Seruni.id – Model sekaligus aktris, Luna Maya, mengungkapkan bahwa dirinya telah melakukan egg freezing alias pembekuan sel telur di usianya yang ke-38 tahun. Alasannya, karena dirinya ingin memiliki keturunan di masa mendatang. Dengan begitu, ia tidak perlu merasa khawatir mengenai kapan ia harus menikah karena dikejar usia. Hal tersebut ia lakukan, juga sebagai bentuk persiapannya sebaga seorang wnaita yang memiliki batasan usia biologis. Lantas, sebenarnya apa sih egg freezing itu?
Apa itu Egg Freezing?
Secara biologis, wanita yang ingin memiliki keturunan harus mempertimbangkan kehamilan lebih awal. Sebab, di awal usia 30-an, kesuburan wanita akan mulai mengalami penurunan. Tak heran banyak wanita yang melakukan pembekuan sel telur, agar memiliki keturunan di masa mendang, waktu mereka sudah siap untuk menjadi seorang ibu.
Egg freezing adalah sebuah metode yang dilakukan demi menjaga kesuburan seorang wanita. Egg freezing dilakukan dengan cara mengumpulkan sel telur kemudian dilakukan pembekuan untuk memungkinkan ia melahirkan anak di masa depan. Ketika ia sudah siap untuk memiliki anak, maka sel telur yang diawetkan tersebut akan dicairkan, dibuahi, dan dipindahkan ke rahim dalam bentuk embrio untuk dipersiapkan memasuki proses kehamilan.
Seberapa Besar Peluangnya?
Bagi kamu yang ingin melakukan egg freezing, pastinya penasaran dong, seberapa besar sih peluang keberhasilannya? Berdasarkan laporan yang dirilis dari Human Fertilizatin & Embryology Authority (HFEA) di Inggris, metode egg freezing ini, memiliki tingkat kelahiran sebesar 26%.
Namun, tingkat keberhasilan tersebut sangat bervariasi, tegantung pada usia. Semakin dini melakukan egg freezing, maka tingkat keberhasilannya pun akan semakin tinggi. Sebuah penelitian yang dilakukan di Eropa dengan prosedur pembekuan sel telur dari donor di bawah 30 tahun, memiliki peluang keberhasilan sekitar 36-61%.
Bagaimana Prosesnya?
Metode ini melibatkan siklus suntikan hormon harian sekitar dua minggu untuk merangsang ovarium mengahsilkan beberapa sel telur. Sel telur yang diperoleh, kemduian dikumpulkan, dibekukan, dan disimpan ke dalam wadah penyimpanan dengan suhu rendah. Kemudian, telur dapat dibuahi oleh sperma pasangannya melalui prosedur IVF (fertilisasi in vitro) atau ICSI (injeksi sperma intra-sitoplasma). Selama proses IVF, sel telur dan sperma ditempatkan bersama dalam cawan sampai terjadi pembuahan. Sedangkan, saat ICSI dilakukan, satu sperma akan disuntikkan langsung ke dalam sel telur.
Siapa yang Bisa Melaukan Metode Egg Freezing?
Ada beberapa kriteria yang dapat melakukan metode egg freezinng, di antaranya yaitu:
Kondisi yang Dapat Mempengaruhi Kesuburan
Seseorang bisa melakukan metode egg freezing apabila dirinya memiliki masalah dengan kesuburan. Ini mungkin termasuk anemia sel sabit, penyakit autoimun seperti lupus, dan keragaman gender, seperti menjadi transgender.
Memiliki Riwayat Penyakit yang Mempengaruhi Kemampuan untuk Hamil
Perawatan medis tertentu, mulai dari radiasi atau kemoterapi, sangat mungkin membahayakan bagi kesuburan wanita. Melakukan egg freezing sebeleum perawatan, bisa memungkinkan untuk memiliki anak biologis suatu hari nanti.
Saat Menjalani Program Bayi Tabung
Ketika menjalani fertilisasi in vtroa atau program bayi tabung, beberapa orang lebih memilih untuk melakukan pembekuan sel telur, daripada pembekuan embrio, karena alasan agama atau etika.
Ketika Ingin Hamil di Masa Mendatang
Melakukan metode egg freezing di usia yang lebih muda dapat membantu kita hamil saat kita siap.
Risiko Egg Freezing
Meski memiliki sejumlah manfaat, nyatanya metode ini juga memiliki berbagai risiko, loh. Apa saja?
1. Risiko penggunaan obat kesuburan
Pada beberapa kasus, penggunaan obat kesuburan suntik, dapat menyebabkan ovarium menjadi membengkak dan menyebabkan nyeri setelah ovulasi atau pengambil sel telur. Tanda dan gejalanya termasuk sakit perut, kembung, mual, muntah dan diare. Bahkan, ada juga kemungkinan mengembangkan bentuk sindrom yang lebih parah yang dapat mengancam jiwa.
2. Komplikasi
Meski jarang terjadi, tapi kemungkinan risiko komplikasi saat melakukan prosedur pembekuan sel telur. Penggunaan jarum aspirasi untuk mengambil telur menyebabkan perdarahan, infeksi atau kerusakan pada usus, kandung kemih atau pembuluh darah.
3. Risiko Emosional
Metode pembekuan sel telur, memang dapat memberikan harapan bagi wanita untuk dapat hamil dan memiliki anak di masa mendatang, tapi tidak ada jaminan akan berhasil. Jika kita menggunakan metode ini untuk memiliki anak, risiko keguguran terutama akan didasarkan pada usia kita saat telur dibekukan. Semakin usia meningkat, maka tingkat keguguran juga akan meningkat karena memiliki sel telur yang lebih tua.
Baca Juga: Risiko dan Manfaat Hamil di Usia 35 Tahun ke Atas
Itulah beberapa hal penting yang harus diketahui tentang egg freezing. Semoga bermanfaat.