemalu. Orang yang memiliki sifat pemalu mungkin merasa cemas atau malu, sesaat atau pada saat berada di tempat umum atau berbicara di depan umum.
Sementara, orang yang takut bersosialisai sudah merasa cemas, takut, dan panik, jauh hari sebelum berbicara di depan umum atau berada di tengah-tengah orang lain. Gejala seperti jantung berdebar lebih kencang dan sulit fokus pada keadaan juga terjadi jauh sebelum Anda harus berbicara di depan umum.
Perbedaan lain antara sifat pemalu dan social anxiety disorder adalah, sifat pemalu berlangsung hanya sementara atau jangka pendek. Kondisi ini juga tidak mengganggu kehidupan sosial, seperti sekolah, bekerja, dan hubungan pertemanan. Sementara, orang dengan fobia sosial mengalaminya dalam jangka panjang, hingga mengganggu kehidupan sosialnya.
Baca Juga: Tipe Kepribadian : Extrovert, Introvert, atau Ambievertkah kamu? Yuk Cari Tahu di Sini
Bagaimana Cara Mengatasinya?
• Untuk bisa nyaman di keramaian atau bersosialisasi, maka kamu harus belajar untuk nyaman dengan diri sendiri terlebih dahulu. Karena ketika kamu merasa nyaman dengan diri sendiri, maka energinya akan terpancar keluar, dan dunia luar akan mengikuti. Jangan kaget jika kamu tiba-tiba disukai oleh banyak orang karena energi positif yang membuat orang lain nyaman bersama kamu. Untuk meraih hasil seperti ini memang butuh latihan percaya diri yang mungkin tidak instan, tapi sebaiknya dilakukan secara rutin agar kamu menjadi pribadi yang lebih percaya diri.
• Belajar menyadari bahwa ilusi ketakutan yang kamu alami belum tentu akan terjadi, bahkan meskipun pernah terjadi bukan berarti akan terus menerus terjadi sepanjang hidup kamu. Karena itu kamu juga harus belajar melepaskan diri dari minta pengakuan orang lain akan kesempurnaan kamu, karena pada dasarnya tidak ada orang yang sempurna, bahkan orang yang paling sempurna menurut persepsi kamu pun pasti tetap punya kekurangan, sebab yang namanya kesempurnaan itu adalah adanya kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi.
• Fokus pada hal yang kamu inginkan. Jika selama ini kamu terlalu berfokus pada kekhawatiran dan ketakutan saat bersosialisasi, maka pikirkanlah hal yang sebenarnya kamu inginkan, apa yang akan kamu rasakan jika kamu bisa bergaul secara wajar dan disukai banyak orang? Apa yang akan kamu rasakan jika keramaian tidak lagi membuat kamu mengalami kecemasan? Gantilah fokus kamu pada hal yang lebih memberdayakan.