WHO merekomendasikan makanan pendamping ASI yang diberikan harus mempunyai kandungan energi, protein, serta mikronutrien yang seimbang. Hal itu penting untuk bayi yang sedang mengalami masa perkembangan. Selain itu, penyajian makanan seharusnya dilakukan lewat cara yang higienis untuk meminimalisir resiko terkontaminasi bakteri serta kotoran.
Memberi Makanan Pendamping ASI Harus Sabar
Tak mengherankan bila bayi belum dapat langsung mengkonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI) sesuai ekspektasi orangtua. Di masa ini, berikanlah waktu yang cukup pada Buah Hati untuk belajar menikmati makanan selain air susu ibu atau susu formula.
Masa pembelajaran ini adalah wajar mengingat selama awal-awal kehidupannya, Si Kecil selalu diberikan ASI atau susu formula. Mengingat kebiasaan itu, wajar bila bayi menolak makanan selain yang umum mereka makan. Ketika bayi menolak atau tidak terlalu tertarik dengan makanan yang diberikan, orangtua tak perlu cemas. Orangtua hanya butuh bersabar karena proses penyesuaian ini tidak akan berjalan lama. Perkenalkan makanan baru satu per satu. Tunggu beberapa hari sebelum Si Kecil diperkenalkan dengan makanan baru selanjutnya. Dengan begitu, orangtua bisa mengidentifikasi makanan apa sajakah yang bisa mengakibatkan alergi pada Si Bayi.
Kesabaran orangtua penting, mengingat ini adalah masa transisi dari ASI dengan cara ekslusif menuju makanan padat. Masa peralihan ini sendiri adalah saat yang sangat rentan. Bila masa ini tak dapat dilewati dengan mulus, maka bayi dapat mengalami kekurangan gizi.
Menu Makanan Pendamping ASI yang Direkomendasikan
Mungkin banyak orangtua yang bingung menentukan menu apa yang cocok diberikan sebagai makanan pendamping ASI. Beberapa pedoman berikut ini mungkin dapat dijadikan patokan untuk mengatasi kebingungan itu.
- Mulai dengan makanan sederhana
Makanan sederhana ini tujuannya adalah makanan yang dibuat hanya dari satu bahan tanpa ada penambahan gula atau garam. Dianjurkan untuk menunggu 3-5 hari sebelum memperkenalkan makanan baru berikutnya. Dengan begitu, bila Si Kecil mengalami reaksi seperti muntah, diare atau ruam, orangtua dapat dengan mudah mengetahui pemicunya. Segera hentikan pemberian jenis makanan yang menjadi pemicu penyakit itu.
- Sereal bayi
Makanan pendamping ASI yang lain yang dapat diberikan pada bayi yaitu sereal. Sereal beras adalah makanan yang menjadi pilihan banyak orangtua. Adapun untuk membuatnya cukup hanya dengan mencampurkan sesendok makan sereal dari biji-bijian dengan 60 ml ASI atau susu formula.
Kesabaran para orangtua kembali lagi diuji dalam menahan godaan untuk tidak memberi sereal dengan botol susu. Hal tersebut umumnya dilakukan terutama karena sereal cepat mengental. Yang seharusnya dilakukan yaitu membantu Si Kecil duduk tegak serta menyuapinya dengan sendok kecil. Lakukan hal tersebut sebanyak satu atau dua kali setiap harinya.
- Bubur daging, sayur, atau buah
Ketika bayi telah akrab dengan makanan pendamping ASI, orangtua dapat teruskan dengan memperkenalkan bubur yang terbuat dari daging, sayur, atau buah. Pengenalan bubur jenis ini sebaiknya dilakukan dengan cara bertahap.
Agar bayi tak kaget, rotasikan bubur yang terbuat dari daging, sayur, atau buah setiap lima kali penyajian satu jenis makanan. Baiknya bubur yang dihidangkan tak memiliki kandungan garam atau gula.
- Makanan dicincang halus
Sebagian besar dari bayi yang berumur 8-10 bulan telah dapat mengkonsumsi makanan padat yang dicincang halus dalam porsi mini. Beberapa makanan yang dapat dihidangkan dengan langkah tersebut yaitu buah-buahan yang memiliki tekstur lembut, sayuran, pasta, keju, serta daging matang.
Frekuensi pemberian makanan pendamping ASI akan bertambah seiring usia bayi mendekati umur satu tahun. Mereka mungkin telah dapat menerima makanan tiga kali sehari. Selain itu, orangtua mungkin saja juga telah dapat memberi makanan ringan dalam bentuk potongan kecil atau tumbuk pada Si Kecil.
Banyak orang memberi makanan padat pada bayi bahkan waktu ketika bayi masih berumur kurang dari empat bulan. Walau sebenarnya sebaiknya makanan padat mulai diberikan ketika umur bayi sudah mencapai enam bulan. Pada umur setengah tahun ke atas, makanan berperan sebagai pendamping ASI atau MPASI.
