Seruni.id – Salat ghaib adalah ibadah yang dilakukan oleh umat Islam, yang bertujuan untuk mendoakan mayit agar mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Hanya saja, salat tersebut dilakukan tanpa adanya jenazah. Sebab, ada beberapa manusia yang takdirnya meninggal dalam keadaan raganya sudah tak berwujud atau tidak dapat ditemukan. Inilah yang kemudian disebut sebagai salat ghaib.
Perbedaan Salat Jenazah dan Salat Ghaib
Sebenarnya, tidak banyak perbedaan antara salat jenazah dan salat ghaib. Hanya saja, perbedaan terletak pada niat dan ada atau tidaknya keberadaan mayit di depannya. Karena kondisi jenazah yang tidak memungkinkan untuk ada di hadapan orang-orang salat. Selain itu, berbeda dengan salat jenazah yang wajib dilakukan secara berjamaah, sementara salat ghaib, dapat dilakukan baik berjamaah atau sendiri (munfarid). Dengan begitu, setiap orang bisa melakukan salat di mana pun dan kapan pun tanpa ada batasan.
Niat Salat Ghaib
Pelaksanaan salat ghaib sesungguhnya tidaklah sulit. Hanya saja sebelum melakukannya kita dianjurkan untuk membaca niat dengan sepenuh hati. Niat disesuaikan dengan jenis kelamin dan namanya. Adapun bacaan niat untuk salat ghaib adalah sebagai berikut:
Niat Salat Ghaib untuk Jenazah Laki-laki
اُصَلِى عَلىَ المَيِّتِ اْلغَائِبِ اَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلِكفَايَةِ للهِ تعالى
“Ushalli ‘ala mayyiti (sebutkan nama jenazahnya) al-gha-ibi arba’a fardhal kifayati imaman/ma’muman lillahi ta’ala.”
Artinya: “Saya berniat melaukan salat jenazah (sebutakan namanya) yang ada di tempat lain, empat takbir dengan hukum fardhu kifayah sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala,”
Niat Salat Ghaib untuk Jenazah Perempuan
اُصَلِى عَلىَ المَيِّتَةِ الْغَائِبَةِ اَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلِكفَايَةِ للهِ تعالى
“Usholli ‘ala mayyiti (sebutkan nama jenazahnya) ghooibati arba’a takbirootin fardhu kifaayati lillahi ta’ala,”
Artinya: “Saya niat salat ghaib atas mayit (nama jenazah) dengan empat kali takbir karena Allah Ta’ala,”
Niat Salat Ghaib untuk Jenazah yang Tidak Diketahui Identitasnya
أُصَلِّي عَلىٰ مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ الْإِمَامُ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةٍ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالىٰ
“Ushalli ala man shola alaihi arba’a takbiroti fardhol kifayati ma’muman/imaaman lillahi ta’ala,”
Artinya: “Saya niat salat ghaib sebagai imam/makmum atas mayit yang disalati dengan empat kali takbir fardu kifayah karena Allah Ta’ala,”
Tata Cara Salat Ghaib
Tata cara salat ghaib, tidak jauh berbeda dengan salat jenazah pada umumnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perbedaan ada pada niatnya saja. Berikut adalah tata cara salat ghaib:
Niat
Sebelum melakukan salat, utamakan untuk membaca niat. Adapun bacaan niatnya sebagaimana yang telah Seruni jabarkan pada poin sebelumnya.
Berdiri Bila Mampu
Berbeda dengan salat lima waktu, salat ini dilakukan dengan cara berdiri, tidak sujud, maupun rukuk. Akan tetapi, bagi yang tidak dapat berdiri, tak mengapa jika salat dalam posisi duduk atau sesuai dengan kemampuan.
Takbir Empat Kali
Kemudian, dilanjutkan dengan empat kali takbir, termasuk takbiratul ihram, yang disusul dengan membaca surat Al Fatihah di takbir pertama. Sedangkan di takbir kedua membaca salawat atas nabi minimal salawat pendek, yaitu “Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad”.
Lalu, dilanjutkan dengan mendoakan orang yang meninggal dunia pada takbir ketida, yaitu “Allahummaghfirlahu, warhamhu, wa ‘afihi wa’fu anhu,” yang artinya “Ya Allah ampunilah ia, berilah ia rahmat dan sejahterakan serta maafkanlah dia.”
Sedangkan di takbir terakhir, disunahkan untuk membaca doa sebelum salam. Doa yang bisa dibaca adalah, “Allahumma la tahrimna ajrahu wala taftinna ba’dahu waghfirlana walahu.”
Artinya: “Ya Allah, janganlah Engkau halangi pahalanya yang akan sampai kepada kami, dan jangan Engkau memberi fitnah kepada kami sepeninggalnya serta ampunilah kami dan dia.”
Membaca Surat Al-Fatihah
Tata cara salat ghaib berikutnya adalah membaca sufat al-Fatihah, berdasarkan hadis riwayat Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda:
“Amarana Rasulullahi shalallahu ‘alaihi wasallam an naqra’a bi fatihatil kitab ‘ala jenazah.”
Artinya: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami membaca surah al-Fatihah saat salat jenazah.” (HR. Ibnu Majah).
Membaca Salawat kepada Rasulullah SAW
Setelah takbir kedua, bacalah salawat kepada Nabi SAW. Minimal dengan membaca, “Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad”. Namun yang paling sempurna adalah membaca shalawat Ibrahimiyah yang biasa dibaca saat tasyahud akhir dalam shalat.
Membaca Doa untuk Jenazah
Dalilnya merupakan sabda Rasulullah SAW. Berikut doa Rasulullah saw yang diriwayatkan dari ‘Auf bin Malik ra:
Allahummagfir lahû warhamhû wa’fu ‘anhû wa’âfihî wa akrim nuzulahû wa wassi’ madkhalahû waghsilhu bi mâ‘in wa tsaljin wa baradin wa naqqihi minal khathâyâ kamâ yunaqqast tsaubul abyadhu minad danas wa abdilhu dâran khairan min dârihî wa ahlan khairan min ahlihî wa zaujan khairan min zaujihî waqihî fitnatal qabri wa ‘adzâbin nâr.
Artinya:
“Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah ia, maafkanlah dan berilah ia keafiatan (nasib ukhrawi yang baik), muliakanlah tempatnya, lapangkanlah jalurnya, basuhlah ia dengan air surgawi yang sejuk nan segar, bersihkanlah ia dari noda-noda kesalahan laiknya baju putih yang kembali mengkilap setelah dibersihkan dari kotoran dan noda, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih indah, keluarga dan pasangan yang lebih baik, lindungilah ia dari fitnah kubur dan siksa neraka.”
Salam
Setelah takbir keempat, maka ucapkanlah salam. Namun, setelah tabir dan sebelum salam, disunnahkan untuk membaca doa berikut ini:
“Allâhumma lâ tahrimnâ ajrohû walâ taftinnâ ba’dahû wagfir lana walahû”
“Ya Allah, janganlah engkau jadikan kami penghalang pahalanya, dan janganlah biarkan kami dalam ajang fitnah, umpatan atau buah bibir setelah ini semua, dan ampunilah kami dan dia.”
Salam diucapkan menoleh ke arah kanan dan kiri.
Baca Juga: 110 Contoh Ucapan Turut Berduka Cita dalam Agama Islam yang Baik dan Benar
Demikianlah ulasan Seruni tentang salat ghaib. Semoga dapat bermanfaat.