Seruni.id – Saat seseorang hendak pergi ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji, biasanya orang lain mendoakan agar orang tersebut menjadi haji mabrur. Mungkin kita sering sekali mendengar perkataan tersebut, namun apa sih makna di baliknya? Berikut ini Seruni akan menjelaskan mengenai makna haji mabrur beserta tanda-tanda orang yang telah meraihnya. Semoga penjelasan ini dapat menambah ilmu pengetahuanmu, ya. Yuk langsung disimak:
Mengenal Makna Haji Mabrur
Melansir dari situs Kementerian Agama Republik Indonesia, mabrur berasal dari kata al-mbarur (aksara Arab:المَبْرُوْرُ) yang diambil dari kata al-birr yang berarti “ketaatan”. Para ulama memiliki banyak pendapat mengenai haji mabrur. Seperti yang dilansir dari Rumaysho, yang mengutip Syarh Shahih Muslim, An-Nawawi menyebutkna, bahwa pendapat yang paling kuat untuk memaknai haji mabrur adalah haji yang diterima dan tidak dinodai oleh dosa. Adapun tanda jika haji seseorang diterima adalah adanya perubahan yang lebih baik setelah pulang dari tanah suci dan tidak membiasakan kembali untuk berbuat maksiat. Ada pula yang berpendapat bahwa haji mabrur adalah haji yang tidak dicampuri urusan ria.
Apa Saja Tandanya?
Bagaimana cara mengetahui seseorang menjadi haji yang mabrur? Apakah ada perbedaan antara haji mabrur dan tidak? Tentunya yang dapat menilai apakah seseorang itu menjadi haji yang mabrur atau tidak, hanyalah Allah SWT. Sebagai manusia biasa, kita tidak dapat memastikan bahwa seseorang telah menjadi haji mabrur. Namun, para ulama menyebutkan bahwa ada tanda-tanda mabrurnya haji seseorang, berdasarkan Al-Qur’an dan hadis. Meski begitu, tanda tersebut tidak bisa dijadikan sebagai patokan, ya. Apa saja tandanya?
1. Menggunakan Harta Halal
Orang yang ingin hajinya mabrur, harus memastikan bahwa harta yang digunakan adalah harta halal, yang diperoleh dari hasil yang jelas. Bukan dari hasil menipu maupun meminjam dari bank. Jika tidak halal, maka haji mabrur bagi mereka hanyalah jauh pangang dari api. Sebagaimana yang ditegaskan oleh sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam,
إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا
“Sungguh Allah baik, tidak menerima kecuali yang baik.” (HR. Muslim 1015).
2. Ikhlas dalam Beribadah
Ibadah haji yang diterima oleh Allah SWT adalah ibadah yang dilakukan secara ikhlas, tanpa ada unsur ria dan sum’ah di dalamnya. Adapun yang dimaksud dengan sum’ah adalah perbuatan yang dilakukan dengan tujuan agar orang lain mengetahui lalu memuji. Segala sifat dan perbuatan yang dapat menodai niat seseorang saat melaksanakan ibadah haji, sebaiknya dihindarkan. Fokuslah dan luruskan niat hanya untuk beribadah kepada Allah SWT bukan untuk dilihat oleh orang lain.
3. Dipenuhi dengan Amalan Baik
Seseorang yang ibadah hajinya dipenuhi dengan banyak amalan baik, seperti memperbanyak zikir, salat di Masjidil Haram, salat tepat waktu, dan membantu teman seperjalanan, menjadi tanda-tanda mabrurnya ibadah seseorang. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Rajab,
“Maka haji mabrur adalah yang berkumpul di dalamnya amalan-amalan baik, dan menghindari perbuatan-perbuatan dosa.” (Lathaiful Ma’ruf 1:67)
Di antara amalan khusus yang disyariatkan untuk meraih haji yang mabrur adalah bersedekah dan bertutur kata yang baik selama berhaji. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam pernah ditanya tentang maksud haji mabrur, maka beliau menjawab,
إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَطِيبُ الْكَلاَمِ
“Memberi makan dan berkata-kata baik.” (HR. al-Baihaqi 2:413 (no. 10693), dihukumi shahih oleh al-Hakim dan al-Albani dalam silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 3:362 (no. 1264)).
4. Jauh dari Perbuatan Maksiat
Ibadah haji sebaiknya dilakukan dengan penuh ketaatan kepada Allah SWT dan tidak mencampurinya dengan kemaksiatan yang dapat menimbulkan dosa. Bagi kamu yang sedang melaknsakan ibadah haji, penting sekali untuk menghindari kemaksiatan, sekecil apapun itu. Misalnya, syirik kepada Allah SWT, menganggu jemaah haji lain, gibah, ria, maupun bercampur baur dengan lawan jenis saat di kamar atau di kemah Arafah dan Mina.
5. Berakhlak Baik
Seseorang yang sedang melaksanakan ibadah haji, hendaklah memiliki akhlak yang baik. Akhlak yang baik berarti menjaga perilaku, mulai dari berangkat, saat di tanah suci, hingga tiba di tanah air. Saat berhaji, hendaknya kamu selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Misalnya, dengan banyak zikir, takbir, tasbih, tahmid, dan istigfar.
Selain itu, kamu juga harus senantiasa bersabar menerima segala hal yang terjadi ketika melaksanakan yang harus dilakukan. Misalnya, menjalankan segala yang diwajibkan dan rukun haji. Penting pula untuk meninggalkan apa yang dilarang selama berhaji. Kamu juga gak boleh sombong, ria, dan angkuh. Perbanyak istigfar agar ibadah kamu lancar dan mabrur.
Cara Memperoleh Haji Mabrur
Mengutip dari buku Tuntunan Super Lengkap Haji dan Umrah oleh Ustaz A. Solihin As Suhaili, ada tujuh tips yang bisa dilakukan oleh jemaah haji untuk mendapatkan haji mabrur, di antaranya:
- Menyempurnakan persiapan ibadah haji, terutama dalam hal meluruskan niat.
- Selalu memohon kepada Allah dengan berdoa sungguh-sungguh.
- Selama melaksanakan ibadah haji, ikutilah selalu petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya.
- Memanfatkan waktu sebaik-baiknya, serta menghindari melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat.
- Melaksanakan ibadah sesuai tuntunannya sehingga tidak berlebihan dalam pelaksanaannya.
- Memenuhi semua syarat, rukun, wajib serta sunnah haji dengan baik dan benar.
- Melaksanakan segala yang Allah SWT perintahkan dalam beribadah haji dan menjauhi segala larangan-Nya.
Baca Juga: 8 Persiapan Sebelum Melakukan Ibadah Haji
Meski bukan hal yang mudah untuk memperoleh haji mabrur, tetapi kamu bisa terus mengusahakannya demi meraih pahala-Nya. Pada dasarnya, haji mabrur adalah ketika setibanya di tanah air, kamu menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya dan tidak mengulangi perbuatan maksiat atau dosa. Yuk, persiapkan dengan baik agar ibadahmu kamu mabrur!