7 Tanda Permintaan Maaf yang Tulus dan Tidak

Sering kali kita bingung dalam membedakan mana permintaan maaf yang tulus dan tidak. Terlebih, budaya minta maaf dan mengakui kesalahan, kini mulai luntur.
kepogaul.com

Seruni.id – Sering kali kita bingung dalam membedakan mana permintaan maaf yang tulus dan tidak. Terlebih, budaya minta maaf dan mengakui kesalahan, kini mulai luntur. Saat ini, orang-orang mengucapkan kata maaf hanya untuk menghindari situasi yang menyulitkan mereka. Sehingga kita sulit untuk membedakannya.

7 Tanda Permintaan Maaf yang Tulus dan Tidak
kumparan.com

Padahal, permohonan maaf yang tulus akan memperbaiki luka emosional dari seseorang yang menyakiti hatinya. Pun sebaliknya, jika tidak tulus, hanya akan merusak atau bahkan mengakhiri sautu hubungan. Lantas, kamu penasaran bagaimana cara membedakan permintaan maaf yang tulus dan tidak? Berikut telah Seruni rangkum beberapa perbedaannya.

 

1. Tidak Pakai Kata “Tapi”

Pernahkah kamu menerima perminataan maaf dari seseorang, tetapi dengan embel-embel, ‘Tapi, kan, aku gini, karena’ dan lainnya. Tahukah kamu, ternyata perminataan maaf tersebut tidaklah sungguh-sungguh, loh. Sebeb, hal tersebut menandakan bahwa mereka masih mengedepankan egonya.

 

2. Berisi Kata “Maaf”

Permintaan maaf yang tulus harus mengandung kata-kata maaf di dalamnya. Contohnya, ‘Saya minta maaf atas kesalahan yang telah saya perbuat’. Kemudian menjelaskan masalah yang terjadi, dan ungkapkan kalimat penyesalan. Ungkapan ini sangat penting karena menandakan seseorang berani mengakui kesalahan dan mau bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Sebab, tanpa adanya penyesalan, permintaan maaf tidak akan berarti apa-apa.

 

3. Permintaan Maaf yang Tidak Tulus Dibarengi dengan Pembelaan Diri

Hal yang satu ini sering kali terjadi, di mana seseorang meminta maaf, tetapi bukan dibarengi dengan penyesalan justru membentengi diri dengan pembelaan. Misalnya, ‘Maaf ya kemarin aku sudah membicarakanmu di belakang. Namun, kenyataannya semua yang aku katakan adalah fakta’. Biasanya, permintaan maaf seperti ini mereka lakukan hanya karena terpaksa, bukan tulus dari hati. Bahkan, mereka sama sekali tidak menyesal telah berbuat kesalahan tersebut.

 

4. Tidak Sibuk Mencari Siapa yang Salah

Permintaan maaf yang tulus dan benar-benar dari hati, tidak akan pernah sibuk mencari siapa yang salah dan siapa yang benar. Mereka hanya fokus pada permohonan maafnya saja. Namun, jika yang terjadi seperti ‘Aku minta maaf, ya. Tapi, kan, bukan sepenuhnya kesalahanku, tapi salah kamu juga’. Ingatlah, bahwa maaf yang mereka lontarkan tidaklah tulus dari hati.

 

5. Maaf yang Tulus Tidak Diikuti Kata “Jika”

Tak sedikit orang yang meminata maaf denga kalimat, ‘Maaf jika kemarin aku menyinggung perasaanmu. Itu hanya bercanda, kok’. Mereka sebenarnya sadar bahwa perbuatannya salah, tapi di sisi lain ia ragu, apakah ia benar-benar harus minta maaf hanya karena hal sepele. Hingga akhirnya ia mencoba untuk melakukannya, meski terdengar tidak tulus. Ketika seseorang menambahkan kata ‘Jika’ pada saat minta maaf, percayalah ia hanya mencoba meringkankan masalah ini untuk dirinya sendiri, bukan untuk memperbaiki hubungan di antara kalian.

 

6. Maaf yang Tidak Tulus Hanya Ingin Masalahnya Cepat Selesai

Mungkin banyak yang berpikir, bahwa dengan meminata maaf, masalahnya akan selesai begitu saja. Namun, pada kenyataannya, memaafkan adalah langkah awal untuk memperbaiki hubungan seperti semula. Sebab, seseorang masih perlu waktu untuk mengatasi rasa sakitnya. Permintaan maaf mungkin memang bisa memperbaiki hubungan. Namun, tetap saja tidak akan bisa menghapus apa yang terjadi di antara kalian. Anggaplah jika permintaan maaf tersebut merupakan langkah awal untuk mendapatkan kepercayaan seseorang. Ketika ia melakukan hal yang sangat buruk terhadapmu, tentu ia harus menebus kesalahannya.

 

7. Dilakukan di Waktu yang Tepat

Kesalahan terbesar ketika seseorang meminta maaf adalah, ia terlambat dan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan maaf. Ketika permintaan maaf selalu ditunda, masalah tersebut mungkin hanya akan selesai secara sepihak. Tak menutup kemungkinan hubungan ini akan berakhir. Kendati demikian, terlambat lebih baik daripada tidak sama sekali, bukan?

Permintaan maaf yang tulus selalu dilakukan di tempat yang tepat. Jika berbuat salah terhadap sekelompok orang, dia harus meminta maaf di depan mereka semua. Barulah setelah itu, ia harus bicara dengan anggota kelompok tersebut satu per satu secara pribadi. Namun, jika ini adalah masalah pribadi. Maka, sebaiknya bicarakan secara pribadi tanpa ada pihak ketiga.

Baca Juga: 30 Contoh Ucapan Maaf Kepada Suami yang Penuh Ketulusan

Itulah perbedaan permintaan maaf yang tulus dan tidak. Semoga kamu selalu menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitarmu, ya.