Seruni.id – Profesi sebagai seorang wasit biasanya diemban oleh para laki-laki. Di Indonesia saja, khususnya basket, hanya ada 3 wasit basket perempuan yang berskala nasional. Dari 3 orang perempuan ini, ternyata 1 diantaranya adalah wasit perempuan pertama di Indonesia yang berlisensi Internasional FIBA (Federation International Basketball Association). Perempuan hebat ini bernama Yulia Wulandari.
Sebelum berprofesi sebagai wasit, Yuli adalah seorang atlit basket namun beliau memiliki mimpi besar untuk menjadi wasit perempuan yang memimipin pertandingan basket laki-laki.
Keinginan Yuli menjadi wasit, timbul ketika ia duduk di bangku SMA. Setelah lulus, Yuli pun sering menjadi wasit di daerahnya, Kuala Tungkat. Di daerah tersebut, hanya ada satu lapangan yang menjadi tempat berlatih sekaligus belajar bagi Yuli.Di masa awal Yuli belajar menjadi wasit, ia sering di-bully oleh rekannya yang lebih senior.
“Saya masih ingat mereka sering meragukan saya. Disaat itu pula saya semakin termotivasi dan mengatakan pada mereka suatu saat saya akan mengajari mereka,” kenang Yuli. Prestasi Yuli pun kemudian terus menanjak. Pelahan namun pasti peringkat lisensi wasitnya meningkat. Dari lisensi C yang dia genggam di tahun 2006, menjadi lisensi B1 di tahun 2010. Hingga akhirnya dia sukses meraih lisensi A pada 2013. Sejak musim lalu, dia memimpin liga basket perempuan (Speedy WNBL Indonesia).
Perempuan berusia 29 tahun itu melakoni debutnya sebagai wasit di Speedy NBL Indonesia saat laga Hangtuah Sumsel IM versus Pacific Caesar Surabaya.
Saat menjalani profesinya, Yuli tak sedikitpun menunjukkan perasaan canggung apalagi demam panggung. Dia begitu percaya diri saat memberi call, atau meladeni komplain para pemain.
Sebagai wasit berlisensi FIBA, Yuli memiliki nomor lisensi 28488 dan sejak tahun 2016 lalu, Yulia memutuskan untuk berjilbab. Keputusan ini diambil dari proses hidup yang mengajarkannya tentang hal-hal yang luar biasa dalam hidup dan kesadaran saya akan kewajiban seorang muslimah.
Nah, dari cerita Yuli di atas semakin membuktikan bahwa faktor gender itu bukanlah halangan untuk maju.
Keep up the good work!
-Anggraini-
Dari berbagai sumber