Pesawat tempur buatan Indonesia saat ini masih dalam pengembangan oleh PT Dirgantara Indonesia (DI). Pesawat tempur tersebut sedang dalam perakitan dan pengembangan. Di rencanakan pesawat hasil kerjasama Indonesia dengan Korea Selatan tersebut akan di produksi massal pada 2022.
Pesawat itu akan diberi nama dengan Korean Fighter Experiment dan Indonesia Fighter Experiment (KFX dan IFX). Pengembangan pesawat kedua negara ini sebenarnya sudah dimulai sejak 2010. Jika pesawat tempur hasil pengembangan oleh PT DI berhasil dikembangkan, maka menjadi kebanggan bagi Indonesia yang menjadi negara pertama di kawasan Asia Tenggara yang merancang pesawat tempur sendiri.
Di bagian penguasaan teknologi pesawat terbang, Indonesia dikenal sebagai hanya satu negara di Asia Tenggara yang memproduksi serta meningkatkan pesawat sendiri. Meskipun di bagian pemasaran produksi pesawatnya sendiri harus kita akui kita masih kalah apabila dibanding dengan Brazil, yang mengembangkan EMBRAER serta memasarkannya ke seluruh dunia.
Lebih dari setahun akhir-akhir ini, negara-negara lain memperhatikan pesawat buatan Indonesia. Umpamanya Malaysia, Pakistan, UAE, Filipina, Korea Utara, serta sebagian negara lain menginginkan membeli pesawat tempur buatan Bandung. Misalnya CN-235 bakal memperoleh pangsa pasar yang lebih luas pada beberapa tahun yang akan datang. Malaysia pesan empat pesawat tambahan untuk menambah jumlah pesawat CN-235 yang telah mereka miliki.
Menurut Direktur Integrasi Pesawat Dirgantara Indonesia Budiwuraskitosarana prasarana yang dipunyai badan usaha milik negara (BUMN) itu dapat mengerjakan pesawat tempur semacam T-50 Golden Eagle yang merupakan pengembangan pesawat oleh Korea Selatan-Amerika Serikat.
Dirgantara Indonesia mempunyai pengalaman dalam bagian kualifikasi serta sertifikasi dalam memroduksi pesawat-pesawat yang berkecepatan rendah seperti CN-235. Diluar itu, perusahaan yang berlokasi di Banduung ini mempunyai lahan, laboratorium, ruang perakitan, sumber daya manusia, dan sebagainya. Disamping itu, Korea Selatan memiliki pengalaman dalam memroduksi pesawat berkecepatan tinggi atau melebihi kecepatan nada (1 mach) T-50 Golden Eagle.
Budi menyampaikan pengembangan serta pembangunan jenis pesawat yang di tawarkan Korea Selatan baru untuk tipe tempur (fighter), sesaat pengembangan jenis pesawat tipe yang lain seperti tipe stealth (siluman), belum masuk program.
Dia menilainya kerja sama pengembangan pesawat tempur peluang dapat diwujudkan pada tahun 2014 sesudah pemerintah Korea Selatan memberi lampu hijau atas program kerja sama. Pemerintah Korea Selatan tengah menanti kesepakatan parlemennya dalam program pengembangan pesawat itu.
Meskipun Indonesia baru menggembangkan pesawat tempur sendiri, maka untuk melengkapi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) di bidang kedirgantaraan, Indonesia harus melengkapi dengan membeli pesawat tempur dari luar negeri. Meskipun beberapa pesawat yang digunakan oleh TNI merupakan karya anak bangsa.
Berikut beberapa pesawat tempur yang dimiliki oleh TNI Indonesia.
Jet Tempur Milik Indonesia
1. Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle
Pesawat buatan Korea Aerospace Industry (KAI) ini begitu menyerupai dengan F-16 Fighting Falcon. Pesawat yang dibeli tahun 2014 ini memanglah sering digunakan sebagai pesawat latih sebelum menggunakan F-16. Pesawat ini mempunyai kecepatan supersonik serta sistem persenjataan yang komplit.
Pesawat ini dapat terbang dengan kecepatan 1. 600 km per jam. Sosoknya terlihat ramping dengan spesifikasi panjang 43 kaki, lebar sayap 31 serta tinggi 16 kaki. T-50i juga dapat mengusung persenjataan seberat 10.500 pound. Termasuk juga gatling gun tiga laras yang dapat menyemburkan 2.000 peluru per menit dan bermacam rudal serta roket.
