Kuda arab bersifat cerdas, berani serta anggun penampilannya. Selain itu kuda arab mempunyai kecepatan serta ketahanan untuk menempuh jarak jauh. Ia adalah salah satu kuda tertua di dunia. Dulunya dipakai dalam perang, lalu sebagai kuda pacuan serta ketangkasan. Kuda arab memang dikenal dari nenek moyangnya sampai 5000 tahun lalu. Sejarahnya dapat di lihat pada ukiran-ukiran purba dalam piramid mesir purba, yang menggunakannya untuk menarik kereta perang. Selama ribuan tahun, kuda itu terseleksi secara alamiah, sehingga yang paling sehat serta cepatlah yang bisa bertahan hidup.
Kuda arab mempunyai kepala kecil dengan bagian hidung agak melengkung ke dalam, matanya bersinar dan jeli. Ekornya terurai panjang, ditambah penampilannya yang anggun dengan tinggi sekitar 150 cm. Tidak dipungkiri lagi kuda arab juga adalah kuda paling cantik diantara jenis kuda yang lain. Selain itu, kuda ini mempunyai kaki serta kuku kuat sehingga dapat berlari cepat. Kuda cantik ini juga terkenal tinggi daya tahannya, karena dapat bertahan dengan makan serta minum yang sangat minim. Bahkan juga suku badui di timur tengah yang berdiam di gurun menggunakannya pada pacuan dalam jarak tempuh ratusan kilometer dalam 4-5 hari.
Ras Kuda Arab
Di kalangan penternak kuda, kita temui nama-nama kuda seperti Straight Egyptian, Kuda Arab Polandia, Russia, Amerika, Crabbet Arabian, Kholonial Arabian dan kuda Arab lain yang hampir sama. Hanya yang membedakannya adalah mereka memperoleh kuda-kuda Arab asli ini dari negara-negara Arab saperti Yaman, Arab Saudi, Syria, Iraq, Lebanon, serta Mesir.
Untuk melestarikan identitas negara itu, maka lahirlah hibrida kuda arab yang dipanggil Straight Egyptian, Crabbet Arabian, Kholonial Arabian, dan lain-lain. Hakikat sesungguhnya kuda-kuda tersebut yaitu hampir sama dari segi keturunan atau istilah kuda dipanggil ‘strain’- ras.
Di Indonesia, kita akan menjumpai kuda arab hasil persilangan ‘astro arab’ dengan kuda Australia serta kuda pakistan namun dari garis keturunan tetap mengalir kuda dari ras arab.
Penampilan Kuda Arab Murni
Kuda arab murni mempunyai bentuk tubuh cantik serta menarik penampilannya. Kuda arab ini juga mempunyai nilai sejarah, terutama untuk yang menghargai tradisi serta kebudayaan yang berkembang ribuan tahun lalu. Kuda arab murni larinya cepat, walaupun tak secepat kuda inggris murni. Kuda ini bisa meloncat serta bersaing dalam ketangkasan. Namun tentu saja tidak sebaik kuda Eropa yang berdarah panas, yang dibiakkan khusus untuk tujuan ketangkasan. Dulu, orang-orang arab enggan untuk menjual kuda-kuda betinanya pada orang lain. Prinsip ini dipertahankan oleh mereka hingga berabad-abad lainnya. Kuda untuk orang – orang arab adalah suatu hal yang sangat berharga.
Kuda arab memiliki kecepatan, stamina serta keuletan lebih besar, hingga cocok untuk kuda perang. Kuda-kuda arab dijadikan pemacek termahsur di Rusia, Polandia, Hongaria, Jerman, Spanyol, Inggris serta Perancis. Bahkan juga hingga saat ini keistimewaan kuda arab masih tetap dibutuhkan untuk perbaikan keturunan. Ternyata kuda arab yang sangat populer dalam dunia ketangkasan berkuda ini, dikembangkan pertama kalinya oleh suku badui. Kehidupan suku badui benar-benar sangat erat dengan kuda. Kelangsungan hidupnya sangat bergantung pada kuda.
