Seruni.id – Korea Selatan dihebohkan dengan kabar kematian seorang pria yang disebabkan oleh amoeba pemakan otak atau disebut dengan Naegleria fowleri. Pria berusia 50 tahun itu, meninggal dunia setelah 10 hari mengalami gejala infeksi langka. Diduga, pria tersebut terjangkit amoeba pemakan otak di Thailand.
Awalnya, ia menetap di negeri gajah putih selama empat bulan. Namun, setelah pulang ke negara asalnya pada 10 Desember lalu, ia menunjukkan gejala meningitis seperti sakit kepala, demam, muntah, hingga kesulitan untuk bicara. Bahkan, ia juga merasa tegang pada bagian lehernya sehingga harus di bawa ke IGD.
Namun, kondisinya kian parah, hingga ia meninggal dunia pada 21 Desember. Berdasarkan sejumlah tes yang dilakukan, Harian Korea Times pada Kamis, 29 Desember 2022 menyatakan jika ini adalah kasus Naegleria fowleri pertama di Korea.
Lantas, apa yang dimaksud dengan amoeba pemakan otak? Apakah kondisi ini bisa menular? Mari simak jawabannya berikut ini:
Apa yang Dimaksud Amoeba Pemakan Otak?
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control anda Prevention (CDC) Amerika Serikat, amoeba pemakan otak atau Naegleria fowleri merupakan organisme yang hidup bebas dan bersel tunggal. Amoeba memiliki ukuran yang sangat kecil, sehingga tidak akan terlihat jika hanya menggunakan mata telanjang. Dibutuhkan alat khusus seperti mikroskop untuk mengamatinya.
Amoeba biasanya ditemukan di air tawar yang hangat, seperti danau, sungai, mata aiar panas, hingga tanah. Naegleria fowleri adalah satu-satunya amoeba dari spesies Naegleria yang dapat menginfeksi manusia. Amoeba pemakan otak tersebut pertama kali ditemukan di Australia pada tahun 1965 silam.
Cara Amoeba Menginfeksi Otak Manusia
Amoeba dapat menginfeksi dan memakan otak manusia ketika air yang mengandung amoeba masuk ke dalam tubuh melalui hidung. Biasanya, hal ini terjadi saat sedang melakukan kegiatan yang memasukkan kepala ke dalam air, seperti berenang atau menyelam. Jika sudah terinfeksi, maka amoeba tersebut dapat menyebabkan kerusakan yang sangat fatal. Bahkan, mereka bisa saja menghancurkan jaringan otak manusia. Meski demikian, infeksi ini tidak menyebar antar manusia.
Gejala Terinfeksi Amoeba Pemakan Otak
Orang yang terinfeksi oleh amoeba jenis ini akan mengembangkan kondisi yang disebut meningoesefalitis amoeba primer (PAM). PAM merupakan infeksi sistem saraf pusat yang sangat serius yang hampir selalu berakibat fatal. Tanda dan gejala PAM biasanya muncul secara tiba-tiba dan parah pada awalnya, termasuk:
- Demam tinggi
- Sakit kepala yang begitu hebat
- Mual dan muntah
- Gemetaran
- Gejala seperti meningitis, termasuk leher kaku, dan sangat sensitif terhadap cahaya (fotofobia)
- Kebingungan mental
- Koma
Penyakit ini dianggap fatal dengan tingkat kematian lebih tinggi dari 97 persen, bahkan dengan pengobatan sekalipun.
Masa Inkubasi Amoeba Pemakan Otak
Gejala atau tanda-tanda seseorang terjangkit amoeba pemakan otak biasanya akan terlihat dalam waktu dua sampai 15 hari. Kemudian, disusul dengan gejala mual dan demam, kejang, halusinasi, hingga koma. Kematian biasanya terjadi tiga sampai tujuh hari setelah gejala muncul. Rata-rata waktu kematian adalah 5,3 hari sejak munculnya gejala. Dari seluruh pasien yang ada di seluruh dunia, hanya segelintir orang yang selamat dari infeksi tersebut.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Kasus ini cukup jarang ditemukan, ada penelitian dan uji klinis terbatas mengenai pengobatan yang efektif untuk serangan amoeba pemakan otak. Sebagian besar informasi pengobatan berasal dari studi di dalam laboratorium atau melalui studi kasus.