Pada umumnya, T-50 ini mempunyai kapasitas dua orang kru dengan panjang 12. 98 meter serta tinggi 4. 78 meter. Lebar sayap pesawat yang dikembangkan oleh Korean Aerospace Industries dengan pertolongan Lockheed Martin itu meraih 9. 17 meter dengan berat kosong 6. 441 kilogram.
Pesawat yang dibekali mesin 1× General Electric F404 afterburning turbofan ini mempunyai kecepatan melebihi kecepatan suara (1 mach) serta dapat terbang dengan batas ketinggian mencapai 48 ribu feet.
T-50 Golden Eagle bisa dipakai dalam berbagai misi seperti air to air berupa senjata AIM-9 Sidewinder, Air-to-ground : 6× AGM-65 Maverick, Bombs : 5× CBU-58 cluster, 9× Mk 82, 3× Mk 83/MK 84, and 9× Mk 20. Disamping Guns : 1× M61A1 Vulcan 20 mm Gatling gun serta Rockets : LAU-3/68.
Sekarang ini, Indonesia mempunyai 16 pesawat T-50 Golden Eagle yang pembelian pertamanya dikerjakan pada 2013 serta dua pesawat paling akhir datang pada 25 Januari 2014.
2. Pesawat Tempur Super Tocano EMP-314
Pesawat tempur jenis Tucano merupakan pesawat tempur yang memiliki kegunaan untuk melakukan pertempuran taktis. Indonesia memiliki delapan unit super Tucano EMP-314, pesawat ini juga sering disebut sebagai Tucano Gatot Kaca.
Super Tucano memiliki kelebihan dalam mencari posisi musuh dan menghancurkannya. Jika dilihat dari sistem persenjataan yang terdapat di pesawat yang satu ini memiliki dua senapan dibagian sayap kanan dan kiri. Pesawat ini juga memiliki lima stasiun pengait yang terdapat dibagian sayap sebanyak dua buah dan satu di badan pesawat. Stasiun pengait tersebut berfungsi untuk menjadi tempat persenjataan saat melakukan penyerangan.
Pesawat tempur serang darat Embraer EMB-314 Super Tucano adalah versi yang disempurnakan dari pesawat latih EMB-312 Tucano. Spesifikasi Embraer EMB-314 Super Tucano mempunyai fitur yang lebih canggih dari EMB-312 Tucano dan diupgrade dengan kecepatan yang lebih cepat dan ketinggian terbang yang lebih tinggi.
TNI AU menempatkan pesawat serang darat EMB-314 Super Tucano yang dibeli Departemen Pertahanan di Skadron Udara 21 Pangkalan Udara Abdurachman Saleh, Malang. Pesawat ini menggantikan peran pesawat serang darat OV-10F Bronco yang sudah mengabdi sejak tahun 1970-an.
Misi utama dari pesawat EMB-314 Super Tucano ini adalah operasi penyergapan dan pencegatan di darat, operasi intelijen, operasi patroli pengawasan perbatasan darat dan maritim terbatas, dan misi militer lain sesuai fungsinya sebagai pesawat counterinsurgency.
Misi utama dari pesawat EMB-314 Super Tucano ini adalah operasi penyergapan dan pencegatan di darat, operasi intelijen, operasi patroli pengawasan perbatasan darat dan maritim terbatas, dan misi militer lain sesuai fungsinya sebagai pesawat counterinsurgency.
Kokpit EMB-314 Super Tucano sudah menggunakan All-glass Cockpit yang kompatibel dengan Night Vision Google. Super Tucano pesanan AU Brazil dilengkapi dengan sistem avionik buatan Elbit System, Haifa, Israel. Sistem yang disediakan Elbit antara lain Head-Up Display, Sistem Komputer Penerbangan, Sistem Navigasi, dan 2 unit layar LCD multi fungsi.
HUD Super Tucano memiliki 24° field of view dan advanced weapon delivery system yang terintegrasi melalui MIL-STD-1553B data bus. Untuk pengendalian, pilot dilengkapi dengan hands-on throttle and stick (HOTAS).
Sebagai pesawat serang darat dan anti gerilya, Super Tucano dilengkapi dengan proteksi kevlar pada kokpitnya dan dilengkapi dengan zero/zero ejection seat. Sistem oxygen generation system (OBOGS) buatan Northrop Grumman dipasang untuk menyediakan oksigen bagi pilot selama penerbangan berlangsung.