Kuda untuk mereka telah dianggap sebagai anggota keluarga, sampai mereka tidak segan tidur setenda dengan kuda mereka. Keturunan kuda yang dihasilkan sama pentingnya dengan keturunan sendiri. Jadi tak heran bila mereka juga hafal atas keturunan kuda – kuda yang diternaknya. Seorang badui tidak akan mengawinkan kuda betinanya dengan kuda yang keturunannya tidak diketahui. Karena mereka mementingkan kemurnian darah dari kuda yang bersangkutan. Ia rela pergi sejauh ratusan kilometer dengan medan sulit untuk mengawinkan kudanya dengan kuda jantan terbaik. Karena sistem menjodohkan kuda yang seperti itu hingga masih ada kuda – kuda arab yang unggul.
Dengan menikahkan kuda arab dengan kuda lokal dapat memperbaiki kualitas kuda poni lokal. Kuda arab memanglah jago untuk dilatih menjadi pendamping dalam bermain polo serta ketangkasannya. Saat ini, di Indonesia yang memiliki kuda arab murni hanya dalam jumlah kecil. Mereka mendatangkan kuda-kuda arab dari Amerika, Inggris, Belanda, serta Australia. Umumnya beberapa yang memiliki kuda ini sudah mendaftarkan kuda-kudanya di suatu wadah yang disebut INDAH (Indonesia Arabian Horse).
Keunggulan dari Kuda Arab
Kuda Arab (Arabian Horse) adalah satu jenis RAS kuda yang berasal dari daerah Arab, dipelihara orang untuk berbagai kepentingan. Karena posturnya yang tinggi, performance yang istimewa, ketahanan tubuh (endurance), kecerdasannya, spirit, maka kuda arab digunakan juga untuk berperang. Menjadi peliharaan orang-orang suku pengembara Baduwi di daerah padang pasir Arab.
Kuda arab banyak digunakan untuk persilangan kuda RAS lain, mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas (grading up). Byerly Turk, Darley Arabian serta Godolphin Arabian yaitu moyangnya kuda Throurougbred.
Kuda Arab memang berbeda. Walau kecil, dengan panjang leher bawah sekitaran 142-157 cm atau 56-62 inci serta berat lebih dari 453 kilogram atau sekitar 1000 pon, kuda Arab terkenal cepat serta tangguh. Dengan struktur tulang yang sangat keras seperti gading serta mempunyai tulang belakang yang berbeda membuat kuda Arab mempunyai penampilan serta kekuatan yang mengesankan.
Di Kairo, sebuah kuda Arab pernah berpacu sejauh 145 kilometer melintasi 90 mil padang pasir selama tujuh jam 52 menit, serta di Amerika Serikat, akhir tahun 1920an, kuda Arab dilaporkan selama lima hari berpacu sejauh 483 kilometer atau sekitar 300 mil.
Kuda-kuda Arab seperti kuda Quarter, Morgan, serta Thoroughbred, diakui lebih cepat dari kuda yang lain. Jenis Thoroughbred berasal dari persilangan tiga kuda Arab yakni the Darley Arabian, the Byerly Turk, serta the Godolphin Barb yang diimpor ke Inggris pada tahun 1687 M serta 1729 M dan lalu dikembangbiakkan untuk kuda Inggris.
Kuda Arab dengan performance Fisik yang kuat serta daya tahan prima, ditempa oleh lingkungannya yang keras, lingkungan padang pasir yang tandus, panas serta sulit air. Bersaing dengan kerabatnya yang sama-sama hidup di padang pasir yakni Unta. Masing-masing mempunyai keunggulan serta kelemahan yang saling melengkapi. Para khafilah padang pasir biasanya memakai keduanya saat dalam perjalanan untuk berdagang antar negeri-negeri gurun, negeri 1001 malam.
