Seruni.id – Istilah julid fi sabilillah sukses meramaikan lini masa media sosial X (sebelumnya bernama Twitter), hingga menjadi trending topik. Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan julid fi sabilillah ini? Yuk kita bahas sama-sama berikut ini:
Apa itu Julid Fi Sabilillah?
Baru-baru ini, muncul sebuah istilah baru yang disebut sebagai julid fi sabilillah. Julid fi sabilillah sebenarnya merupakan sebuah plesetan dari istilah jihad fi sabilillah. Istilah ini kerap kali dipahami dengan pemahaman yang sangat sempit, yaitu berjuang di jalan Allah SWT.
Akan tetapi, dalam arti yang sebenarnya, jihad fi sabilillah atau berjuang di jalan Allah SWT itu sangat luas menyangkut berbagai aspek kegiatan yang terpuji.
Berdasarkan konteks pembahasan kali ini, yaitu julid fi sabilillah adalah sebuah aksi yang dilakukan oleh warganet Indonesia yang ramai-ramai menggeruduk atau menyerang akun media sosial milik penjajah Israel. Seperti yang kita tahu, soal urusan julid, netizen Indonesia juaranya. Jari-jemari mereka mampu meruntuhkan mental mental seseorang.
Sehingga ini adalah waktu yang tepat bagi warganet Indonesia untuk memanfaatkan keahliannya itu. Tak lain dan tak bukan, agar para penjajah Israel itu bisa menyerah atau bahkan mendapatkan hidayah. Aksi julid fi sabilillah ini, dilakukan oleh netizen Indonesia dengan cara menghujani kolom komentar media sosial penjajah Israel menggunakan kata-kata pedas atau pembelaan terhadap Palestina.
Meski terdengar tidak masuk akal, namun nyatanya gerakan ini membuahkan hasil, loh. Sebab, berkat jari-jemari warganet dan kejulidan mereka, membuat beberapa penjajah Israel merespons komentar tersebut dan mulai merasa terganggu.
Apakah Tindakan Ini Diperbolehkan?
Mungkin sebagian dari kita yang ada bertanya-tanya, apakah julid ini diperbolehkan? Untuk menjawab rasa penasaran kalian, Seruni telah mengutip dari cuitan Ustaz Hilmi Firdausi melalui media sosial X miliknya.
Dalam cuitan tersebut, Ustaz Hilmi Fidausi menuliskan, bahwa pada zaman Rasulullah SAW, ada seorang sahabat yang bernama Hasan bin Tsabit. Ketika para sahabat lainnya sedang berjihad di medan perang, beliau memiliki keahlian khusus dalam menyerang musuh, yaitu dengan membuat bait-bait syair yang menghujam.
Di mana, syair tersebut mampu merusak psikologis musuh, sampai mereka stres, frustasi, hingga akhirnya mundur dari medan perang atau bahkan ada yang mendapat hidayah untuk masuk Islam.
Keahlian tersebut diakui oleh Rasulullah SAW, bahkan beliau sering kali memuji dan mendoakan Hasan bin Tsabit. Dalam sabdanya riwayat Imam Bukhari, Rasul berkata “Wahai Hasan, seranglah mereka dgn syairmu. Sesungguhnya malaikat Jibril bersamamu.”
Jadi, tugas kita hari ini untuk melakukan julid fi sabilillah hampir mirip dengan apa yang dilakukan oleh Hasan bin Tsabit, demi menjatuhkan mental para penjajah Israel. Sebab, sangat miris jika kita melihat banyaknya korban Palestina yang terus berjatuhan. Di antara belasan ribu orang yang syahid, di antaranya banyak ribuan anak-anak yang tak bersalah.
Apakah Usaha ini Berhasil?
Meski tampak sepele dan banyak yang berpikir ini tidak akan berdampak apa-apa, ternyata pemikiran tersebut tidak tepat. Pasalnya, segala usaha yang dilakukan oleh netizen Indonesia membuahkan hasil.
Sejak pertama kali akunt Twitter @greschinov membagikan puluhan akun penjajah Israel, dan sudah diserang oleh warganet Indonesia, sejumlah akun tersebut ada yang telah mengunci akunnya. Bahkan, beberapa di antaranya juga sudah terkena mental akibat komentar julid netizen Indonesia.
Seperti yang terjadi pada akun @edensissonn, tekah dikunci setelah mendapat banyak komentar negatif dari netizen Indonesia. Selain itu, akun-akun seperti @sharon_ifergan dan @mitchal_matzov juga dikunci setelah diserbu di kolom komentar oleh netizen Indonesia.
Akun @mitchal_matzov sempat menulis Instagram Story yang mengungkapkan kekesalannya terhadap komentar negatif netizen Indonesia dan dia mengklaim mulai merasa stres akibat komentar yang tak kunjung habis.
Baca Juga: Deretan Brand Makanan Lokal yang Berhenti Menggunakan Bahan Pro Israel
Dengan kecanggihan teknologi saat ini, memang memudahkan masyarakat untuk membantu banyak orang yang mengalami kesulitan agar menjadi satu suara untuk satu tujuan.