Seruni.id – Lebaran tiba. Hari kemenangan untuk umat Islam setelah berpuasa satu bulan lamanya hadir. Lalu, kue kering apa yang terlintas saat bersilahturahmi Lebaran? Langsung terbayang nastar dan kastengel?
Sangat mungkin setiap orang punya selera yang berbeda-beda. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri, nastar dan kastengel tak akan ketinggalan jadi kue favorit kala Lebaran. Benar tidak?
Yuks mengenal nastar dan kastengel serta alasannya kenapa kedua kue kering ini identik dengan kue lebaran.
1. Nastar
Asla kata nastar dari bahasa Belanda, yaitu ananas dan taartyang berarti tart nanas atau kue nanas. Sebenarnya kue asal Belanda ini awalnya diisi blueberri dan apel.
Karena blueberri dan apel tak mudah ditemukan di Indonesia, maka isi nastar pusn diganti dengan nanas. Bentuk nastar pada mulanya bulat. Namun kini, bentuk nastar kian bervariasi.
Ternyata juga nastar dianggap memiliki pengaruh dari budaya China. Nastar memiliki makna yang berasal dari budaya Imlek. Nastar pada budaya imlek tersebut diibaratkan bola-nola emas yang membawa keberuntungan di tahun selanjutnya, akhirnya merakyat.
Baca juga: Kisah Dibalik Lezatnya Kuliner Khas Lebaran
2. Kastengel
Sama dengan nastar, kastengel juga dianggap berasal dari Belanda. Kastengel sendiri berasal dari kata kaas dan stengels yang berarti keju batangan.
Pada awalnya jika di Indonesia kastengel ini dibuat dengan ukuran persegi panjang pendek, maka kastengel di Belanda dibuat dengan ukuran yang panjang mencapai 30 cm lho.
Saat ini, seiring perkembangan zaman dan waktu, kedua jenis kue kering ini mengalami perubahan dan modifikasi. Beberapa modifikasi yang dilakukan terjadi pada bentuk dan juga isian yang lebih bervariasi.
Nastar yang memiliki cita rasa yang legit, tak terlalu manis, dan fruity dari tambahan nanas di dalamnya adalah kunci mengapa nastar bisa jadi idola. Begitu pula dengan kastengel. Katengel, kue yang punya tekstur lumer di mulut dengan garingnya parutan keju di atas dan di dalamnya memberikan kenikmatan tersendiri bagi yang memakannya.
Banyak yang mengakui bahwa pesona nastar dan kastengel ini terletak pada nostalgia dan kenangan yang ada di dalam tiap gigitannya. Bisa jadi karena nastar dan kastengel sudah lama sekali keberadaannya sejak dari zaman Belanda di setiap momen perayaan.
Sebab sejak lama sekali kebiasaan untuk menyuguhkan nastar dan kastengel sudah ada dan tak bisa dilepaskan, maka lebih seperti sebuah tradisi atau kebiasaan yang sudah lekat di masyarakat. Jadi kalau kedua kue ini dalam suatu perayaan tidak ada, orang akan mencari dan menanyakannya.
Walaupun dari masa ke masa, jenis kue kering juga semakin bertambah. Tak cuma nastar dan kastengel, kue kering kini sudah punya banyak variannya. Varian kue kering seperti pralina rings, choco chips, green tea, dan lainnya sudah ikut menemani keberadaan nastar dan kastengel dalam suatu perayaan. Hanya saja, tak bisa dipungkiri kalau nastar dan kastengel masih tetap punya hati di banyak orang.
Ibaratnya, walaupun dikasih kue lainnya, tapi nastar dan kastengel ini tetap harus ada dalam suatu perayaan. Walaupun di setiap rumah nastar dan kastengel sudah ada, tapi masih bakal dicari karena di setiap rumah rasanya pasti beda-beda. Hal tersebut dikarenakan nastar dan kastengel memang menjadi kue kering terfavorit karena sudah cocok dan akrab di lidah orang Indonesia.