Seruni.id – Trauma masa kecil selalu menjadi bayang-bayang yang menakutkan. Meski tidak membekas secara fisik, tapi sering kali meninggalkan luka psikis dan emosional. Trauma masa kecil atau childhood adalah sebuah pengalaman yang membuat seseorang menderita. Hal tersebut bisa dipicu dari berbagai hal, seperti kehilangan, kekerasan, kurang kasih sayang, pelecehan, dan lain sebagainya.
Parahnya, seseorang yang mengalami trauma masa kecil, dapat berdampak buruk yang berlangsung sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, sangat penting sekali untuk mengenali tanda-tanda trauma masa kecil, sehingga kamu bisa tahu bagaimana cara mengatasinya.
Tanda Trauma Masa Kecil
1. Memiliki Emosi yang Tidak Stabil
Mereka yang menderita childhood cenderung memiliki emosi yang tidak stabil, atau bisa dibilang mood swing. Mengapa ini bisa terjadi? Sebab, di masa kecilnya, ia tidak dapat mengekspresikan perasaannya dengan benar, apa pun keinginannya akan selalu mendapat bantahan dari orang lain, terutama orangtuanya.
2. Sulit Mempercayai Orang Lain
Sulit mempercayai orang lain menjadi salah satu tanda dari trauma masa kecil. Biasanya, mereka yang mengalami hal ini, perlahan-lahan mengembangkan masalah kepercayaan. Masalah ini bisa terus berlanjut hingga mereka beranjak dewasa. Hal ini dapat memengaruhi pondasi dari sebuah pertemanan dan hubungan romantis.
3. Tidak Dapat Menerima Kritik
Mengapa mereka yang memiliki trauma masa kecil tidak bisa menerima kritik sekecil apa pun? Bisa saja saat kecil dulu, ia sering kali diabaikan oleh orangtuanya, baik secara mental dan emosional. Hal inilah yang kemudian membentunya menjadi seseorang yang tidak bisa menerima kritik. Sebab, mereka selalu mendahulukan emosinya. Jika sudah seperti, orangtua harus menyadari bahwa perhatian dan kasih sayang adalah hal penting yang harus diberikan kepada anak.
4. Memiliki Reaksi yang Berlebihan
Apabila seseorang selalu memiliki reaksi berlebihan, bisa saja itu merupakan salah satu tanda bahwa dirinya memiliki trauma masa kecil. Mereka melakukan reaksi berlebihan tentu bukan tanpa alasan, karena mereka hanya ingin melindungi dirinya agar tidak merasa terluka lagi.
5. Kurang Konsentrasi
Kurangnya fokus atau konsentari memang dapat terjadi karena berbagai hal. Bisa disebabkan karena sebuah masalah atau karena adanya trauma masa kecil.
6. Bersikap Pasif dan Tidak Menunjukkan Perasaan
Apabila trauma masa kecil diakibatkan karena kehilangan atau ditinggalkan seseorang yang mereka cintai, biasanya penderita lebih menghindari perasaan buruk masa lalu itu. Hingga akhirnya memutuskan untuk bersikap pasif dan tak ingin larut dari perasaan yang terus membayanginya.
7. Merasa Depresi, Malu, Hingga Putus Asa
Tanda seseorang mengalami trauma masa lalu berikutnya, mereka sering memiliki perasaan yang tak menentu. Mulai dari dendam, penyesalan, perasaan bersalah, hingga putus asa. Itulah mengapa, faktor-faktor tersebut dapat berimbas hingga dewasa dan membuat penderita menjadi depresi dan sedih.
8. Bersikap Overprotective
Kenapa orang yang memiliki trauma masa kecil selalu bersikap overprotective? Hal ini karena di masa kecil, ia merasa kurangnya mendapat perhatian dan kasih sayang. Sikap overprotective yang mereka miliki, juga karena rasa takut akan kehilangan seseorang, sehingga mereka sangat waspada.
Cara Memulihkan Diri dari Trauma Masa Kecil
Memiliki trauma masa kecil, membuat seseorang terasa seperti sedang dikurung. Sehingga mereka tidak nyaman, bahkan selalu dibayang-bayangi peristiwa yang mungkin menyakitkan itu. Untuk menghindari hal tersebut, memang harus melakukan pemulihan sejak peristiwa itu terjadi.
Namun, tidak ada kata terlambat untuk memulihkannya. Bagi kamu yang saat ini sedang merasakan trauma masa kecil atau childhood, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan, yakni sebagai berikut:
1. Fokus pada Diri Sendiri
Langkah pertama untuk pulih dari trauma masa kecil adalah fokus pada diri sendiri. Carilah tempat yang menurutmu nyaman dan tenang, sehingga kamu tidak merasa terganggu. Jangan lupa juga, untuk mengenakan pakaian yang nyaman. Kalau sudah, duduklah di lantai sambil memejamkan kedua mata.
Kemudian, tarik napas dalam-dalam, fokuskan pikiranmu dan rasakan kesadaran dirimu. Rasakan betapa sejuknya lantai yang kamu duduki. Bayangkan ada energi yang mengalir dari tulang ekor hingga ke lantai. Fokuskan pikiran pada tubuh sendiri tanpa terganggu dengan hal lain.