3. Pesawat Tempur F-16 Fighting Falcon
F-16 Fighting Falcon yaitu jet tempur multi-peran yang di kembangkan oleh General Dynamics (lalu di akuisisi oleh Lockheed Martin), di Amerika Serikat. Pesawat ini awalannya didesain sebagai pesawat tempur ringan, serta akhirnya ber-evolusi jadi pesawat tempur multi-peran yang begitu populer.
Kekuatan F-16 untuk dapat digunakan buat semua jenis misi inilah yang membuatnya begitu berhasil di pasar ekspor, serta digunakan oleh 24 negara terkecuali Amerika Serikat. Pesawat ini sangat popular di mata international serta sudah dipakai oleh 25 angkatan udara. F-16 adalah proyek pesawat tempur Barat yang terbesar serta penting, dengan
sekitaran 4000 F-16 telah diproduksi mulai sejak 1976. Pesawat ini telah tak di produksi untuk Angkatan Udara Amerika Serikat, namun masihlah di produksi untuk ekspor.
Pesawat Tempur F-16 di kenal mempunyai kekuatan tempur di udara yang begitu baik, dengan inovasi seperti tutup kokpit tanpa bingkai yang memperjelas penglihatan, gagang ingin dari samping untuk mempermudah kontrol pada kecepatan tinggi, serta kursi kokpit yang didesain untuk kurangi dampak g-force pada pilot. Pesawat ini juga adalah pesawat tempur pertama yang di buat untuk menahan belokan pada percepatan 9g.
Pesawat tempur F-16 Fighter Falcon milik Indonesia dilengkapi 2 varian pesawat tempur F-16 Fighting Falcon. Kedua varian ini yaitu F-16 Block A/B 15 OCU serta F-16 C/D Block 25 upgrade. Pesawat tempur F-16 Block A/B 15 OCU dibeli Indonesia dari Amerika Serikat pada tahun 1989 lantas. Di mana awal mulanya jumlah yang dibeli Indonesia yaitu 12 unit, tetapi 2 unit sudah jatuh hingga cuma tersisa 10 unit saja. Sebelum dibeli Indonesia, pesawat tempur buatan Amerika ini pernah berkompetisi dengan pesawat tempur buatan Prancis yakni Mirage-2000. Tetapi pemerintah Indonesia lebih memilih untuk beli 12 unit F-16 Fighting Falcon dibanding dengan Mirage-2000 itu.
Pesawat tempur F-16 A/B Block 15 OCU ini pernah alami permasalahan besar saat Amerika memberlakukan embargo militer untuk Indonesia. Hal semacam ini menyebabkan kelangkaan suku cadang F-16 ini, hingga cuma sebagian unit saja yang dapat terbang. Sisanya pada akhirnya ‘dikanibalisasi’ lewat cara mengambil sisi pesawatnya untuk dipakai sebagai suku cadang untuk pesawat tempur yang masih dapat terbang. Tetapi saat embargo militer Indonesia telah dicabut, berangsur-angsur keseluruhnya 10 unit F-16 A/B Block 15 OCU ini telah dapat terbang lagi.
Sekarang ini, 10 unit pesawat tempur F-16 A/B Block 15 OCU ini menghuni Skuadron 3 TNI AU yang ada di Madiun. Nantinya jumlah pesawat F-16 di Skuadron 3 Madiun bakal ditambah oleh sekitaran 8 unit F-16 C/D Block 25 upgrade yang bakal tiba di Indonesia 2015. Hingga Skuadron 3 Madiun bakal ditempati oleh 18 unit pesawat tempur F-16, di mana 10 unit yaitu F-16 A/B Block 15 OCU serta 8 unit F-16 C/D Block 25 upgrade.
Ke-10 unit pesawat tempur F-16 A/B Block 15 OCU ini sendiri gagasannya bakal selekasnya di upgrade hingga mempunyai kekuatan yang nyaris sama juga dengan F-16 C/D Block 52. Sistem upgrade ini bakal ditangani oleh perusahaan Inggris yakni BAe Sistem yang mempunyai pengalaman besar dalam mengupgrade pesawat tempur F-16 Fighting Falcon.
