Seruni.id – Pernahkan kamu merasakan telinga seperti berdenging? Sebagian masyarakat sering mengaitkannya dengan pertanda tertentu. Tidak banyak orang tahu bahwa kuping berdengung ternyata merupakan hal yang cukup umum terjadi. Meski demikian, telinga berdenging dapat menjadi kondisi yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Mulai dari mengusik waktu istirahat hingga berisiko menyebabkan tekanan psikologis.
Seorang yang mengalami telinga berdenging, disebut juga dengan tiinitus merasakan adanya bunyi dengung di telinganya. Bunyi ini dapat terdengar secara singkat ataupun terus-menerus dengan volume yang berbeda-beda.
Tinnitus akan makin jelas terasa ketika kamu berada di tempat hening, atau ketika akan tidur. Selain itu, penderitanya dapat lebih sensitif terhadap volume suara yang sebenarnya normal bagi banyak orang. Kondisi tersebut dinamakan hyperacusis.
Jika suara tersebut hanya bisa didengar oleh kamu, berarti kamu mengalami tinnitus subjektif. Kondisi ini bisa dipicu oleh masalah pada telinga luar, tengah, atau dalam. Selain itu, masalah pada saraf pendengaran atau bagian otak yang menerjemahkan sinyal suara juga bisa memicu tinnitus subjektif.
Sedangkan, jika suara-suara tersebut dapat didengar oleh dokter ketika pemeriksaan, berarti kamu mengalami tinnitus objektif. Jenis yang lebih langka ini dipicu oleh masalah pembuluh darah, kondisi tulang telinga dalam atau kontraksi otot.
Penyebab Telinga Berdenging
Ada banyak penyebab yang melatarbelakangi terjadinya telinga berdengung. Cermati berbagai kemungkinan berikut untuk mengantisipasinya.
- Adanya penyumbatan atau infeksi pada saluran telinga. Kondisi ini dapat mereda dengan sendirinya begitu penyumbatan ditangani, tapi ada kalanya juga terus berlanjut.
- Adanya tumor jinak pada saraf pendengaran.
- Proses penuaan alami yang memengaruhi bagian dalam telinga atau bagian lainnya.
- Konsumsi beberapa jenis obat, seperti antibiotik, aspirin, obat bius, antidepresan, hingga anti peradangan.
- Penyakit Meniere’s yang menyebabkan gangguan pada telinga dalam.
- Cedera pada leher atau kepala.
- Otosklerosis, menyebabkan kekakuan tulang kecil pada telinga bagian tengah.
- Gangguan kesehatan tertentu, seperti penyakit kardiovaskular, tekanan darah tinggi, anemia, alergi, diabetes, kelenjar tiroid yang kurang aktif.
- Gangguan pada leher atau rahang, seperti sindrom sendi temporomandibular.
Telinga berdenging dapat memburuk jika diperparah oleh kondisi-kondisi lain, misalnya jika pengidap mengalami stres, mengonsumsi minuman keras berlebihan, merokok, sering mengonsumsi minuman berkafein, dan beberapa makanan tertentu yang mengandung garam dalam kadar tinggi.
Baca Juga: Bahayakah Membersihkan Telinga dengan Cotton Bud?
Kabar baiknya, risiko telinga berdenging dapat dicegah dengan beberapa cara sederhana di bawah ini.
- Kenakan pelindung telinga saat beraktivitas di dekat sumber suara yang sangat nyaring, seperti di konser musik, di ruangan bermesin, di dalam pesawat terbang.
- Saat mengenakan earphone untuk mendengarkan musik, usahakan untuk mencopotnya dan mengistirahatkan telinga tiap satu jam. Setel volume hingga sekitar 60 persen saja.
- Segera tangani kondisi kesehatan lain karena telinga berdenging dapat disebabkan oleh penyakit lain yang mungkin berhubungan.
- Segera periksakan diri ke dokter THT, terutama jika telinga berdenging sudah terasa sangat mengganggu. Dokter THT akan melakukan pemeriksaan dan melakukan tes uji pendengaran untuk memastikan diagnosis tinnitus. Tes pindai berupa CT-scan atau MRI juga mungkin akan dilakukan untuk mendeteksi adanya kerusakan di dalam telinga.
Untuk mencegah telinga berdenging makin terasa saat hening, cobalah memutar musik ringan atau menyalakan radio. Selain itu, agar telinga berdenging tidak memicu stres, menyempatkan diri untuk melakukan relaksasi dengan yoga ataupun meditasi bisa menjadi kegiatan yang menarik.