Yusuf, Bocah 12 Tahun yang Sisihkan Uang Demi Bantu Teman Membayar Les

Yusuf, Bocah 12 Tahun yang Sisihkan Uang Demi Bantu Teman Membayar Les
Facebook.com/Nasaie Ismail

Seruni.id – Bocah berhati mulia itu bernama Yusuf. Meski usianya masih belia, tapi siswa yang duduk di bangku kelas 6 SD itu punya jiwa sosial yang tinggi terhadap sesama.

Bocah asal Malaysia ini membuat banyak orang kagum akan kemurahan hatinya. Pasalnya, ia rela menyisihkan uang sakunya demi membantu sang teman membayar biaya les.

Yusuf, Bocah 12 Tahun yang Sisihkan Uang Demi Bantu Teman Membayar Les
Facebook.com/Nasaie Ismail

Kisah yang berhasil membuat banyak orang kagum ini, dibagikan oleh sang ayah, Nasaie Ismail, melalui akun Facebooknya. Dia bercerita, bahwa suatu hari sang anak meminta uang untuk menambah tabungannya.

Awalnya, ia tak heran ketika sang anak meminta uang tambahan untuk tabungannya itu. Namun, betapa terkejut sekaligus terharunya Nasaie, ketika mengetahui bahwa uang tersebut dipergunakan untuk membayar uang les salah satu temannya.

Yusuf mengatakan, bahwa ia prihatin melihat temannya yang terpaksa harus berhenti les karena keterbatasan biaya.

“Kemarin, Yusuf minta uang RM20 (Rp 66 ribuan) untuk menggenapi uang yang dia tabung selama sebulan yang telah terkumpul RM80 (Rp 265 ribuan). Tujuannya untuk membayar uang les temannya,” tulis Nasaie di unggahannya.

Teman Yusuf itu terpaksa berhenti les mengaji lantaran keterbatasa biaya. Karena kemurahan hatinya, Yusuf pun mulai menyisihkan uang jajannya setiap hari untuk membantu sang teman.

“Ternyata dia diam-diam dia mengumpulkan uang sakunya dan uang yang diberikan oleh kakek-neneknya. Dia sudah pegang uang RM80. Biaya lesnya RM100 (sekitar Rp 332 ribu). Alhamdulillah, sore ini, IsnyaAllah, Yusuf akan bayar biaya les untuk temannya,” lanjutnya Nasaie.

Nasaie juga mengunggah foto yang memperlihatkan Yusuf sedang memegang beberapa lembar uang. Pada foto lainnya, tampak anaknya itu jalan bersama teman yang biaya lesnya dia bantu.

“Terkadang, ketika melihat anak-anak seperti ini, akan membuat kita sadar bahwa penilaian terhadap setiap anak itu tidak sama. Terutama dalam hal akademik. Tidak semua anak punya kemampuan yang sama. Tapi, setiap anak tentu saja punya kemampuan yang unik dan kemampuan itu harus didukung,” pesan Nasaie Ismail.

Sisi Psikologis Anak yang Gemar Berbagi

Berbicara soal berbagi, para ilmuwan di Cina menghubungkan kebiasaan berbagi dengan keadaan psikologis anak. Dalam jurnal berjudul Frontiers in Psychology, para ilmuan yang dikomandoi oleh Dr. Zhen Wu melakukan penelitian terhadap adank-anak dengan rentan usia 3-5 tahun.

Total keseluruhan anak, dibagi menjadi ke dalam dua kelompok. Pertama, yaitu kelompok A, mewakili anak-anak yang berbagai kepada sesama secara sukarela.

Kedua, kelompok B, mewakili anak-anak yang memberi, tapi karena disuruh. Kemudian, para ilmuwan pun melakukan penelitian kepada masing-masing anak di dua kelompok tersebut saat melakukan tugasnya. Tugas tersebut, dijalankan mereka dalam setting yang terjadi secara alami.

Dari penelitian tersebut, para ilmuwan pun akhirnya menemukan fakta, bahwa anak-anak yang termasuk ke dalam kelompok A, kerap memperlihatkan ekspresi yang teruji dapat dideskripsikan dalam kategori bahagia, seperti tersenyum dan garis-garis wajah yang ringan.

Namun, untuk kelompok B, yang terjadi justru sebaliknya. Mereka kerap memperlihatkan air muka yang teruji dapat dideskripsikan dalam kategori ‘under preassure’ atau berada di bawah tekanan. Dalam hal ini, para ilmuwan menyebut bahwa eksrepsi tersebut menunjukkan adanya gejolak di dalam dirinya.

Sehingga, dari penelitian tersebut dapat disimpulkan, bahwa kebiasaan memberi memang sangat berdampak bagi keadaan psikologis anak tersebut. Hal tersebut tergantung pada bagaimana orangtua melakukan proses penerapan nilai berbagi kepada si kecil.

Penelitian di atas, tentang sikap berbagi dan sisi psikologis anak, memberikan kita pelajaran penting, terkhusus orangtua, untuk memperhatikan langkah-langkah dalam menerapkan nilai berbagi dalam kehidupan si kecil. Berikut ini, ada beberapa hal yang bisa dijadikan landasan untuk hal tersebut, di antaranya:

  • Jadilah contoh dari sikap berbagi.
  • Jelaskan pada anak tentang apa itu berbagi.
  • Ajak anak untuk berbagi terhadap sesama yang membutuhkan.

Baca Juga: Warteg ‘Barokah’ Selamat dari Kebakaran, Pemilik Disebut Sering Berbagi