Seruni.id – Apakah kamu adalah sosok orang yang selalu curiga dengan orang lain? Jika iya, berarti kamu sedang mengalami yang namanya trust issue atau krisis kepercayaan. Sebagian orang mungkin menganggap trust issue adalah hal yang sepele, padahal perlu dilakukan beberapa tindakan seperti memahami penyebab mengapa kamu mengalami trust issue hingga mencari solusi. Sebab, jika dibiarkan, dikhawatirkan kamu memberikan dampak buruk terhadap dirimu sendiri. Sebelum mengetahui apa saja penyebab, gejala, serta cara mengatasinya, kenali lebih dulu yuk apa itu trust issue melalui ulasan berikut ini.
Pengertian Trust Issue
Mengutip dari laman Gramedia.com, yang dimaksud dengan trust issue adalah situasi di mana seseorang mengalami rasa sulit percaya terhadap orang lain. Biasanya, kurangnya rasa percaya ini disebabkan oleh sejumlah faktor tertentu, seperti dikhianati, disakiti, dikecewakan, diabaikan, dan lain sebagainya.
Karena faktor tersebut,seseorang menjadi trauma sehingga terbentuklah krisis kepercayaan atau trust issue ini. Apabila diri sudah dikuasai oleh hal tersebut, biasanya akan muncul pikiran-pikiran negatif. Seperti berspekulasi bahwa orang di sekitar kita akan melukai, mencelakai, ataupun mengkhianati kita. Tindakan berlebihan tersebut adalah salah sumber munculnya trust issue pada diri seseorang.
Penyebab Seseorang Mengalami Trust Issue
Seseorang berpeluang mengalami trust issue, kapan pun dan di mana pun. Bahkan, hal tersebut juga bisa muncul di lingkungan terdekat kita sendiri. Seperti lingkungan pertemanan, keluarga, maupun persahabatan. Adapun penyebab lainnya yaitu sebagai berikut:
1. Pengalaman di Masa Lalu
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, trust issue bisa muncul karena pengalaman di masa lalu. Di masa lampau, khususnya hubungan dirinya dengan orangtua karena merekalah yang memainkan peran cukup besar di dalam keluarga. Bisa dikatakan keluarga adalah lingkungan pertama kita tumbuh dan dibesarkan.
Jika seseorang telah mengalami sebuah kekecewaan, pengkhianatan, rasa sakit, maupun pengabaian semasa kecil atau paling tidak di masa remaja, hal tersebut akan berdampak dan menyebabkan trust issue atau krisis kepercayaan ketika ia tumbuh dewasa.
Tentunya kita tahu, bahwa setiap orang punya pengalaman masing-masing di masa lalu. Hanya saja, kita memiliki sikap yang berbeda-beda untuk menghadapinya. Mungkin bagi sebagian orang, masa lalu dapat melekat pada dirinya, tapi bagi sebagiannya lagi, tidak.
2. Mengalami Kejadian yang Menyedihkan atau Menyakitkan
Kejadian yang menyedihkan atau menyakitkan bisa saja membuat seseorang mengalami trauma yang mendalam. Bahkan, trauma tersebut akan membekas hingga mereka dewasa. Misalnya, mengalami kecelakaan, mengidap suatu penyakit, maupun kehilangan seseorang yang berharga di dalam hidupnya.
Tidak hanya itu saja, pelecehan atau penyerangan, baik secara verbal atau nonverbal juga bisa mempengaruhi rasa percaya seseorang terhadap orang lain. Hal ini tentunya banyak terjadi pada kasus penyerangan, seperti percobaan pembunuhan, ataupun kasus pemerkosaan.
3. Hubungan Asmara
Krisis kepercayaan bisa juga terjadi dai dalam hubungan asmara. Contohnya, seseorang yang mengalami trust issue pernah dikecewakan oleh orang yang sangat ia cintai, seperti sering dibohongi, diselingkuhi, atau diperlakukan tidak baik.
Apa Saja Gejalanya?
Berikut ini, Seruni juga merangkum beberapa gejala trust issue yang sering tidak disadari oleh orang yang mengalaminya. Adapun gejalanya adalah:
1. Kerap Menaruh Curiga pada Orang Lain
Mencurigai seseorang yang mungkin pernah menyakiti ataupun mengkhianati, mungkin adalah hal yang wajar. Namun, bagaimana jadinya jika kita selalu menaruh curiga terhadap orang lain? Sekalipun dengan orang yang baru kita kenal. Perlu kamu ketahui, mencurigai seseorang yang baru kita kenal, bisa jadi salah satu gejala dari trust issue.
Rasa curiga tersebut bisa saja muncul karena seseroang tersebut memiliki kemiripan ciri atau karakter dengan seseorang yang pernah menyakiti atau mengkhianati kita di masa lalu. Pengalaman tersebut kemudian membuat kita menaruh curiga dan selalu merasa waspada terhadap orang lain.