Tanda-tanda kalau Bayi Telah Siap Makan
Sebaiknya hindari memberi makanan padat atau minuman terkecuali ASI sebelum bayi berumur enam bulan. Pada umur ini, bayi lebih berisiko mengalami alergi, terlebih pada makanan seperti kacang, telur, ikan, susu sapi, keju, ataupun makanan yang memiliki kandungan gluten seperti roti.
Kapan bayi siap dikenalkan pada makanan? Perkembangan tiap bayi memang unik hingga tidak bisa dibandingkan antara keduanya, tetapi ada tanda-tanda umum yang menunjukkan kalau bayi sudah siap mengkonsumsi MPASI. Bayi Anda mungkin saja mempunyai satu atau dua tanda-tanda di bawah ini saat berumur enam bulan:
- Dia mulai dapat meraih makanan serta memasukkan ke mulut karena sudah ada koordinasi pada mata, mulut, dan tangannya.
- Dia bisa duduk sendiri tanpa pertolongan dengan kepalanya sudah tersangga oleh tubuh dengan baik.
- Bayi Anda tertarik pada makanan yang tengah Anda konsumsi.
- Dia bisa menelan makanan. Bila tidak, dia akan mengeluarkan makanan itu kembali dari mulut.
- Tetapi ada saatnya orangtua tergesa-gesa dalam memberi makanan pada bayi yang dikira menunjukkan tanda-tanda siap makan. Walau sebenarnya satu sinyal dari bayi belum pasti bisa menjadi petunjuk kalau dia lapar serta siap makan, misalnya hanya karena bayi telah dapat memasukkan jarinya ke mulut atau ingin minum ASI lebih banyak dibanding biasanya.
Membiasakan Bayi dengan MPASI
Walau sama-sama mengkonsumsi makanan padat seperti orang dewasa, tetapi pemberian makanan pada bayi harus dilakukan dengan cara berbeda. Di bawah ini bisa menjadi tips dalam memberi MPASI pada bayi.
Ajak si Kecil makan bersama keluarga di meja makan. Balita cenderung untuk meniru yang dilakukan orangtua serta orang-orang di sekelilingnya, sehingga nanti dia akan mencoba mulai makan dengan teratur. Tempatkan bayi pada kursi makan khusus bayi serta kencangkan sabuk pengamannya bila ada.
Untuk mengenalkan bayi pada makanan padat, mulai dengan memberi sebanyak beberapa sendok teh makanan, sehari sekali. Coba untuk memberi jenis makanan berbeda setiap hari.
Pengenalan makanan pada bayi tentu membutuhkan waktu serta kesabaran. Hindari memaksakan bayi untuk mengkonsumsi makanannya. Ingat bahwa bila dia memang belum tertarik saat ini, bukan berarti dia tidak akan tertarik untuk makan. Coba untuk tawarkan MPASI kembali keesokan harinya.
Untuk mengantisipasi agar bayi tak tersedak saat mengunyah serta menelan makanan, hindari untuk meninggalkannya seorang diri. Bila dia ingin, biarkan bayi mengambil serta memasukkan makanan sendiri ke mulutnya. Buat situasi makan menjadi menarik serta menyenangkan, misalnya dengan diiringi alunan musik atau memakai peralatan makan berwarna cerah. Hindari memberikan MSG atau penambah cita rasa, gula, ataupun garam ke makanannya. Semua bahan tambahan yang didapatkan terlalu dini bisa berisiko pada perkembangan serta membuat mereka menginginkan kadar yang lebih tinggi saat berumur lebih dewasa.
Coba untuk merasakan dahulu makanan yang akan disuapkan pada si Kecil, terutama makanan panas, tetapi sebaiknya jauhi meniupnya. Cukup didekatkan pada bibir serta dikipas bila memang sangat panas.
Bayi tak harus selalu makan tiga kali sehari. Lebih baik untuk makan dalam porsi kecil, namun lebih sering dibanding bila dalam porsi banyak, namun hanya sesekali. Bersiap-siaplah dengan kondisi saat makan karena bayi Anda akan antusias untuk mengaduk-aduk serta mengacaukannya. Selalu ingat kalau kondisi ini penting juga untuk perkembangannya. Anda dapat mempersiapkan alas plastik untuk melapisi meja serta lantai di sekitaran tempatnya makan. Pakaikan celemek pada lehernya untuk mengantisipasi makanan yang tumpah dari sendok atau mulut.
Sebaiknya pakai peralatan makan yang tidak terbuat dari kaca sehingga tak berisiko pecah serta melukai bayi. Pada umur ini hindari menyuapinya ketika dia sedang duduk di kursi goyang untuk mengurangi resiko tersedak.
