Kenaikan harga tiket pesawat lokal yang melebihi penerbangan internasional kerap menimbulkan keluhan dari para traveler. Menurut Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia (INACA), meskipun jumlah penumpang meningkat, banyak maskapai masih mengalami kerugian. Salah satu penyebab utamanya adalah biaya operasional yang tinggi, terutama harga avtur yang lebih mahal dibanding negara tetangga dan sistem antre udara yang tidak efisien, yang meningkatkan konsumsi bahan bakar.
Selain itu, biaya non-operasional seperti pajak dan bea masuk juga turut membebani maskapai. Data dari Kementerian Keuangan Indonesia menunjukkan bahwa pajak dan bea masuk untuk komponen pesawat bisa mencapai 20-30% dari nilai barang. Ketidakefisienan dalam operasional yang dibiarkan dalam jangka panjang dapat membahayakan keberlangsungan bisnis maskapai. Ini mirip dengan kasus bisnis ritel dan jasa lainnya yang terpaksa melakukan efisiensi besar-besaran atau bahkan menutup operasi akibat operasional yang buruk.
Pengusaha yang kurang paham mengenai manajemen operasional sering kali mengalami kebocoran biaya yang tidak terdeteksi, sehingga memengaruhi profitabilitas perusahaan. Untuk mengatasi masalah ini, beberapa langkah strategis seperti audit operasional, implementasi teknologi, pelatihan karyawan, dan benchmarking dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan profit perusahaan. Riset dari Harvard Business Review mendukung pendekatan ini sebagai cara meningkatkan profitabilitas perusahaan melalui efisiensi operasional.
Hadi Kuncoro, seorang praktisi berpengalaman dalam manajemen rantai pasokan dan operasional, menawarkan solusi bagi para pemilik bisnis yang ingin meningkatkan profit melalui efisiensi operasional. Dengan pengalaman di perusahaan besar seperti Eiger dan Zalora, Hadi dapat membantu perusahaan sistematis dalam mengelola operasional. Untuk informasi lebih lanjut, pemilik bisnis dapat mendaftar workshop Sekolah COO melalui kontak yang disediakan.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES
