Seruni.id – Apakah kalian sudah tahu mengenai fenomena TikTok Brain dan dampak negatifnya? Dalam artikel kali ini, Seruni akan membahas mengenai TikTok Brain, agar kita bisa lebih bijak lagi dalam menggunakan media sosial tersebut. Yuk simak ulasan selengkapnya berikut ini:
Bukan rahasia lagi, kalau platform media sosial seperti TikTok, kian digandrungi oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa turut berselancar di sana. TikTok sendiri dikenal sebagai platform media sosial yang memungkinkan penggunannya untuk membuat, membagian, dan menonton sajian video-video dalam durasi pendek.
Tak dipungkiri, TikTok memang menjadi sarana yang cukup asyik untuk mencari hiburan. Itulah mengapa banyak dari kita yang tak ingat waktu saat membuka aplikasi tersebut. Namun, meski menghibur, kita juga mesti waspada, loh. Terlebih ketika munculnya TikTok Brain, yaitu sebuah istilah yang dipakai untuk menggambarkan efek negatif dari penggunaan TikTok.
Kabarnya, terlalu sering menghabiskan waktu di aplikasi tersebut, dapat menurunkan fokus, konsentrasi, bahkan kualitas tidur. Lantas, apa kata ahli neurosains terkait hal ini? Simak penjelasannya berikut ini, yuk!
Pengertian TikTok Brain
TikTok Brain merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan adanya perubahan kognitif dan neurologis yang terlihat pada orang-orang yang menggunakan platform TikTok secara intensif.
Mengutip dari laman Purewow, istilah TikTok Brain pertama kali dicetuskan oleh Dr. Patrick Porter, seorang pakar ilmu saraf sekaligus pengembang aplikasi kebugaran otak bernama ‘BrainTap’. Ia telah mempelajari otak selama lebih dari 30 tahun dan mengintegrasikan bidang psikologi, kesehatan mental, dan teknologi gelombang otak.
Kita bisa mengenali tanda-tanda seseorang mengalami TikTok Brain berdasarkan perubahan perilakunya, seperti perhatian yang berkurang secara signifikan. Efek ini muncul karena adanya kebutuhan untuk mendapatkan kepuasan sesegera mungkin. Pada akhirnya, kesabaran dan rentang perhatian untuk mengerjalan tugas-tugas yang lebih panjang dan kompleks semakin menurun.
Apa yang Terjadi di dalam Otak?
Banyak dari kita yang mungkin masih sangat awam dengan fenomena yang satu ini. Sebenarnya, TikTok Brain ini berkaitan dengan cara indera kita menerima rangsangan. Telinga menerima rangsangan pendengaran yang dikirimkan ke korteks pendengaran otak.
Di sisi lain, mata menyerap energi dari layar dan mengirimkan serangkaian rangsangan cepat ke korteks visual otak. Kemudian, otak akan memproduksi dopamine pada area yang disebut nucles accumbens sebagai respons dari elemen-elemen hiburan yang didapat dari TikTok.
Otak sendiri menyukai lonjakan dopamine, yakni sebuah istilah yang populer untuk melepaskan hormon perasaan bahagia ke dalam aliran darah. Alhasil, untuk mendapatkan efek dopamine terus menerus, maka potensial memunculkan keinginan untuk menonton TikTok terus menerus.
Bagaimana Cara TikTok Brain Menyakiti Kita?
Dijelaskan oleh Dr. Porter, bahwa respons biomekanis dari TikTok Brain bisa menyebabkan gangguan pola tidur, hal ini terjadi akibat penyerapan energi dari layar, tempat di mana kita menonton tayangan tersebut. Selain itu, hal tersebut juga bisa berlanjut pada efek menurunnya kualitas tidur dan meningkatkan rasa kecemasan.
Adapun yang perlu diperhatikan menurut Porter adalah kemampuan fokus mendalam dan perhatian berkelanjutan yang dapat menurun. Ini juga berkaitan dengan saraf yang bertanggung jawab untuk tugas kognitif yang melemah.
Seperti Apa Bahaya TikTok
Setiap manusia memiliki perkembangan otak yang berbeda-beda. Salah satu aspek yang membedakannya adalah usia. Dr. Porter mengatakan, bahwa otak remaja pada dasarnya masih dalam tahap perkembangan, sehingga membuatnya lebih rentan terhadap otak TikTok. Di mana hal tersebut bisa berdampak pada rentang perhatian yang lebih pendek.
Berdasarkan studi yang dilakukan pada tahun 2021 lalu terhadap siswa sekolah menengah, menunjukkan adanya gangguan penggunaan TikTok terkait dengan kehilangan ingatan, depresi, stres, serta kecemasan. Sebaliknya, otak orang dewasa sepenuhnya sudah terbentuk dan sudah mengakar jalur saraf. Ini memungkinan orang dewasa kurang mudah dipengaruhi.
Dampak Lain dari TikTok yang Harus Kita Waspadai
Lebih lanjut Dr. Porter berpendapat bahwa TikTok dapat mengubah sifat kesadaran. Menurutnya, generasi saat ini semakin memperlakukan otak layaknya mesin pencari daripada sistem pengambilan fakta tradisional. Hal ini berbeda dengan generasi sebelumnya yang cenderung menyimpan informasi secara spesifik dalam memori.
Pergeseran ini disebabkan adanya pengetahuan bahwa informasi sudah tersedia dan disimpan di web. Akibatnya, otak lebih mahir mengingat bagaimana cara mengakses informasi (yakni di mana dan bagaimana cara menemukannya) daripada rincian spesifik dari informasi itu sendiri.
Baca Juga: Kabar Gembira, TikTok Shop Kembali Dibuka!