Hijrah  

Lepas dari Riba, “Harta Saya adalah Harta Allah”

Sumber Gambar: suarapena.com

Seruni.id – Kamu kenal dengan wanita satu ini? Bunda Ermi, begitu saudara dan para sahabat memanggilnya. Ia adalah sosok ibu berdarah Minang, yang lahir 21 Agustus 1963, di Curup, Bengkulu. Kedua orangtuanya membawa Ermi hijrah ke Jakarta, pada saat ia masih berusia 10 bulan. Mau tidak mau, ia harus terbiasa dengan kehidupan ibukota yang ramai dan penuh perjuangan. Lika-liku kehidupan sudah ia lewati, hingga Ermi menyatakan jika segala miliknya hanyalah titipan, “Cuma titipan, harta saya adalah harta Allah”.

Image result for Ermi Yusfa
Sumber Gambar: industry.co.id

Pada tahun 1995, Ermi menjalani dua profesi sekaligus, yakni sebagai marketing di sebuah bank swasta, dan pengusaha property. Krisis moneter 1998 lalu, justru membawanya menuju kekayaan, dengan simpanan bunga bank dan fluktuasi mata uang dolar Amerika yang tinggi. Namun, semua tak bertahan lama. Hanya berselang beberapa bulan, bank tempatnya bekerja pun terkena likuidasi.

Milyaran aset usaha milik Ermi, yakni perumahan, supplier kedelai kecap, usaha kayu Kalimantan, semua kandas seketika. Utang dan riba yang dulu membawanya sukses, saat itu justru menghempaskannya ke dasar kemiskinan. Ujung dari peristiwa tersebut adalah Ermi harus rela tinggal di kamar kontrakan berukuran 3×3 meter persegi, di tengah kota Jakarta.

Syukurnya, tekanan hidup tak membuatnya patah arah, tapi justru membawa Ermi bangkit. Hidayah Allah memutar pemikirannya. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan riba, sebelum akhirnya kembali menjalani hidup. Ia ingin membuktikan bahwa ikhtiar dan hijrahnya mendekat pada Allah, tidak akan sia-sia.

Sekarang, Bunda Ermi tercatat sebagai salah satu pengusaha muslimah yang sukses di berbagai bidang, yakni:

  • Perdagangan,
  • Tambang,
  • Pertanian,
  • Pariwisata, dan
  • Industri kreatif.

Semua ia jalani tanpa riba. Masya Allah. Bahkan, sebagian besar hasil usahanya ia kembalikan lagi pada Allah, yakni lewat Yayasan Darul Rizky Pratama. Sejumlah tempat ibadah juga telah berdiri di lokasi bencana Indonesia.

Baca Juga: 5 Contoh Riba dalam Kehidupan Sehari-hari

Anak-anak yatim pun diasuh dan diberangkatkan ke Tanah Suci setiap bulan. Ini belum termasuk bantuan lain yang ia ulurkan ke masyarakat dhuafa.

“Harta saya adalah harta Allah, itu cuma titipan. Dan saya gak peduli berapa banyak harta di rekening saya,” ujar Ermi.

Baca Juga: Mbah Asrori Si Raja Sedekah

Dan yang ia inginkan saat ini adalah masyarakat terdekatnya bisa mandiri, serta lepas dari riba. Insya Allah, beberapa strategi pun sudah disiapkan, dan akan dilaksanakan ke depannya, demi melahirkan generasi mandiri yang taat pada Allah, hingga bisa menggapai sukses dunia, tanpa mengabaikan akhirat.

Semoga kisah yang kali ini Seruni bagikan, bisa menjadi inspirasi untuk kita semua.