Seruni.id – Memasuki trimester ketiga kehamilan, mungkin banyak dari mereka yang sudah membayangkan akan melahirkan bayi dengan cara apa, normalkah? atau justru harus melalui operasi caesar? Kedua hal tersebut tentu menjadi kekhawatiran bagi setiap ibu hamil.
Tentunya besar harapan mereka untuk bisa melahirkan secara normal, namun apadaya ketika mereka terpaksa melahirkan melalui bantuan pembedahan yang dilakukan oleh tim medis dikarenakan beberapa kondisi pada tubuh ibu dan bayi yang mengaruskan ibu hamil menjalani operasi caesar.
Misalnya saja, ibu hamil mengalami kondisi tekanan darah yang tidak stabil, preeklamsia, plasenta previa, atau kondisi gawat janin, yaitu sebuah kondisi di mana janin tdak memenuhi tuntutan persalinan. Jika sudah seperti ini, tidak perlu bersedih apalagi kecewa.
Ingat ya, semua ini dilakukan tentunya untuk keselamatan ibu dan bayi. Nah, berikut Seruni akan menjelaskan perbedaan antara melahirkan bayi secara normal maupun melalui operasi caesar. Selain itu, Seruni juga akan menjelaskan proses kelahiran bayi. Simak baik-baik, ya.
Melahirkan Secara Normal
Pada proses terjadinya persalinan normal, tanda melahirkan akan diawali dengan datangnya kontraksi yang rutin. Ada empat tahapan yang akan dilalui saat akan menjalankan persalinan normal.
• Tahap pertama
Tahap ini terdiri dari fase persiapan, fase aktif, dan fase transisi (pembukaan penuh) yang biasa disebut sebagai persalinan kala 1. Di fase ini, umumnya mereka yang akan melahirkan dibantu mengosongkan kandung kemih dengan bantuan selang kecil (kateter). Mengosongkan kandung kemih merupakan sebuah cara penting agar tidak menghambat kontraksi dan turunnya janin ke jalan lahir.
• Tahap kedua
Tahap kedua merupakan puncak kelahiran bayi atau tahap di mana sang ibu akan diminta untuk mengenjan dan mendorong bayi keluar dari rahim. Ini bisa juga disebut dengan persalinan kala II, pada tahapan ini bidan atau dokter akan membantu-mu untuk memastikan presentasi atau letak bayi siap untuk persalinan. Misalnya, letak bahu atau bokong bayi juga posisi bokong ibu.
• Tahap ketiga
Ketika bayi lahir, plasenta atau sering disebut ari-ari pun keluar. Kondisi ini terjadi pada tahapan ketiga, atau bisa juga disebut dengan persalinan kala III. Pada umumnya, tahapan ini akan berlangsung sekitar 15-30 menit sesudah bayi lahir.
• Tahap keempat
Sementara, pada tahapan ini, ibu yang baru melahirkan masih harus diobservasi atau berada dalam pengawasan dokter selama 2×60 menit. Apa sih yang diawasi? Penting diketahui, mereka mengawasi tanda-tanda vital, seperti terjadinya kontraksi, pendarahan, hingga kemampuan berkemih.
Dan pada umumnya, proses melahirkan bayi secara normal lebih cepat pulih dibandingkan dengan operasi caesar.
Melahirkan dengan Operasi Caesar
Bedah caesar atau disebut juga dengan seksio sasarea adalah proses persalinan dengan melalui penbedehan di mana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk mengeluarkan bayi.
Bedah caesar pada umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan karena berisiko kepada komplikasi medis lainnya. Sebuah prosedur persalinan dengan pembedahan umumnya dilakukan oleh tim dokter yang beranggotakan spesialis kendungan, anak, anastesi, serta bidan.
Pada operasi caesar, ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh ibu hamil, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Daerah rambut pada kemaluan nantinya akan dicukur. Dan mereka yang akan melahirkan secara caesar juga akan dipasangkan selang kecil (kateter) ke dalam kandung kemih agar tetap kosong dan tidak menghambat kerja dokter.
2. Pada bagian perut, akan diletakkan kain-kain yang steril. Di permukaan perut, juga akan diolesi dengan cairan antiseptik.
