Seruni.id – Ayo siapa yang sering membanding-bandingkan anak? Tujuan kita mungkin baik ya, biar anak lebih termotivasi melakukan sesuatu.
.
Membanding-bandingkan memang sudah menjadi insting alaminya manusia.. Pas lagi belanja aja kita pasti selalu bandingin buah mana yang paling bagus buat dibeli. Saat mau ke pergi, kita bandingin baju mana yang bagus untuk dipakai. Tapi sayangnya, anak itu lebih complicated daripada buah atau pakaian.
.
Kalau kebiasaan membandingkan ini terjadi terus menerus, bahkan berakhir dengan sikap kita yang sering nge-judge anak, bukan tidak mungkin efek negatif yang kita jelaskan di infographic terjadi pada si kecil.
.
.
Sebenarnya ada cara yang lebih positif agar anak termotivasi melakukan sesuatu tanpa harus membanding-bandingkannya dengan anak lain, misalnya:
.
? Tetapkan benchmark (tolok ukur) untuk anak, bukan membandingkannya dengan anak lain.
.
? Dorong anak untuk mengatasi kelemahannya, tanyakan apakah anak butuh bantuan. Kasih support untuknya!
.
? Berikan pujian buat keunggulan yang dimiliki anak. Hargai hal apapun yang ia lakukan dengan baik.
.
? Hindari ekspektasi yang tidak realistis.
.
? Siapkan dukungan dan cinta tanpa syarat. Kalau ia gagal melakukan sesuatu, jangan buat ia merasa telah mempermalukan kamu. Support ia untuk berlatih lebih banyak & selalu hargai usahanya di depan orang banyak.
.
.
Moms, tiap anak itu berbeda. Saat ini, kompetisi telah menyebar di tiap sendi kehidupan, sikap kita yang suka membanding2kan jelas tidak akan membantu anak untuk bisa berkembang lebih baik lagi. Anak-anak perlu diajarkan, disupport, dan dihargai untuk membangun kepercayaan dirinya.
.
.
Gimana dengan Mommies, jujur yuk, biasanya suka membandingkan si kecil dengan anak laindalam hal apa?
sumber : ibupedia.com