4. Pesawat Tempur Sukhoi Su-27
Pesawat tempur yang satu ini dianggap sebagai pesawat tempur yang cukup populer serta begitu modern. Pesawat tempur ini bukan sekedar mempunyai daya tempuh yang tinggi, namun juga mempunyai persenjataan yang lengkap.
Walau pesawat ini mempunyai bobot yang cukup berat, namun pesawat yang satu ini merupakan pesawat yang lincah serta mempunyai kecepatan yang tinggi. Pesawat tempur Sukhoi SU 27 memanglah di desain sebagai interceptor serta pesawat tempur dengan jarak jauh. Kecepatan optimal dari pesawat ini yaitu 2. 0 march dengan jarak 3. 000 km..
Su-27 mempunyai keunggulan pada daya jelajah yang jauh serta manuver yang begitu mendebarkan, salah satunya adalah manuver Pugachev Cobra yang konon cuma bisa dikerjakan oleh keluarga Flanker, manuver Pugachev Cobra yaitu manuver menukik ke belakang lantas kembali pada ke posisi awal mulanya, diluar itu pesawat ini dapat dilengkapi dengan avionik yang begitu mutakhir, terlihat pada pemakaian radar N001VEP yang telah mempunyai kekuatan air to ground.
Pesawat ini dapat dilengkapi beragam persenjataan mutakhir seperti Rudal R-27, R-73, R-77, Kh-31, serta yang lain, pesawat ini dapat dilengkapi dengan senapan mesin Gsh-30-1, ini adalah senapan mesin yang sama juga dengan senapan mesin MIG-29, Su-30 juga mempunyai kekurangan, yaitu pada cost operasional, cost operasionalnya yang meraih Rp. 400 juta/jam juga jadi masalah pemakaian pesawat tempur kelas berat ini.
5. Pesawat Tempur Sukhoi Su-30
Versi teranyar pesawat buatan Rusia yang diperkembang mulai sejak tahun 1996 ini mempunyai daya jelajah sampai 5400 kilometer. Bermacam teknologi hebat juga menghiasinya, seperti Instrumen avionik di kokpit berbentuk monitor kaca MLD (Multifunction Liquid-crystal Display) serta HUD (Head Up Display).
Sistem navigasi Su-30MK/MK2 juga telah terintegrasi dengan sistem satelit Glonass serta Navstar demikian pula dengan RWR (Radar Warning Receiver) yang berperan mengatur tembakan rudal anti radiasi KH-31P. Pemakaian IRST (Infrared Search and Track Piranti) yang dapat menembakkan rudal laser beam riding telah ada di Sukhoi Su-27 SKM. Su-30 MK2 dapat mendeteksi, mengunci serta menyerang sasaran 360 derajat dengan semua cuaca.
Pesawat ini dapat juga membawa hingga 12 jenis senjata dari mulai rudal udara ke udara, rudal udara ke darat, roket serta bom nuklir.
Jenis awal Su30 serta Su-30K mendukung untuk misi pertempuran panjang sekira 10 jam atau lebih. Pesawat jenis ini dilengkapi dengan sistem ‘radiolocation’ untuk pelacakan sampai 10 tujuan kurun waktu bersamaan.
Su-30 bukan sekedar untuk dapat menyerang darat, namun sebagai pemimpin pesawat tempur taktis. Varian ini setelah itu dipadukan dengan jenis Su-30M multi-peran yang memiliki kekuatan penyerangan darat presisi dengan membawa misil serta bom kendali mutakhir.
Spesifikasi Sukhoi Su-30 – Kru: 2
– Panjang: 21.935 m (72.97 ft)
– Rentang sayap: 14.7 m (48.2 ft)
– Tinggi: 6.36 m (20.85 ft)
– Luas sayap: 62.0 m² (667 ft²)
– Berat kosong: 17,700 kg (39,021 lb)
– Berat isi: 24,900 kg (54,900 lb)
– Berat maksimum saat lepas landas: 34,500 kg (76,060 lb)
– Mesin: 2 × AL-31FL low-bypass turbofans
– Dorongan kering: 7,600 kgf (74.5 kN, 16,750 lbf) masing-masing
– Dorongan dengan pembakar lanjut: 12,500 kgf (122.58 kN, 27,560 lbf) masing-masing
– Laju maksimum: Mach 2.0 (2,120 km/h, 1,320 mph)Kinerja
– Laju maksimum: Mach 2.0 (2,120 km/h, 1,320 mph)
– Jangkauan: 3,000 km (1,620 nmi) at altitude
– Langit-langit batas: 17,300 m (56,800 ft)
– Laju tanjak: 230 m/s (45,275 ft/min)
– Beban sayap: 401 kg/m² (82.3 lb/ft²)
– Dorongan/berat: 1.0
Persenjataan Guns: 1 × GSh-30-1 gun (kaliber 30 mm, 150 peluru) AAMs: 6 × R-27ER1 (AA-10C), 2 × R-27ET1 (AA-10D), 6 × R-73E (AA-11), 6 × R-77 RVV-AE(AA-12) ASMs: 6 misil antiradar Kh-31P/Kh-31A, 6 misil berpemandu laser Kh-29T/L, 2 × Kh-59ME Aerial bombs: 6 × KAB 500KR, 3 × KAB-1500KR, 8 × FAB-500T, 28 × OFAB-250-270.
