Seruni.id – Bagaimanakah cara kita mengetahui tanda Allah menerima taubat kita? Berikut Seruni telah merangkum jawabannya:
Setiap manusia tak luput dari kesalahan. Meski Allah telah menjadikan manusia sebagai mahkluk yang paling sempurna di antara makhluk hidup lainnya, tapi tidak ada satu pun dari kita yang terbebas dari dosa sekecil apa pun. Bahkan, seringnya dosa yang kita lakukan baik yang kecil maupun besar dilakukan dalam keadaan sadar.
Allah SWT begitu mencintai hamba-Nya yang ingin kembali ke jalan yang benar atau bertaubat. Ketika manusia diberikan kesempatan untuk hidup, bisa jadi itu merupakan bentuk kasih sayang Allah, dengan tujuan memberikan kesempatan agar bertaubat dengan sungguh-sungguh. Sangat disayangkan, apabila kita enggan memohon ampunan kepada-Nya atas segala kesalahan yang telah diperbuat selama hidup di dunia.
Sementara itu, banyak dari kita yang mungkin dibayang-bayangi pertanyaan, apakah taubat yang kita lakukan tersebut diterima atau tidak? Sedangkan dosa kita begitu besar dan jika dipikir-pikir, sangat sulit untuk diampuni. Namun, ada beberapa tanda Allah menerima taubat hamba-Nya yang perlu kita tahu, di antaranya:
1. Hati Lebih Tentram dan Tenang
Tanda Allah menerima taubat hamba-Nya yang pertama, yakni kondisi hati yang terasa lebih tenang. Hal ini terjadi lantaran kegiatan sehari-harinya selalu dipenuhi dengan beribadah dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, sehingga hal tersebut mempengaruhi keadaan jiwa seseorang. Sementara seseorang yang selalu bermaksiat, hidupnya akan dipenuhi dengan kegelisahan dan ketatukan, sekalipun hidupnya bergelimang kenikmatan duniawi karena kenikmatan tersebut hanyalah fana yang tercipta dari bisikan-bisikan setan.
2. Selalu Berhati-hati
Setiap hamba yang bertaubat, akan muncul kesadaran dalam dirinya, bahwa ia tidak terpelihara dari dosa. Maksudnya, ia sadar kapan pun dirinya dapat terjerumus kembali ke dalam perbuatan dosa, baik dosa yang telah ditaubatinya atau dosa yang berbeda. Oleh karenya, dia akan selalu berhati-hati menghadapi hal-hal yang sekiranya bisa mengantarkan dirinya jatuh lagi pada lubang yang sama dan kembali berbuat nista.
3. Merenungkan Diri
Kala hatinya sedikit gembira dan lebih banyak bersedih. Bagaimana ia bisa bergembira, sementara ia memikirkan masa depannya di akhirat kelak, yang sama sekali belum mendapatkan jaminan apa-apa. Apakah hidupnya akan berkahir dengan membawa iman atau tidak? Itulah hal yang kerap direnungkan oleh seseorang yang bertaubat, sehingga ia tak berani meluapkan kegembiraannya secara berlebihan, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah shallallahu’alahi wa sallam yang berbunyi,
“Siapa saja yang banyak mengingat kematian akan sedikit gembiranya dan sedikit rasa hasudnya.” (HR. Ibnu al-Mubarak).
4. Lebih Senang Berkumpul dengan Orang-orang Sholeh
Kemudian tanda Allah menerima taubat hamba-Nya yakni seseorang tersebut lebih senang untuk berkumpul dengan orang-orang sholeh dan sholehah di sekitarnya, artinya ia sudah tidak lagi nyaman untuk berteman dengan teman-teman yang dahulu saat ia melakukan banyak dosa dan maksiat. Dengan jauhnya ia dari teman-teman yang banyak dosa dan maksiat, maka akan semakin jauh juga ia dari perbuatan terkutuk tersebut.
