Ngantuk Berlebihan di Siang Hari? Hati-hati, Bisa Jadi Tanda Narkolepsi!

Ngantuk Berlebihan di Siang Hari? Hati-hati, Bisa Jadi Tanda Narkolepsi!
grid.id

Seruni.id – Pernakah kamu merasa sangat mengantuk di siang hari, bahkan setelah tidur malam yang cukup? Jika iya, kamu harus waspada. Sebab, bisa jadi ini adalah tanda narkolepsi.

Ngantuk Berlebihan di Siang Hari? Hati-hati, Bisa Jadi Tanda Narkolepsi!
fimela.com

Narkolepsi adalah gangguan tidur neurologis kronis yang mempengaruhi kemampuan otak untuk mengatur siklus tidur dan bangun. Orang yang mengalami kondisi ini, biasanya sering mengalami rasa mengantuk berlebih di siang hari. Kondisi demikian tentu saja sangat menganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup penderitanya.

Berikut Seruni telah merangkum hal-hal yang berhubungan dengan narkolepsi, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara penanganannya. Jadi, bagi kamu yang sering merasakan kondisi tersebut, simak artikel ini sampai selesai, ya.

 

Gejala Narkolepsi

Gejala utama narkolepsi yang bisa dirasakan dengan jelas adalah rasa mengantuk berlebihan di siang hari (excessive daytime sleepiness atau EDS). Selain itu, penderitanya mungkin juga mengalami:

Katapleksi (Kehilangan Kendali Otot yang Mendadak)

Bayangkan kamu sedang tertawa terbahak-bahak, dan tiba-tiba lututmu lemas, tubuhmu terhuyung, atau bahkan pingsan. Inilah katapleksi, gejala narkolepsi yang menyebabkan kehilangan kendali otot secara singkat. Biasanya dipicu oleh emosi kuat seperti tawa, kejutan, atau kemarahan.

Halusinasi Hipnagogik (Mimpi Buruk yang Terasa Nyata)

Saat mulai tertidur, pernahkah kamu melihat bayangan aneh atau mendengar suara yang tidak biasa? Hal ini dikenal sebagai halusinasi hipnagogik, di mana pengalaman visual atau auditori yang menyeramkan terjadi saat transisi antara terjaga dan tertidur.

Kelumpuhan Tidur (Terjebak di Antara Mimpi dan Kenyataan)

Pernahkah kamu merasa tidak bisa bergerak atau berbicara saat bangun tidur atau sebelum tertidur? Inilah kelumpuhan tidur, fenomena yang membuatmu terjebak dalam keadaan sadar namun tidak dapat menggerakkan tubuh.

Tidur Terpecah (Malam yang Penuh Gangguan)

Tidur malam yang seharusnya nyenyak, ternyata diwarnai dengan bangun berulang kali dan kesulitan kembali tidur. Pola tidur yang tidak teratur ini disebut tidur terpecah, salah satu gejala narkolepsi yang membuat penderitanya merasa tidak cukup istirahat.

 

Penyebab Narkolepsi

Belum diketahui secara pasti mengenai penyebab narkolepsi. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini mungkin terkait dengan kurangnya hipkretin (oreksin), sebuah neurotransmitter di otak yang mengatur terjaga dan tidur REM.

Melansir dari Standford Medicine, Emmanuel Mignot dari Standford University mengidentifikasikan bahwa defisiensi hipokretin adalah faktor kunci dalam narkoleps dengan katapleksi.

Temuan ini diperkuat oleh studi yang dirilis oleh berbagai jurnal ilmial, termasuk “Nature Neuroscience” dan “The New England Journal of Medicine”. Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan narkolepsi, meliputi:

Faktor Genetik

Riwayat keluarga yang menderita narkolepsi dapat meningkatkan risiko. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh American Academy of Sleep Medicine, ada hubungan genetik yang signifikan pada penderita narkolepsi dengan katapleksi.

Autoimun

Berdasarkan sejumlah bukti menunjukkan, bahwa narkolepsi mungkin melibatkan respons autoimun yang menyerang sel-sel penghasil hipokretin. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature menyatakan bahwa autoimunitas memainkan peran penting dalam patogenesis narkolepsi .

Faktor Lingkungan

Infeksi atau stres berat bisa memicu munculnya narkolepsi pada individu yang rentan. Penelitian dari Stanford University mengindikasikan bahwa faktor lingkungan seperti infeksi streptokokus dapat memicu narkolepsi pada individu dengan predisposisi genetik.

 

Diagnosis Narkolepsi

Ada beberapa langkah untuk melakukukan diagnosis narkolepsi, di antaranya:

  • Riwayat Medis dan Pemeriksaan Fisik: Umumnya dokter akan melakukan evaluasi gejala dan riwayat tidur pasien.
  • Polisomnografi (PSG): Tes tidur malam hari di laboratorium untuk mengamati pola tidur pasien.
  • Multiple Sleep Latency Test ( MSLT): Mengukur seberapa cepat seseorang tertidur di siang hari di bawah kondisi yang tenang.

 

Bagaimana Pengobatan Narkolepsi?

Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan narkolepsi, tetapi berbagai perawatan dapat membantu mengelola gejala. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:

Stimulansia

Obat-obatan seperti modafinil atau amfetamin dapat membantu mengurangi rasa ngantuk di siang hari. Sebuah ulasan yang diterbitkan dalam The Lancet menunjukkan bahwa modafinil efektif dalam mengurangi EDS pada penderita narkolepsi.

Antidpresan

Beberapa antidepresan dapat membantu mengontrol katapleksi, halusinasi, dan kelumpuhan tidur. Sodium Oxybate: Obat ini dapat meningkatkan kualitas tidur malam dan mengurangi gejala katapleksi serta ngantuk di siang hari.

 

Stretegi Penanganan Narkolepsi

Selain melakukan pengobatan secara medis, penderita bisa melakukan strategi gaya hidup untuk mengelola kondisi tersebut, seperti:

  • Tidur siang yang teratur.
  • Jadwal tidur yang konsisten.
  • Lingkungan tidur yang nyaman.

Narkolepsi adalah gangguan tidur yang serius yang dapat berdampak signifikan pada kehidupan penderitanya. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang gejala, penyebab, dan pengobatan, penderita narkolepsi dapat mengelola kondisi mereka dengan lebih efektif dan menjalani kehidupan yang lebih produktif.

Baca Juga: 5 Minuman Penambah Semangat Saat Bekerja di Siang Hari

Edukasi dan dukungan dari keluarga, teman, dan tenaga medis sangat penting dalam membantu penderita narkolepsi menghadapi tantangan sehari-hari yang ditimbulkan oleh kondisi ini.