Helicopter Milik TNI Indonesia
Pada umumnya ada dua kategori Helikopter (CMIIW) yang digolongkan berdasar pada fungsi serta tugasnya dalam menjalankan suatu operasi militer. Kelompok yang pertama yaitu kelompok Heli Serbu (assault heli) serta yang kedua yaitu Heli Serang (attack Heli). Heli Serbu umumnya dipakai untuk mengangkut pasukan kedaerah operasi. Heli jenis ini umumnya cuma mempunyai senjata ‘seadanya’ untuk melindungi heli itu dari serangan musuh.
Di Indonesia, Heli jenis ini cukup banyak, diantaranya yaitu Heli NBell-412 serta Mi-17 yang keduanya adalah punya TNI AD. Pada kategori ini, manfaat heli lebih diutamakan pada kekuatan membawa pasukan dalam jumlah yang banyak. Sedang Heli Serang yaitu heli yang dikhususkan untuk menyerang musuh dengan senjata yang mematikan, hingga heli ini lebih mementingkan kekuatan membawa senjata yang banyak di banding membawa pasukan.
Di Indonesia, Heli jenis ini tak sejumlah Heli Serbu, di mana Heli Serang terhebat yang dipunyai TNI AD sekarang ini yaitu 5 unit Mi-35 Hind E. Tetapi seperti saya katakan terlebih dulu kalau Mi-35 Hind E bukanlan Heli Serang Murni, lantaran terkecuali dapat mempunyai senjata yang mematikan, Heli ini dapat juga mengangkut pasukan bersenjata lengkap (meskipun jumlah pasukan yang dapat dibawa lebih sedikit dari Mi-17 v5).
1. Helikopter MI-35 Hind E
TNI AD sebagai pengguna Helikopter ini tentunya juga telah memikirkan hal semacam ini. Karenanya bersamaan dengan kehadiran armada helikopter tempur Mi-35P dari Rusia yang melengkapi Skadron 31/Serbu Penerbad pada tahun 2010, juga memasukkan paket senjata rudal anti tank. Mi-35P yang dikenal juga sebagai APC terbang yang dikarena kekuatan Mi-35 Hind E ini membawa 8 pasukan bersenjata komplit.
Mi-35 Hind E ada melengkapi Skuadron 31 dengan persenjataan yang cukup garang, seperti roket S-8 kaliber 80mm, pelontar chaff/flare, kanon standard GSh-30-2 kaliber 30mm serta rudal anti tank AT-9 Spiral-2. Senjata yang dipunyai Mi-35 Hind E punya TNI AD cukup gahar, terlebih rudal Anti Tank AT-9 Spiral-2 yang bakal jadi senjata menakutkan untuk musuh yang dilengkapi Tank sekalipun.
Sama dengan penamaan rudal anti tank AT-5, nama rudal AT-9 juga merupakan nama yang didapatkan dari pihak NATO. Rudal ini cukup unik, lantaran manfaatnya sebagai rudal anti tank yang umumnya di luncurkan dari darat, tetapi AT-9 Sprial-2 ini yaitu rudal anti Tank yang sengaja di rancang untuk basis peluncuran dari udara.
Rudal anti tank AT-9 dapat disebutkan adalah rudal anti tank yang masih gress, lantaran negara produsennya Rusia sendiri baru mulai menjalankan rudal ini pada tahun 1990-an. Rudal AT-9 ini didesign dengan melakukan pengembangan dari versi sebelumnya, AT-6 Spiral, dengan penyempurnaan pada segi akurasi, kecepatan, serta jangkauan. Sistem pemandu rudal AT-9 Spiral-2 ini yaitu SACLOS (Semi Automatic Command to Line of Sight), di mana operator mesti membidik tujuan hingga rudal berhasil mengenai target, jalur kendalinya berbentuk tanda radio.