3. Kain dibentangkan di sekitar pundak, tujuannya agar pasien yang akan melakukan operasi caesar tidak melihat sayatan yang akan membuat mereka tegang dan takut.
4. Selain itu, dokter juga akan memberikan obat bius, biasanya bius yang dipakai berjenis epidural yang bersifat lolak. Pembiusan ini dilakukan melalui suntikan tempat di lokasi tertentu dari ruas tulang belakang. Ketika penyuntikan, posisi tubuh akan berbaring menyamping, menekuk tubuh hingga lutut menyentuh dahi.
5. Setelah yakin anestasi berfungsi, dokter akan membuat sayatan sekitar 20 cm tepat di atas tulang kemaluan. Kemudian, dibuat pula sayatan kedua pada bagian bawah rahim. Apabila kantung ketuban belum pecah, maka akan dipecahkan dan cairannya disedot keluar.
6. Bayi akan dikeluarkan melalui saytan tersebut, dengan cunam, yaitu alat kebidanan untuk melahirkan janin dengan tarikan pada kepalanya. Kamu bisa melihat keluarnya bayi dengan meminta dokter sedikit menurunkan layar.
7. Hidung dan mulut bayi akan disedot, kamu akan mendengar suara tangisannya dan melihat tali pusat. Nantinya, tali pusat tersebut akan dijepit dan digunting. Setelahnya, bayi akan diletakkan di dada untuk melakukan inisiasi menyusu dini (IMD).
8. Dokter akan mengeluarkan plasenta, sisa darah, dan sisa selaput ketuban, dinding selaput lendir rahim dan lemak dari badan bayi di rahim serta sayatan akan dijahit kembali.
9. Oksitosin disuntikkan ke dalam otot atau melalui botol infus untuk membantu kontraksi rahim agar pendarahan terkendali. Antibiotik pun akan diberikan melalui intervena untuk mengurangi infeksi.
10. Selanjutnya, dokter akan memberikan obat penghilang rasa nyeri sesuai dosis, sehingga kamu bisa beristirahat. Obat tersebut tidak akan masuk ke kolostrum, sehingga aman bagi ibu menyusui.
Selama proses persalinan caesar, kamu tidak akan merasakan sakit sama sekali karena pengaruh anestesi. Kendati begitu, perawatan dan pemulihan pasca operasi caesar lebih lama dibandingkan persalinan normal.
Kelebihan dan Kekurangan Melahirkan Secara Normal
Proses terjadinya persalinan normal tentunya tak luput dari kerja keras seorang ibu dan mengakibatkan kelelahan secara fisik. Akan tetapi, banyak keuntungan yang didapat dengan melahirkan secara normal, di antaranya sebagai berikut:
• Meninggalkan Rumah Sakit Lebih Cepat
Keuntungan bagi ibu melahirkan bayi secara normal adalah proses pemulihannya terbilang cukup cepat dibandingkan dengan melahirkan secara caesar. Menurut Dr. Allison Bryant, ahli perinatologi dari Massachusetts General Hospital di Bostons, walaupun bergantung pada keadaan ibu dan anak, namun pada umumnya bila dinilai sudah cukup sehat dalam waktu 24-48 jam, maka si ibu dapat meninggalkan rumah sakit dengan lebih cepat.
• Terhindar dari Risiko yang Diakibatkan oleh Operasi
Selain meninggalkan rumah sakit lebih cepat, mereka juga akan terhindar dari berbagai risiko dan komplikasi akibat operasi, di antaranya pendarahan, infeksi, reaksi terhadap anastesi, dan efek sakit yang berkepanjangan.
• Dapat Langsung Berinterkasi dengan Bayi
Kelebihan lain dari melahirkan secara normal adalah si ibu dapat langsung berinteraksi dengan si bayi dan langsung dapat memberikan ASI eksklusif secepatnya setelah melahirkan.
Kekurangannya
Di samping kelebihan tentu ada kekurangan atau risiko yang harus dihadapi oleh sang ibu, di anataranya adalah:
• Kerusakan Kulit dan Jaringan Sekitar Vagina
Pada saat si bayi melewati vagina, besar risiko bahwa kulit dan jaringan di sekitar vagina akan melar dan robek. Hal tersebut dapat mengakibatkan melemahnya atau cedera pada otot pinggul yang berfungsi untuk mengontrol air seni dan isi perut pada sang ibu.