Kebiasaan serta pola makan anak berawal dari masa pertamanya mengkonsumsi makanan. Berikanlah bermacam jenis makanan sehat serta alami sehingga anak memperoleh sebanyak mungkin manfaat sayur serta buah dan terbiasa menyantapnya.
Yang Perlu Di perhatikan Ketika Memberi Makanan untuk Bayi
Dalam memilih makanan, baiknya perhatikan beberapa hal yang seharusnya tak diberikan pada bayi di bawah umur satu tahun:
- Terlalu banyak jus bisa mengakibatkan bayi mengalami diare. Jus juga mempunyai kandungan serat serta nutrisi yang lebih rendah dibandingkan buah yang dipotong atau dihaluskan. Bila terlalu lama ada dalam mulut, jus dapat juga mengakibatkan lubang pada gigi.
- Hindari memberi susu sapi serta madu pada bayi di bawah 1 tahun. Susu sapi tidak cocok dengan kebutuhan nutrisi bayi serta malah dapat meningkatkan resiko kekurangan zat besi. Sementara madu bisa menyebabkan botulisme.
- Hindari memberi biji-bijian serta makanan kecil yang berisiko mengakibatkan tersedak seperti popcorn, kacang, permen.
- Hindari memberi makanan cepat saji serta makanan kemasan pada bayi, termasuk juga bubur bayi yang banyak dijual di supermarket dalam bentuk bubuk. Jauh lebih baik untuk memproses masakan sendiri dengan bahan segar tanpa ada penambahan pengawet serta bahan lain. Olahan makanan ini bisa disimpan dalam wadah-wadah sesuai porsi di lemari pendingin untuk kemudian dipanaskan ketika akan dikonsumsi.
- Seiring dengan konsumsi makanan, bayi jadi lebih sedikit mengkonsumsi ASI. Sekitar umur enam bulan, bayi biasanya mengkonsumsi 800 mililiter susu. Tetapi pada umur satu tahun, konsumsi susunya turun menjadi kurang lebih 600 mililiter. Keperluan nutrisi selebihnya diperoleh dari makanan. Tetapi jangan berhenti memberi ASI karena dia masih membutuhkannya sampai setidaknya umur dua tahun.
Beda Umur, Maka Beda Langkah Makan serta Jenis Makanannya
Cara pemberian serta jenis MPASI pada setiap kelompok umur tidak sama. Di bawah ini beberapa hal yang bisa menjadi patokan.
1. MPASI pada bayi 6 bulan
Apa yang sebaiknya diberikan sebagai makanan pendamping ASI? Sayur serta buah yang dihaluskan, seperti kentang, apel, pisang, avokad, atau melon. Anda dapat juga memberi bubur atau nasi yang dihaluskan. Semuanya diberikan di samping pemberian ASI. Bila bayi telah terbiasa dengan buah serta sayur, Anda bisa memberi jenis makanan lain yang dihaluskan, misalnya daging ayam, ikan, roti, atau telur.
Anda bisa mencoba mengenalkan cangkir khusus balita pada anak untuk minum air. Pada cangkir itu umumnya ada corong kecil pada salah satu sisinya agar bayi bisa belajar menyesap. Sebaiknya botol tak dipakai agar bayi tak lupa pada bentuk puting (menolak menyusu pada payudara ibunya serta lebih memilih minum dari botol) saat menyusu.
2. MPASI pada umur bayi mulai 8-9 bulan
Biasanya pada saat ini, lama-kelamaan bayi akan mulai makan tiga kali sehari. Selain makanan yang dihaluskan, saat ini Anda dapat mengenalkan makanan yang dipotong-potong halus atau memanjang satu-persatu dengan panjang serupa jari (finger foods). Sayuran yang umum dijadikan finger foods yakni wortel, buncis, serta kentang. Pastikan bayi Anda mengkonsumsi beragam jenis kelompok makanan dari mulai sayur serta buah, nasi, sampai makanan berprotein tinggi seperti ikan, telur, serta kacang. Selain itu, tetap berikan ASI setiap saat bayi ingin.
3. MPASI pada umur bayi mulai 12 bulan
Di bawah ini adalah menu dapat diberikan ketika bayi mencapai umur 1 tahun.
- 3-4 porsi nasi, kentang, atau roti.
- 3-4 porsi sayur serta buah potong.
- 2 porsi ikan, telur, atau daging.
Hal utama dalam pemberian MPASI yaitu menghindari memaksakan bayi menghabiskan makanannya. Selama perubahannya baik, Anda tak perlu cemas dia kekurangan makanan. Pada umur ini, bayi akan makan bila dia lapar, bukan karena faktor kesenangan. Biarlah anak memastikan sendiri kapan dia ingin makan. Selain itu, periksakan pada dokter bila bayi Anda mengalami tanda-tanda alergi sesudah mengkonsumsi makanan tertentu.
Baca juga: Punya Masalah Dengan Kekurangan Darah? Coba Baca Serba Serbi Penambah Darah Berikut Ini