Dalam pola pengoperasiannya, pilot serta juru tembak harus sama-sama mengarahkan helikopter ke arah target sampai rudal tepat tiba di tujuan. Tetapi versi paling baru dari rudal ini telah dapat melakukan tembakan fire and forget. Rudal Anti Tank AT-9 Spiral-2 ini sesungguhnya mempunyai sebagian versi yang tidak sama sesuai dengan fungsi serta kegunaannya dalam operasi militer.
Masing-masing versi memiliki kelebihan masing-masing. Salah satunya yaitu jenis Anti Tank dengan tandem HEAT (High Explosive Anti Tank), yaitu AT-9 yang dilengkapi proyektil peledak dengan dua tahap peledakan. Rudal AT-9 versi Tandem HEAT ini memanglah dikhususkan untuk menghancurkan kendaraan berlapis baja, termasuk juga MBT (main battle tank). Kemungkinan AT-9 yang dimiliki TNI AD yaitu versi ini, tetapi kebenarannya belum dapat dikonfirmasi. Type ke-2 dari Rudal ini yaitu AT-9 versi 9M120F yang dilengkapi dengan hulu ledak thermobaric.
Pada rudal dengan thermobaric ini, peledak bakal menghasilkan gelombang ledakan dengan durasi yang lebih lama, yang biasanya dengan sebutan ” airfuel bomb “. Dampak ledakan yang lama ini ditujukan untuk melibas pasukan infantri, hingga bisa menyebabkan korban jiwa dalam jumlah besar. Thermobaric memakai oksigen serta udara dalam peledakannya hingga begitu cocok untuk menghajar tujuan infantri yang bersembunyi didalam terowongan, gua, atau bunker.
Rudal jenis ini sepertinya memang dikhususkan sebagai rudal anti infantry. Tetapi tak ada kejelasan apakah TNI AD juga mempunyai rudal jenis ini. Jenis ketiga dari rudal AT-9 ini yaitu AT-9 versus 9A220O yang dilengkapi dengan hulu ledak expanding rod yang disebut satu amunisi khusus yang memakai pola fragmentasi ledakan annular. Jenis ketiga ini dikhususkan sebagai rudal untuk menghancurkan tujuan berbentuk helicopter lain. Rudal ini dilengkapi sistem laser sebagai penentu keauratan termbakannya. Tetapi, rudal jenis ini juga belum terang apakah dipunyai TNI AD atau tidak.
2. Helicopter Nbell-412
NBell-412 Penerbad produksi PT Dirgantara Indonesia dari lisensi Bell Helicopter Textron. Penerbad mulai memakai NBell-412 mulai sejak tahun 1984 dengan varian NBell-412 SP (Special Performace), lalu berlanjut ke varian NBell-412 HP (High Performance) di dekade 90-an, serta terakhir diperkuat varian NBell-412 EP (Enhanced Performace). Dilihat dari labelnya, sejatinya heli-heli di atas adalah varian sipil dari Huey serta dihadirkan tanpa senjata terpasang.
Heli Bell 412 EP adalah penyempurnaan dari jenis sebelumnya ayakni Bell-41 HP (High Performance) serta Bell 412 SP (Special Performance).
Mesinnya didesain untuk melakukan operasi senyap saat siang serta malam. Memiliki Kemampuan pengangkut 15 penumpang. Dilengkapi dengan turbin serta sistem four blade rotor.
Helicopter ini mempunyai dua varian, ada yang memang khusus untuk militer serta ada yang ditujukan untuk sipil. Khusus untuk sipil, umumnya Heli ini digunakan untuk misi kemanusiaan seperti evakusi bencana alam.
Sekarang ini populasi NBell-412 Penerbad TNI AD terbagi dalam 14 unit NBell-412 SP, 14 unit NBell-412 HP, serta 16 unit NBell-412 EP. Distribusi ke-44 unit heli itu dipercayakan pada Skadron 11/Serbu di Semarang, Jawa Tengah yang menjalankan Bell 205 A-1 serta NBell-412 SP/HP, lalu Skadron 12/Serbu di Waytuba, Lampung yang menjalankan jenis NBell-412 EP.