Selain itu, dengan semakin sering dan semakin banyak ia berkumpul dengan orang-orang sholeh maka akan semakin dekat ia dengan Allah Subhana Hua Ta’ala karena sifat alami manusia salah satunya adalah mudah dipengaruhi oleh lingkungan atau teman-temannya. Allah berfirman yang artinya,
“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku´, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma´ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (QS at-Taubah : 112)
5. Lebih Banyak Bersyukur
Kunci utama dari kebahagiaan dan ketenangan hidup adalah bersyukur. Oleh karenanya, semakin Allah menerima taubat hambanya, maka akan semakin besar pula kesadaran diri akan kebesaran Allah dan akan semakin besar pula rasa syukur atas nikmat-nikmat yang senantiasa Allah berikan kepadanya. Sebagaimana yang Allah firmankan berikut ini,
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: “ Matilah kamu”, kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur” (Al-Baqarah : 243)
6. Akhlak yang Lebih Baik
Seseorang yang bertaubat akan selalu berusaha untuk berbuat baik, mulai dari memperbaiki hubungannya dengan Allah hingga memperbaiki akhlaknya. Dengan begitu, Allah pun akan senantiasa meringankan hati hamba-Nya yang bertakwa, sehingga akhlaknya terus-menerus menjadi lebih baik di setiap waktunya. Allah berfirman,
“Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.” (QS. Sad : 46)
7. Gemar Bersedekah
Bersedekah merupakan salah satu kewajiban yang sering kali terlupakan, karena sifat alami manusia yang selalu merasa kurang dan sayang untuk memberikan hal-hal yang ia miliki kepada orang lain. Meski ia sendiri menyadari bahwa apa yang ia miliki bukanlah milik dirinya sendiri akan tetapi juga sebagiannya adalah miliki orang lain yang membutuhkan. Allah berfirman yang artinya,
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah : 271)
8. Fokus pada Perkara Akhirat
Ketika seorang hamba sungguh-sungguh dalam bertaubat, dia akan melihat perkara dunia yang sedikit sebagai sesuatu yang banyak di hadapannya. Sedangkan perkara akhirat yang banyak sebagai sesuatu yang sedikit. Sebab, ia akan selalu ingat, bahwa sesedikit apa pun kekayaan yang ada di dunia, yang halalnya akan dihisab dan dipertanggungjawabkan, sementara yang haramnya akan disiksa. Lebih berat lagi, pertanyaan tentang harta lebih berat daripada pertanyaan tentang yang lain.
9. Tidak Resah Terhadap Takdir Allah
Melihat diri dan hatinya sibuk dengan perkara-perkara yang dibebankan Allah kepada dirinya, sedangkan dia tidak merasa resah terhadap perkara-perkara yang telah dijamin oleh Allah. Di antara perkara yang dibebankan Allah adalah tuntutan syariat-Nya (taklif), baik tuntutan untuk dilaksanakan maupun tuntutan untuk ditinggalkan, baik yang bersifat wajib maupun yang bersifat sunnah. Sementara itu, perkara yang telah dijamin di antaranya rezeki, umur, jodoh, kematian, dan sebagainya.
Baca Juga: Jangan Tunda Taubatmu!
10. Selalu Menjaga Lisannya
Menjaga lisan kadang kala menjadi perkara paling berat untuk dilakukan, sebagaimana sebuah ungkapan, bahwa lidah tidak bertulang, sehingga jika tidak menjaganya dengan baik segala perkataan akan mudah diucapkan. Namun, bagi orang yang bertaubat, mereka akan berupaya melakukan hal tersebut karena lahirnya kesadaran bahwa banyak membicarakan perkara yang tidak berguna, dengan mengantarkan dirinya kepada pintu kemaksiatan, sebagaimana yang diingatkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,
“Sesungguhnya, manusia yang paling banyak dosanya pada hari Kiamat adalah manusia yang paling banyak bicaranya dalam kemaksiatan kepada Allah.” (HR. Ibnu Abi Syaibah).
Tak heran, bila menjaga lisan juga termasuk amal yang paling dicintai Allah, sebagaimana dalam hadits, “Amal yang paling dicintai Allah adalah menjaga lisan.” (HR. Al-Baihaqi).
Wallahu a’lam.