Seruni.id – Tiga hari yang lalu (11/2), Seruni, sempat membahas tentang seorang guru yang diperlakukan tidak sopan oleh muridnya. Ia adalah Nur Kalim, guru honorer di SMP PGRI Wringinanom Gresik. Setelah kesabarannya menghadapi murid tersebut ramai diperbincangkan, baik media cetak, elektronik, hingga televisi pun ingin berbincang dengannya. Namun, Nur Kalim justru menolak, bukan tanpa alasan, melainkan karena salah satu orangtuanya sedang ada yang sakit. Ia mengaku ingin fokus mengajar dan mengurus orangtuanya tersebut.
Banyak pihak yang menghubungi Nur via telepon, dari pagi hingga malam. Sikap sabar yang ditunjukkan oleh Nur memang layak diapresiasi banyak pihak. Salah satunya dengan menghadiahi paket ibadah umrah gratis untuk Nur. Ia pun mengaku sudah mengirimkan beberapa persyaratan yang diminta oleh pihak pemberi hadiah umrah tersebut.
“Sudah, sudah saya kirim KTP-nya,” kata Nur Kalim saat ditemui di SMP PGRI Wriginanom Gresik, Rabu (13/2).
Ia juga menyanggah pemberitaan yang sempat mengabarkan jika dirinya menolak ajakan umrah. Karena hal tersebut tidak benar.
“Sudah-sudah mas, itu tidak benar. Saya mohon izin mau ngajar bentar ya, mohon maaf,” tutur Nur Kalim.
Sementara itu, Henny Lestari, selaku CEO sebuah perusahaan yang mengajak Nur Kalim umrah, menyampaikan jika Nur akan berangkat ke Tanah Suci pada bulan Maret mendatang. Namun, jika keadaan belum memungkinkan, maka Nur akan terbang April bersama, Aa Gym.
Dan selain mendapatkan hadiah umrah, Anggota DPD RI, Ahmad Mawardi, pun turut memberikan sepeda pada Nur. Karena baginya, Nur bisa menjadi teladan untuk guru-guru lain, dalam menangani murid yang berperilaku tidak sopan dan lain sebagainya. Kesabaran dan kelembutan Nur benar-benar menjadi sorotan.
Semakin hari, nama Nur pun semakin dikenal, undangan talk show dari televisi pun terus menghampirinya. Namun, Nur menolak untuk tampil di TV, karena ia tak ingin meninggalkan orangtuanya yang kini sedang sakit. Selan itu, Nur juga mengaku ingin fokus menjalani profesinya (sebagai guru).
“Saya ndak mau, karena orangtua ada yang sakit. Dan juga saya saat ini sedang mengoreksi hasil ujian anak-anak. Saya juga masih mengajar,” jelas Nur.
Penolakan ini pun dinilai positif, karena seolah menunjukkan jika Nur bukanlah sosok yang hanya memiliki jiwa besar, tapi juga penuh tanggung jawab. Ia lebih memilih menunaikan kewajibannya sebagai anak untuk mengurus orangtua, dan sebagai guru untuk mengajar.
Semoga kebaikan Nur Kalim bisa menjadi contoh, tapi tidak dengan sikap sang murid. Jadikan ini sebagai pembelajaran bagi seluruh pelajar di manapun berada. Agar ke depannya tak perlu ada lagi kasus serupa, baik kekerasa guru terhadap murid, pun sebaliknya.