• Rasa Sakit di Perineum
Setelah melahirkan secara normal, si ibu juga mungkin mengalami sakit yang berkepanjangan di area antara vagina dan anus, atau yang lebih dikenal dengan perineum.
- Cedera saat Proses Melahirkan
Dilansir dari Stanford School of Medicine, risiko lain yang mungkin dialami oleh sang ibu adalah cedera yang mungkin terjadi saat proses melahirkan itu sendiri. Bila ukuran bayi terlalu besar, ada kemungkinan si ibu dapat mengalami cedera, di antaranya memar pada kulit atau retak tulang.
Kelebihan dan Kekurangan Melahirkan Secara Operasi Caesar
Dr. Byant menyatakan bahwa tidak banyak kelebihan yang dapat diperoleh dari melahirkan secara caesar. Akan tetapim terjadwalnya waktu proses kelahiran akan membuat si ibu merasa lebih aman dan terprediksi dibandingkan melahirkan secara normal.
Kekurangannya
• Tinggal Lebih Lama di Rumah Sakit
Kebalikan dari melahirkan secara normal, wanita yang melahirkan secara caesar kemungkinan untuk tinggal lebih lama di rumah sakit.
• Risiko Masalah Fisik Setelah Operasi Caesar
Menjalani proses operasi cesar meningkatkan risiko fisik bagi si ibu seperti rasa sakit yang berkepanjangan di bagian yang dibedah.
• Kemungkinan Pendarahan dan Infeksi
Operasi caesar mengakibatkan besarnya kemungkinan akan kehilangan banyak darah. Selain itu, ada juga kemungkinan terjadinya penggumpalan darah. Operasi caesar juga dapat meningkatkan risiko infeksi dikarenakan cedera pada usus besar atau kantung kemih
• Tidak Bisa Langsung Berinteraksi dengan Bayi
Beberapa studi menyatakan bahwa wanita yang melahirkan secara caesar kecil kemungkinan untuk langsung bisa memberikan ASI eksklusif kepada bayi.
• Waktu Pemullihan Lebih Lama
Pemulihan setelah operasi dapat memakan waktu sampai 2 bulan. Hal ini diakibatkan karena wanita tersebut mungkin mengalami sakit yang lebih besar di perut di area sekitar luka operasi.
• Kemungkinan Meninggal Dunia
Menurut French Study, wanita yang melahirkan secara caesar memiliki kemungkinan meninggal tiga kali lebih besar daripada wanita yang melahirkan secara normal dikarenakan perdarahan, infeksi, dan komplikasi karena anestesi.
• Berisiko Keguguran
Risiko keguguran saat proses kelahiran melalui operasi caesar juga lebih besar dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan secara normal
• Risiko Kerusakan pada Uterus dan Plasenta di Proses Kelahiran yang Selanjutnya
Wanita yang telah menjalani operasi caesar memiliki risiko akan mengalami komplikasi di kehamilan selanjutnya, seperti robeknya uterus yang dikarenakan luka akibat operasi di uterus dan abnormalnya plasenta. Risiko masalah plasenta akan terus bertambah di setiap operasi caesar yang dijalani.
• Kemungkinan Akan Kembali Mendapatkan Tindakan Operasi Caesar
Kemungkinan untuk kembali mendapat tindakan operasi caesar di proses kelahiran selanjutnya. Bila si ibu sudah mendapat tindakan operasi caesar, maka besar kemungkinan bahwa di proses persalinan selanjutnya, si ibu harus kembali melewati operasi saesar.
Persiapan Proses Persalinan
1. Meyakinkan diri sendiri bahwa proses melahirkan akan berjalan dengan baik. Hal ini dibutuhkan agar kondisi mental ibu tidak drop ketika proses melahirkan berlangsung. Jangan berlarut-larut berada dalam ketakutan dan kecemasan ketika akan terjadi proses melahirkan. Hal ini akan membuat ibu menjadi tidak maksimal ketika proses melahirkan berlangsung.
2. Lakukan pijatan-pijatan yang dikhususkan bagi ibu hamil selama proses kehamilan atau pada trisemester terakhir untuk memperbesar kemungkinan melahirkan secara normal dan mempelancar proses melahirkan.
