Ibu  

Kamu Orangtua yang Berpotensi Memunculkan Gangguan Kepribadian Narsistik pada Anak?

health.com

Seruni.id – Sebenarnya, penyebab gangguan kepribadian narsistik yang terjadi pada seseorang belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa narsis bisa terjadi. Salah satunya adalah saat orangtua menghujani anak-anaknya dengan pujian yang tak berujung. Hal ini diperkirakan dapat menanamkan benih narsis pada diri seorang anak. Mengapa demikian? Simak penjelasan Seruni!

Image result for narcissistic kids
kelownanow.com

Gangguan kepribadian narsistik bisa diamati pada masa tumbuh kembang, dari anak-anak hingga awal remaja. Pola asuh pun menjadi salah satu faktor yang cukup kuat dalam membentuk kepribadian narsistik. Apalagi hubungan antara anak dan orangtua memang memiliki peranan yang cukup penting dalam membentuk kepribadian anak.

Maka, faktor yang sering kali dihubungkan dengan perkembangan kepribadian seorang anak adalah pola asuhnya. Entah terlalu memanjakan, mengekang berlebihan, memberikan pujian berlebih, terlalu keras memberikan hukuman, eksploitasi anak, penelantaran, atau bahkan anak kalian merasakan kurangnya kasih sayang. Tapi di samping itu, melakukan tekanan dalam bentuk emosional juga sering dikaitkan dengan pembentukan gangguan kepribadian narsistik ini.

Lantas, pola asuh kurang tepat seperti apa yang berdampak negatif dan menyebabkan pembentukan gangguan kepribadian narsistik pada anak?

  • Kelalaian orangtua dalam pola asuh anak, saat orangtua menjadi tidak terikat atau tidak responsif terhadap pola asuh buah hatinya sendiri.
  • Pola asuh anak yang mandiri memiliki garis tipis antara bersikap protektif dan terlalu protektif, cinta, dan obsesi tidak dipertahankan.
  • Terlalu memanjakan anak di masa kecilnya atau membuat anak menjadi anak emas di keluarga juga dapat memicu gangguan NPD di kemudian hari.
  • Orangtua yang narsis dapat memengaruhi kondisi kejiwaan anak-anak mereka, pun dapat memengaruhi mereka hingga tumbuh dewasa.
  • Anak yang terlalu banyak mendapatkan kritik negatif juga bisa membuat mereka selalu berpikiran buruk tentang dirinya sendiri.

Kegagalan orangtua dalam membangun sebuah hubungan sehat, serta berempati dengan anak, sering kali dikaitkan dengan bentuk kepribadian ini. Dan hal ini juga yang mengakibatkan anak mulai menganggap bahwa dirinya tidak berharga lagi, akibatnya? Ia menjadi enggan berhubungan baik dengan orang di sekitarnya.

Tentu keadaan tersebut akan terus membentuk pola pikirnya bahwa kepribadian dialah yang membuat orang lain tidak menerimanya.

Kondisi ini pun mendorong anak tumbuh menjadi orang yang bersikap egois dan tidak toleran akan kebutuhan dan saran dari orang lain. Maka, penting bagi kita selaku orangtua untuk mengetahui bagaimana melakukan pola asuh yang tepat.

Baca Juga: 5 Cara Mendidik Buah Hati Agar Menjadi Anak yang Jujur

Jika buah hatimu memiliki gangguan kepribadian narsistik, coba berikan psikoterapi pada anak. Sebab, tindakan ini menjadi sebuah metode yang dapat membantu mengatasi gangguan kepribadian narsistik. Tujuannya tak lain untuk membangun harga diri dan menuntun mereka agar memiliki harapan yang lebih realistis.

Memang tidak ada obat untuk menghilangkan gangguan mental narsistik. Namun, jika ada gejala depresi dan kecemasan yang kadang berjalan beriringan dengan keadaan ini, maka penggunaan obat bisa dilakukan. Pengobatan tersebut bertujuan untuk mengatasi gejala yang mengiringi kondisi tadi.

Jika gejala depresi lebih dominan, maka pengidap akan diberikan obat antidepresan. Begitupun jika kecemasan yang dominan, maka obat gangguan kecemasan akan diberikan. Terpenting adalah para ahli menyarankan bahwa orangtua sebaiknya tidak terlalu memberikan banyak pujian untuk anak.

Karena akan jauh lebih baik jika pujian yang diberikan orangtua, sewajarnya saja. Tapi jika selama ini kamu justru termasuk tipe orangtua yang kurang memperhatikan anak, maka cobalah untuk segera meluangkan waktu untuk memperhatikan mereka.

Related image
thenextweb.com

Dengan begitu, anak akan mengembangkan kepribadian baiknya yang dapat berguna bagi kehidupan ia di masa yang akan datang.

Bukan kah masa anak-anak tak dapat diulang? Bayangkan saat kalian menua, ingin memeluk anak, gantian anak yang sibuk dengan dunianya, sama seperti kamu yang sekarang sibuk dengan duniamu, dan lupa jika ada buah hati yang sangat butuh pelukan dan perhatianmu. Renungkan.