Sebagai heli sipil yang dipersenjatai, adopsi senjata pada Bell 205 A-1 serta NBell-412 TNI AD dapat dikatakan serupa. Melalui pengembangan yang dikerjakan didalam negeri, kedua helikopter dapat dipersenjatai, dari mulai doorgun memakai FN-Herstal MAG 58 kaliber 7, 62 mm, sampai peluncur roket FFAR (Folding Fins Air Rockets) jenis T. 905 kaliber 2, 75 inchi. Walau saat datang tak dibekali kokpit NVG (night vision goggles) capable, tetapi mulai sejak masa 1990-an semuanya varian huey TNI AD bisa diterbangkan dalam operasi militer oleh pilot yang memakai NVG.
Sekilas pandang, tak ada ketidaksamaan yang mencolok dari sisi penampilan di antara ketiga varian NBell-412. Ketidaksamaan antar varian lebih diutamakan pada adopsi mesin yang tidak sama. NBell-412 SP (Special Performace) yang memakai mesin PT63-BF, NBell-412 HP (High Performance) yang memakai mesin PT63-BE, serta yang terbaru NBell-412 EP (Enhanced Performace) yang mengusung mesin twin turbine Pratt & Whitney PT63-D.
Perbedaan mesin sudah barang pasti membawa dampak pada kemampuan, kecepatan, serta kekuatan jelajah. Khusus di NBell-412 EP ditambahkan kemampuan dual digital automatic control flight sistem serta penambahan kemampuan tail rotor. Sementara untuk jumlah awak tetaplah empat orang (pilot, kopilot serta dua gunner untuk door gun). Dalam keadaan standar, heli ini bisa membawa 11 penumpang dengan senjata komplit. Sebagai fitur tambahan di NBell-412 EP, ada bekal teknologi autopilot serta radar cuaca. Bahkan juga, NBell-412 EP yang dihibahkan dari Pemprov Kalimantan Timur miliki kekuatan lebih dari yang lain. Dengan pekerjaan untuk patroli perbatasan, heli ini dibekali piranti FLIR (Forward Looking Infra Red).
Dikutip dari PT Dirgantara Indonesia berikut spesifikasi lengkapnya:
Panjang : 17,1 meter
Tinggi : 4,6 meter
Lebar : 2,5 meter
Ketinggian maks : 6.094 meter
Main rotor blades : 4
Tail rotor blades : 2
Main rotor diameter : 14 meter
Mesin : 2 x Pratt & Whitney PT6T-D
Kecepatan Max: 259 Km/jam
Jangkauan : 745 Km
Durasi terbang: 3,7 jam
3. Helicopter Apache AH 64E Guardian
Indonesia pesan delapan helikopter serang Apache AH 64E Guardian ke pabrikan Boeing, Amerika Serikat (AS). Helikopter itu ditargetkan datang bertahap mulai tahun ini sampai 2018.
Pembelian dengan nilai $ 1,4 miliar ini, termasuk penjualan empat Kontrol radar Longbow APG-78, serta paket persenjataan termasuk juga 120 rudal udara ke darat Hellfire Lockheed martin AGM-114, ditambah paket pelatihan awak serta support.
Helikopter AH-64E Guardian memanglah sudah ditingkatkan kemampuannya, termasuk juga : improved digital connectivity, Joint Tactical Information Distribution Sistem, mesin T700-GE-701D yang lebih powerfull with upgraded face gear transmission to accommodate more power.
Baling baling komposite yang baru meningkatkan kecepatan jelajah, climb rate, serta kekuatan membawa beban. AH-64E dilengkapi new self-diagnostic abilities serta Link-16 data-links. Radar Longbow yang sudah diupdate membuatnya dapat dipakai untuk naval strikes. Helikopter ini dapat juga mengusung radar AESA. Helikopter AH-64 E sesuai untuk maritime operations.
Helikopter ini mempunyai extended-range fuel tanks yang mengakibatkan meningkatnya jarak tempuh serta endurance. AH-64E memiliki L-3 Communications MUM-TX datalink yang berkomunikasi lewat frekuensi C, D, L, serta Ku band, untuk transmit serta terima data atau video dari semuanya UAV yang diterbangkan.
Itulah pesawat tempur dan helikopter tempur yang dimiliki oleh TNI. Kedua Alutsista tersebut juga di tugaskan untuk menjaga kedaulatan Republik Indonesia.