3. Melakukan latihan kegel yakni otot-otot pada area vagina sebelum melahirkan. Latihan ini berguna membantu melatih otot agar siap menjalani proses melahirkan, sekaligus mencegah wasir dan pembekuan darah serta terjadinya robekan.
4. Mengikuti kelas persiapan melahirkan. Agar lebih siap dan matang untuk menghadapi proses melahirkan nantinya, kamu tidak perlu malu untuk mengikuti kelas persiapan melahirkan agar kamu semakin mengerti apa saja yang perlu dipersiapkan menjelang proses melahirkan.
Lakukanlah kelas persiapan melahirkan bersama orang yang benar-benar paham atau memang ahlinya. Jangan malu untuk bertanya atau melontarkan pertanyaan yang ada di benak-mu.
5. Latihan pernapasan yang baik agar tidak kehabisan napas saat proses melahirkan. Kamu bisa berlatih pernapasan yang baik dan benar untuk proses kelahiran dengan berkonsultasi pada pakar.
6. Cukupi kebutuhan tidur menjelang proses melahirkan. Sebab, kamu tidak akan pernah tahu berapa lama proses kontraksi berlangsung, oleh karena itu banyak dan seringlah tidur menjelang proses melahirkan untuk mengumpulkan stamina dan menghindari kelelahan selama proses melahirkan. Dan juga jangan terlalu banyak beraktivitas. Jika kamu adalah seorang ibu yang bekerja, ambillah cuti menjelang proses melahirkan.
7. Makan makanan bergizi untuk menambah stamina. Selain tidur, ibu juga perlu untuk makan makanan bergizi agar stamina penuh dan siap menjalani proses melahirkan.
Bagaimana Caranya Jika Ingin Melahirkan dengan BPJS?
Saat ini, layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menjadi pilihan program yang banyak membantu masyarakat kecil agar bisa mengakses fasilitas kesehatan yang lebih terjangkau. Dalam praktiknya, banyak sekali orang yang masih bingung dengan berbagai aturan serta kebijakan yang diterapkan dalam BPJS Kesehatan. Mungkin banyak yang bertanya, apakah bayi dalam kandungan bisa menjadi peserta BPJS?
Jawabannya adalah bisa, oranguta dapat mendaftarkan janin dalam kandungan untuk menjadi peserta BPJS, sehingga sewaktu bayi lahir dan terjadi hal yang tidak diinginkan, bisa langsung mendapatkan perawatan dan jaminan BPJS. Meskipun belum diberikan nama, orangtua sudah bisa mendaftarkan bayinya paling lambat 14 hari sebelum kelahiran dengan membawa persayaratan sebagai berikut:
- Surat Keterangan dari Dokter/Bidan yang tergabung dalam jaringan BPJS yang menyatakan adanya denyut jantung pada janin tersebut, perkiraan usia Janin dan perkiraan hari kelahiranya
2. Mengisi Formulir Pendaftaran oleh orang tua
3. Menandatangani surat persetujuan untuk mematuhi syarat dan ketentuan BPJS yang berlaku
4. Membayar iuran paling cepat 30 hari setelah bayi lahir
5. Melakukan Perubahan data bayi paling lambat 3 bulan sejak dilahirkan
6. Melakukan Pendaftaran ulang
7. Orang tua bayi wajib sudah menjadi peserta BPJS.
Jaminan Manfaat baru berlaku sejak iuran pertama dibayarkan. Apabila lebih dari 30 hari sejak dilahirkan belum dibayarkan maka account akan di nonaktifkan.
Jika kita mendaftarkan setelah lahir maka akan berlaku aturan seperti orang dewasa 14 hari baru virtual account active.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Masa Nifas Bagi Wanita yang Melahirkan Melalui Operasi Caesar
[/su_box]
Itulah hal-hal yang perlu kamu ketahui mengenai proses persalinan secara normal maupun caesar. Keduanya memang sama-sama memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Sehingga, kamu bisa menentukannya dari sekarang, dan harus bisa menerima risiko yang nantinya akan terjadi. Semoga dari artikel ini bisa nemabah ilmu pengetahuan kamu, ya.