Catatan Sejarah Kuda Arab
1. Kuda Arab Saat Peradaban Kuno
Sebagai contoh ditemukannya pahatan batu berusia 2500 tahun di Semenanjung Arabia berupa kuda yang mempunyai beberapa ciri khas seperti bentuk kuda arab. Artefak yang lain ditemukan pada lukisan kuda di dinding makam Mesir kuno serta fragmen dekorasi Pathernon denan ciri yang sama.
2. Kuda Arab di Barat
Kuda Arab sekarang ini menjadi satu kepingan mozaik sejarah peradaban dunia, baik yang ada di Barat ataupun di Timur Tengah. Salah satunya dalam sejarah perjuangan revolusi Amerika Serikat, George Washington dikabarkan memakai kuda arab sebagai tunggangannya melintasi medan.
Seperti seorang Napoleon Bonaparte dalam perjalanan sejarahnya juga dilaporkan telah menempuh perjalanan sejauh 80.500 kilometer atau sekitaran 50.000 mil di wilayah Marengo dengan menunggangi kuda arab. Seperti bisa dilihat dalam lukisan seniman Perancis, Delacroix.
3. Kuda Arab di Timur Tengah
Di Timur Tengah pun, kuda arab sudah berpartisipasi dalam mengukir sejarah militer. Richard, Sang Lion Heart sangat terpana dengan keindahan kuda arab di saat perang salib. Bahkan juga sampai mengatakan kalau Terusan Suez tergantung pada kuda arab punya Ferdinand de Lesseps.
Saat itu de Lesseps sangat memerlukan kuda untuk berlari di gurun Arab, terutama antara Kairo dengan Aleksandria guna membangun kanal. Dengan kuda arab yang terkenal tangguh, de Lessep dapat melompat tinggi serta membuat para pemimpin Mesir kagum serta terkesan. Selanjutnya mereka memutuskan untuk menyepakati pembuatan kanal dilanjutkan oleh de Lesseps.
Kuda Arab Dalam Islam
Atas arahan Rasulullullah saw, orang-orang Arab Badwi mulai beternak serta membiakan kuda-kuda arab baka baik serta menurut ahli sejarah Abnu Khallikan menyebutkan dalam Kitabnya bahwa Tariq bin Ziad sudah membawa 12,000 pasukan berkuda dari Maroko serta Tunisia (Kuda Barb) bersama 12 ekor kuda Arab. Itulah pertama kalinya Kuda Arab sudah dibawa masuk serta diasilmilasikan atau diintegrasikan dengan kuda-kuda Inggris. Yang seterusnya mencetuskan kuda pengembangbiakan campuran yang terkenal saat ini yakni ‘thoroughbred’.
Kuda dalam bahasa Arab disebut sebagai ‘faras’, kuda jantan ‘fahl’ atau biasanya disebut sebagai al-khayl. Di dalam Al-Quran perkataan ‘kuda’ disebut sebanyak 5 kali. Dalam Surah 79 serta Surah 100 disebut al-naziat, al-adiyat dimaksudkan sebagai ‘kuda’, sementara Surah 37 al-saffat, Surah 51 al-dhariyat serta Surah 77 al-mursalat dimaksudkan pada kuda.
Dalam Al-Quran dinyatakan kalau “Dan (Dia Mencipta) kuda serta keledai untuk kamu tunggang as zinat” (Surah 16 : 8). Perkataan Arab zinat artinya kesukaan serta kebaikan yang dimaksudkan sebagai kuda serta keledai diciptakan bukan saja untuk dinaiki, ditunggangi namun juga untuk dibiakkan serta membuat pertandingan (bukan perjudian).
Kuda pertama dimiliki oleh Rasulullah saw bernama ‘As-Sakaf’ yang dibeli baginda Rasulullah dari suku kaum Fezara. Baginda Rasulullah menunggang kuda ini dalam Perang Uhud.
Baginda Rasulullah saw juga memilki seekor lagi kuda yang bernama ‘Sabaha’ serta pernah memasuki pertandingan serta menang dalam pertandingan itu. Baginda Rasulullahsangat senang. Kuda ketiga yang dimiliki oleh Rasullullah saw bernama al-Murtajis.
Baca juga: Sejarah dan Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai