Seruni.id – Segala keberhasilan yang diraih oleh setiap orang, tak luput dari perjuangan panjang yang telah mereka lalui. Begitupun perjuangan yang ditempuh oleh atlet cabang olahraga Sambo peraih emas di Sea Games 2019 di Filipina, Emma Ramadaniah. Demi meraih kesuksesan di Sea Games 2019 ini, ia rela berjualan cilok.
Peraih Emas di Sea Games 2019
Emma Ramadinah salah salah satu dari sekian banyak atlet Sea Games 2019 yang menyumbangkan emas bagi Indonesia. Anak dari pasangan Ahmad Mustofa dan Nining Sari Ningsih ini merupakan penyumbang medali emas ke-40 untuk Indonesia pada hari keenam penyelenggaraan Sea Games 2019, bersama Desiana Syafitri, Erik Gustam, Rio Bahari, dan Senie Kristian.
Emma yang merupakan warga Rawagabus, Kelurahan Adiarsa Timur, Kecamatan Karawang Timut, Karawang ini, sebelumnya adalah atlet Judo yang sudah ditekuninya sejak duduk di kelas IV Sekolah Dasar (SD). Namun, ketika ia beranjak SMA, Emma justru menggeluti cabang olahraga baru berkembang sejak 2016 lalu. Hingga pada akhirnya, ia masuk Pelatnas dan terpilih menjadi kontingen Indonesia di ajang Sea Games 2019 di Filipina.
“Awalnya menggeluti olahraga Judo, namun sejak duduk di kelas XI beralih menggeluti olahraga Sambo. Dulu di Padepokan Judo Taruna Karawang, sudah beberapa kali ikut kejuaraan baik tingkat Provinsi maupun Internasional,” kata Emma, Selasa (10/12).
Menggunakan Dana Mandiri dan Berjualan Cilok
Dalam perjalanan karirnya di dunia olahraga, dara 21 tahun ini bercerita, setiap kali ada even kejuaran ia selalu menggunakan dana mandiri baik dari keluarga maupun sasana di mana dia berlatih. Bahkan, sambil menunggu panggilan Pelatnas Sea Games, ia mengaku sempat berjualan cilok dan ruang Bangkok secara online, untuk bekal selama latihan di sana.
Orangtua Emma berharap, setelah putrinya berhasil menyabet emas bagi Indonesia, anaknya mendapatkan perhatian dari pemerintah atau lembaga yang menaungi olahraga di wilayah setempat. Salah satu bentuk penghargaan semisal mereka diganjar status sebagai pegawai negeri sipil (PNS), anggota TNI/Polri atas torehan prestasi yang mengharumkan nama daerah di pentas internasional.
“Harapannya ada perhatian dari pemerintah ya diangkat menjadi PNS,” katanya.
Baca Juga: Hanya Karena Hijab, Atlet Lari Muslim Didiskualifikasi
Dia bercerita selama ini biaya selama mengikuti kejuaraan hanya bersifat mandiri baik dari sasana maupun keluarga, selama mengikuti kejuaraan dan menorehkan medali untuk nama baik daerah tidak pernah ada perhatian sama sekali.
“Kemarian aja pulang dari Filipina, ongkos sendiri bersama karang taruna setempat,” tandasnya.