2. Tidak Memiliki Hubungan Mendalam pada Orang Lain
Mereka yang mengalami trust issue cenderung membatasi diri dengan orang lain. Biasanya hal ini disebabkan karena adanya rasa tidak percaya. Bisa dibilang, hubngan yang tidak didasari dengan rasa percaya, cenderung tidak mendalam.
Selain itu, ketika berkomunikasi dengan orang tersebut, mereka hanya akan membahas seputar hal-hal yang penting saja. Mereka berupaya untuk melindungi diri agar orang lain tidak masuk ke dalam kehidupannya. Dengan sikap seperti ini, mereka berpikir bahwa orang tersebut tidak akan menyakitinya, seperti yang telah dilakukan oleh orang di masa lalu.
3. Selalu Merasa Kesepian dan Hampa
Biasanya, orang yang mengalami krisis kepercayaan akan menarik diri dan menjauh dari lingkungan. Ia merasa enggan untuk memperlihatkan siapa sebenarnya dirinya, sehingga ia akan terlihat asing dan dingin di hadapan orang lain.
Bukan merasa nyaman, hal tersebut justru akan membuatnya dirundung rasa kesepian dan hampa. Bagaimana tidak, karena mereka tidak memiliki seseorang untuk sekadar berbagi cerita. Seiring berjalannya waktu, bukan tidak mungkin perasaan tersebut akan menyebabkan depresi dalam diri, karena sangat mustahil dapat berinteraksi dengan orang lain, tetapi dilandasi dengan rasa takut untuk percaya.
4. Protektif pada Orang yang Ia Sayangi
Sikap ini tidak mudah untuk dilepaskan dari diri seseorang yang tengah mengalami krisis kepercayaan. Terlebih pada orang yang sangat ia kasihi. Entah itu keluarga, pasangan, sahabat, maupun kerabat. Sikap tersebut ia lakukan lantaran khawatir jika orang yang ia sayangi akan menyakiti, mengkhianati, melukai dirinya kelak. Sikap seperti itulah yang juga menimbulkan sifat posesif dan cemburu pada dirinya kelak.
5. Sulit Memaafkan Orang Lain
Orang dengan trust issue cenderung mengaitkan kesalahan kecil dengan pengalaman tidak menyenangkan yang pernah dialaminya. Kesalahan kecil tersebut bisa datang dari orang yang memang berada di sekitarnya, misalnya, terlambat dalam memberikan kabar, lupa akan janji yang telah dibuat, dan lain sebagainya.
Padahal bisa saja masalah tersebut merupakan masalah yang jarang atau bahkan belum pernah dilakukan oleh orang tersebut, tetapi hal itu justru berdampak besar bagi orang yang mengalami krisis rasa percaya atau trust issue.
Cara Mengatasi
Mengalami krisis kepercayaan, tentu bukanlah hal yang nyaman. Kita akan selalu dibayang-bayangi rasa cemas yang sebenarnya tidak perlu. Untuk mengatasinya, ada empat cara yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Usahakan untuk Selalu Jujur dalam Hal Apapun
Langkah pertama untuk mengatasi trust issue yaitu, selalu jujur dalam hal apapun. Sampaikan apa yang kamu rasakan dan mengapa kamu merasa demikian. Dengan berusaha selalu jujur menyampaikan pendapat, tentu kita berhap orang lain juga akan bisa berlaku demikian, sehingga rasa percaya dapat terbangun secara perlahan.
2. Miliki Pendirian yang Kuat
Memiliki pendirian yang kuat atau berintegritas menjadi salah satu cara lainnya untuk mengatasi masalah krisis kepercayaan ini. Dengan memegang teguh apa yang kita percaya dan selalu konsisten, rasa percaya perlahan akan terbangun dan menghilangkan krisis kepercayaan itu.
3. Memahami Diri Sendiri dan Orang Lain
Cobalah untuk mulai memahami dirimu sendiri. Dengan begitu, kamu akan mengetahui apa yang kamu rasakan dan interaksi komunikasi yang dibutuhkan. Selain diri sendiri, pahami juga orang-orang di sekitar kita. Dengan saling memahami, rasa percaya perlahan akan tumbuh dengan sendirinya.
4. Menjaga Komunikasi Sebaik Mungkin
Terakhir, komunikasi menjadi kunci hubungan yang baik. Maka dari itu, agar kepercayaan tetap terjaga, bangun komunikasi yang baik dan intens dengan orang-orang di sekitar kita. Jangan berasumsi, tapi komunikasikan jika dirasa ada masalah yang mengganjal di hati.
Baca Juga: 6 Ciri Seseorang Mengalami Krisis Identitas dan Cara Mengatasinya
Demikianlah yang dapat Seruni sampaikan mengenai trust issue alias krisis kepercayaan. Bagi kamu yang sedang mengalaminya, semoga bisa segera menyelesaikan masalah tersebut, ya.