2. Ingat Kembali Memori Masa Lalu
Setelah kamu memfokuskan pikiranmu, cobalah ingat kembali situasi yang membuatmu kesal. Temukan sesuatu yang menyulutkan emosimu. Cobalah ingat sedetail mungkin dan bayangkan diri kamu pada masa tersebut. Lihatlah dan rasakan lagi emosi yang muncul ketika itu.
3. Rasakan Emosinya
Kembali menarik napas dalam-dalam hingga kamu merasa tenang. Lepaskanlah tubuhmu untuk merasakan berbagai emosi. Coba amati dan fokus terhadap respon fisik yang muncul saat itu, apakah kesemutan, sesak, kepala sakit, atau lainnya.
Sensasi tersebut akan berperan untuk memahami kembali trauma masa kecil yaang pernah kamu alami. Setelah kamu merasakan berbagai sensasi ini, jelaskan perasaan ini pada diri kamu sedetail mungkin seolah kamu berbicara pada diri sendiri di dalam hati.
4. Kenali dan Namai Setiap Sensasi
Setiap kali kamu merasakan adanya emosi yang bergejolak, cobalah kaitkan dengan sensasi yang kamu rasakan saat itu, apakah itu rasa cemas, timbul rasa sesak di dada, atau perasaan marah yang membuat tubuhmu terasa panas? Rasakan dan katakn dalam hati tentang apa yang kamu rasakan. Dengan begitu, kamu akan lebih mudah memahami tentang diri dan tubuh.
5. Cintai Setiap Emosi dan Sensasi yang Kamu Rasakan
Memulihkan trauma masa kecil memang tidak mudah, tapi agar tidak dibayang-bayangi hal tersebut, kamu harus bisa menerima semua hal yang kamu rasakan. Tak perlu membencinya, cukup katakan bahwa kamu suka dan senang merasakan berbagai emosi tersebut.
Lakukan hal tersebut pada seitap emosi yang kamu rasakan. Misalnya, “Aku begitu mencintai diriku karena perasaan, entah itu kecewa, cemas, emosi, marah, sedih dan lainnya”. Dengan kamu menerima itu samua, perlahan kamu akan menyadari bahwa itu adalah hal yang normal.
6. Rasakan dan Lakukan
Tetap fokuskan pikiranmu pada emosi dan sensasi yang menyertainya. Lepaskan perasaan tersebut dan biarkan mengalir dan meresap ke dalam diri. Usahakan untuk tidak menahannya. Setelah itu, biarkan tubuh merespons emosi dan sensasi dengan berbagai hal yang kamu inginkan.
Jika ingin menangis, menangislah, keluarkan segala yang kamu rasa. Begitupun jika ingin berteriak, jika dirasa dapat membuat lebih tenang, lakukanlah. Lakukan apa yang tubuhmu inginkan saat itu. Kamu bisa berteriak sekencang-kencangnya dengan mata yang tetap terpejam dan posisi yang masih sama.
7. Ambil Pesan yang Kamu Tangkap
Setelah kamu melakukan beberapa poin di atas, apakah emosi yang kamu rasakan sudah terhubung dengan peristiwa masa lalu yang menimbulkan trauma? Lalu, apakah kamu sudah mulai menyadari, bahwa ada hal negatif yang mengurungmu selama ini adalah buah dari trauma masa kecil? Jika iya, cermati baik-baik dan ambil pesan moralnya. Kamu pasti bisa menemukannya.
Namun, kalau kamu tidak dapat menangkap pesan moralnya, segeralah mengambil kertas dan pena, tulislah segala perasaan emosimu. Lakukan hal ini selama 10 menit tanpa henti. Kemudian, coba pikirkan kira-kira pesan apa yang sedang coba dikirim oleh emosimu saat ini.
8. Jangan Ragu untuk Berbagi dengan Orang Lain
Kalau langkah di atas belum juga bisa memulihkan rasa trauma masa kecil, carilah orang yang bisa kamu percaya dan bisa diajak untuk berbagi soal perasaan. Ceritakan padanya mengenai perasaanmu saat ini. Namun, jika tidak ada, kamu bisa menuliskannya.
Tuliskan peristiwa apa yang menjadi pemicu awalnya dan bagaimana reaksimu saat itu. Kemudian, tuliskan pula apa yang kamu rasakan saat ini. Jangan berpikir bahwa hal ini tak ada gunanya. Meski tampak sepele, berbagi cerita dengan berbicara atau menuliskannya menjadi cara efektif untuk mengeluarkan emosi yang selama ini terpendam.
9. Lepaskan dan Buang Semuanya
Selepas menceritakan semuanya, sekarang lakukanlah sebuah ‘ritual’ untuk membuang emosi dari trauma terdahulu. Caranya bisa dengan membakar surat yang baru kamu tulis tadi atau membuang benda yang membuat trauma masa kecilmu muncul.
Apapun caranya, intinya lepaskan dan buang semua hal yang bisa membuat kamu teringat kembali akan hal itu. Hilangkan trauma, emosi, dan sensasi yang menyertainya dengan membuang dan melepas segala hal yang berkaitan dengannya.
Baca Juga: Cara Tepat Sembuhkan Trauma pada Anak Korban Bencana
Trauma masa kecil adalah rasa sakit seseorang yang terbawa hingga dewasa, baik secara sadar maupun tidak. Tetapi, setelah beranjak dewasa, kita memiliki kemampuan untuk belajar memperbaiki diri dan menjadi lebih bijak pada kehidupan kita kini, bukan? Semoga dapat membantu, ya.