Tantrum Bukan Cuma Milik Anak Kecil, Orang Dewasa Juga Bisa!

Tantrum Bukan Cuma Milik Anak Kecil, Orang Dewasa Juga Bisa!
digitalmama.id

Seruni.id – Kita mungkin pernah menyaksikan di tempat umum, di mana seorang anak menangis meraung-raung, hingga melamparkan barang yang ada di sekitarnya. Luapan emosi yang ditunjukkan oleh anak tersebut, disebut juga sebagai tantrum. Ini merupakan hal yang normal dalam perkembangan anak.

Sebab, terkadang anak kecil memang masih kesulitan untuk mengendalikan dan mengekspresikan emosinya. Namun, seiring bertambahnya usia, mereka akan belajar bagaimana caranya meregulasi emosinya dengan baik.

Tantrum Bukan Cuma Milik Anak Kecil, Orang Dewasa Juga Bisa!
voi.id

Ternyata, tantrum tidak hanya dialami oleh anak kecil saja, loh. Orang dewasa juga bisa mengalami hal serupa. Namun, apakah tantrum pada orang dewasa adalah hal yang wajar? Yuk cari tahu lebih lengkap melalui ulasan Seruni berikut ini:

 

Orang Dewasa Juga Bisa Tantrum, Loh!

Tantrum pada orang dewasa umumnya dipicu oleh adanya pergolakan emosi karena frustasi atau kemarahan. Dalam beberapa kasus, ledakan emosi berkaitan dengan kondisi gangguan mental, termasuk juga gangguan kepribadian. Berikut ada beberapa tipe tantrum yang kerap dialami oleh orang dewasa, di antaranya:

The Silent Fit

Dalam kondisi ini, seseorang biasanya melakukan tantrum dalam “diam”. Misalnya, mereka mungkin akan menghalangi atau mendahulimu ketika sedang berjalan, enggan mendengarkan atau malas berbicara denganmu. Meski tidak diucapkan secara lansgung, hal ini tetap bisa menjadi agresif.

The Tirade

Sesuai dengan artinya, tirade berarti mengomel. Bentuk tantrumnya yaitu dengan cara mengomel, membentak, bahkan menghina orang lain.. Istilah lain yang mungkin lebih familier adalah “meltdown” bagi orang dewasa. Terkadang, mereka juga melempar barang, membanting pintu, hingga mengancam akan melkukan kekerasan.

The Whine and Moan

Bentuk tantrum yang lain adalah rengekan dan erangan. Mereka mungkin akan terlihat menangis marah, terengah-engah, berteriak, dan mengumpat. Mereka juga bisa menghina orang lain. Selain itu, mungkin terdapat momen atau gejala yang mirip dengan tantrum, namun tidak bisa dikategorikan sebagai tantrum.

Seperti contoh, seseorang yang mengalami panic attack akan menunjukkan gejala mata terbelalak dan napas terengah-engah layaknya orang yang sedang marah, namun serangan panik sebetulnya merupakan gejala fisik dan mental yang intens, bukan sekedar reaksi emosi. Atau, orang juga mungkin akan menangis histeris saat berduka, namun lagi-lagi ini bukanlah bentuk tantrum.

 

Alasan Mengapa Orang Dewasa Bisa Tantrum

1. Sebagai Bentuk Manipulasi

Dalam beberapa situasi, tantrum bisa menjadi alat untuk memanipulasi orang lain. Saat merasa malu, takut, atau tidak mendapatkan apa yang diinginkan, seseorang mungkin menggunakan tantrum untuk mendapatkan perhatian, simpati, atau kontrol atas situasi.

2. Kesulitan Mengatur Emosi

Bagi sebagian orang, tantrum merupakan cara mereka untuk mengekspresikan emosi yang kompleks ketika merasa kewalahan atau frustrasi. Kurangnya kemampuan mengelola emosi dengan cara yang sehat dapat memicu ledakan emosi yang tidak terkendali.

3. Kondisi Kesehatan Mental

Penelitian menunjukkan bahwa tantrum dapat menjadi gejala dari berbagai kondisi kesehatan mental, seperti sindrom Tourette, gangguan tic, kecemasan, depresi, atau bipolar disorder. Pada kasus ini, tantrum bukan untuk memanipulasi, melainkan untuk melepaskan emosi yang terpendam atau akibat dari ketidakseimbangan kimiawi di otak.

4. Penyalahgunaan Zat Terlarang

Penggunaan obat-obatan terlarang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk mengatur emosinya. Hal ini dapat meningkatkan risiko tantrum dan perilaku impulsif lainnya.

 

Bantuan Apa yang Bisa Kita Lakukan Ketika Orang Dewasa Terdekat Sedang Tantrum?

Nah, kalau kamu memiliki orang terdekat yang sudah dewasa, kemudian mereka sedang tantrum, kamu tidak perlu khawatir. Sebab, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk membantu mereka, di antaranya:

  • Identifikasi situasi: Apakah orang ini hanya menangis histeris tanpa melakukan kekerasan, atau ia menunjukkan amarah yang meledak-ledak dan terlihat mengancam? Hal ini bisa membantu kamu untuk memberikan respon yang tepat.
  • Tidak perlu ikut campur: Jika memungkinkan, akan lebih baik jika kamu langsung mengabaikannya dan tidak perlu ikut campur.
  • Bicara dengan nada yang tenang: Menambah kemarahan kepada orang yang tantrum tidak akan menyelesaikan masalah.
  • Tidak perlu diambil hati: Tindakan mereka tidak merefleksikan tindakanmu. Jadi, kamu tidak perlu mengambil hati, ya.
  • Tetap jaga keselamatan diri: Jika orang ini terindikasi melakukan kekerasan, tinggalkan tempat itu secepatnya.
  • Minta bantuan orang yang berwenang: Mungkin, dalam suatu situasi, jika orang ini terlihat membahayakan, kamu bisa menghubungi orang yang berwenang di tempat tersebut.
  • Tarik napas: Menghadapi tantrum dari seseorang tentu menegangkan dan membuat frustasi. Ambil waktu sejenak untuk memproses apa yang baru saja terjadi kepadamu.

Baca Juga: 5 Kebiasaan yang Membuat Mental Jadi Lemah, Pernah Melakukannya?

Penting untuk diingat, bahwa tidak semua tantrum pada orang dewasa memiliki motif tersembunyi. Terkadang, tantrum bisa menjadi reaksi yang wajar terhadap situasi yang sangat stres atau frustrasi.

Namun, jika tantrum terjadi secara frekuen dan menganggu kehidupan sehari-hari, penting untuk mencari bantuan profesional untuk mendiagnosis dan menangani penyebab yang mendasarinya. Semoga bermanfaat!