Cara mengatasi amoeba pemakan otak adalah obat antijamur amfoterisin B. Obat ini dapat diberikan secara intravena atau disuntikkan ke area sekitar sumsum tulang belakang Moms atau Dads yang terinfeksi. Obat baru lain yang disebut miltefosine tampaknya berguna untuk mengobati infeksi Naegleria.
Sementara itu, obat tambahan yang dapat diberikan sebagai cara mengatasi amoeba pemakan otak yaitu flukonazol, obat antijamur, azitromisin, antibiotic, rifampisin, antibiotik, meskipun dapat mengganggu obat lain yang digunakan untuk mengobati infeksi.
Cara Mencegah Amoeba Pemakan Otak
Berikut adalah ada beberapa langkah tepat untuk mengurangi risiko terkena serangan amoeba pemakan otak, di antaranya:
- Hindarilah berenang atau melompat ke danau, sungai, atau aliran air tawar. Terlebih, ketika cuaca sedang hangat. Sekalipun dianjurkan untuk mengindair mengaduk dasar danau, tetapi amoeba hadir di semua tingkatan di kolom air di mana suhu air antara 24,4 derajat Celsius hingga 46 derajat Celsius. Hal ini membuat air permukaan yang hangat di tengah danau juga berisiko dengan serangan amoeba pemakan otak.
- Ketika berenang di dalam air tawar, usahakan agar kepala tetap berada di atas air, ya. Kamu bisa mempertimbangkan untuk menggunakan penjepit hidung atau menutupnya dengan jari. Ini merupakan salah satu cara agar menjaga air tawar keluar dari hidung.
- Pastikan untuk hanya berenang di kolam yang telah didesinfeksi dengan benar.
- Sebagian besar air tawar yang tidak diolah tidak diuji untuk mikroba. Danau rekreasi dan sungai dengan pantai dapat diuji bakteri yang menyebabkan penyakit diare tetapi jarang untuk amuba. Bahkan pengujian air seperti itu tidak meyakinkan, karena mungkin ditemukan satu minggu dan tidak berikutnya. CDC merekomendasikan bahwa semua perenang menganggap ada risiko meningitis amuba yang rendah setiap saat di air tawar yang tidak diobati selama bulan-bulan panas dan mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah air keluar dari hidung.
Tidak mungkin menghilangkan amoeba dari air tawar yang tidak diolah karena, seperti ikan, itu hanyalah bagian dari siklus hidup. Klorinasi ke tingkat 1 bagian per juta (ppm) klorin bebas diperlukan untuk menghilangkan amuba dan patogen terbawa air lainnya dari kolam; 3 ppm direkomendasikan untuk bak air panas. - Ajari anak-anak untuk tidak menyedot air ke hidung di bak mandi atau pancuran.
- Hindari menggunakan selang luar ruangan untuk minum, karena dikhawatirkan telah terkontaminasi dan dapat memaksa air masuk ke hidung secara tidak sengaja.
- Sebelum digunakan, pastikan air harus sudah direbus terlebih dahulu, setidaknya selama satu menit (lebih lama di ketinggian yang lebih tinggi di atas permukaan laut) dan kemudian dibiarkan dingin. Bisa dipakai sehari atau lebih. Air yang dimurnikan atau disuling juga dapat dibeli untuk penggunaan ini.
Baca Juga: Anak Bisa Mengalami Pikun Usia Dini? Bagaimana Tandanya?
Demikianlah asal muasal amoeba pemakan otak yang membuat pria di Korsel meninggal dunia. Meski ini merupakan kasus langka, tapi kita harus selalu waspada dan berhati-hati.