Seruni.id – Tidak terasa di penghujung tahun ini, kita kembali merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang biasa kita sebut dengan maulid.
Di bulan ini, masjid-masjid, sekolah-sekolah, pengajian-pengajian pasti ramai merayakan hari lahirnya Rasulullah SAW ini. Mereka, para panitia acara pasti sibuk-sibuknya memilih dan menentukan pengisi acaranya, terutama penceramah inti yang akan menyampaikan esensi maulid nanti. Para Momies biasanya juga ikut sibuk memikirkan dress code apa yang akan digunakan untuk perayaan hari lahir Rasulullah tersebut.
Dibalik kemeriahan perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW ini, pernahkah kita merenungi, apa sesungguhnya esensi dari kelahiran baginda Rasul kita, Nabi Muhammad SAW? Apakah yang dapat kita teladani dari kepemimpinan beliau sebagai Nabi terakhir utusan Allah ini?
Sesungguhnya, Esensi dari kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah akhlak. Ketiadaan kebencian kepada siapapun, di manapun, apapun agamanya dan bagaimanapun buruknya akhlak seseorang.
Yang kita peringati adalah tentang kebesaran dan ajaran Islam. 23 tahun menjadi Nabi, Rasul mengikuti perang selama 10%. Sisanya Rasul mengajarkan akhlak. Sungguh, Akhlakmu agung, kata Allah untk Muhammad.
Akhlak adalah yang menjadi modal Nabi untuk mengajar manusia. Mengajarkan kebaikan kepada orang lain yang jahat sekalipun kepada dirinya. Menyerukan kebaikan dengan cara yang santun dan baik pula. Menyebarkan islam dengan cara yang damai dan penuh kesabaran.
Jadi, sesungguhnya yang seharusnya kita lakukan dari perayaan maulid Nabi ini adalah memperbaiki akhlak. Semua yang kita lakukan, tujuannya adalah untuk akhlak yang lebih baik. Akhlak kepada orang tua, guru, teman, orang yang tidak kenal, orang jahat, dan orang yang berbeda agama sekalipun, tanpa pandang bulu.
Bertakwa itu identik dengan berakhlak baik. Semua perintah islam itu adalah untuk membina akhlak yang mulia.
Tidak dipuji dalam alquran kecuali akhlaknya. Agama itu tidak lain adalah akhlak. Agama itu cinta kasih.
Iman yang paling sempurna adalah iman seseorang yang paling sempurna akhlaknya.
Nah, di peringatan maulid kali ini, ada baiknya kita merenung dan melakukan muhasabah diri, sudahkah lebih baik akhlak kita hari ini? Layakkah kita sebagai umat Rasulullah, seseorang yang sangar diagungkan akhlaknya?
Mari kita memperbaiki akhlak kita lagi Moms, agar kita tidak memalukan Nabi Muhammad SAW dan tidak juga memalukan citra Islam di mata dunia. Semoga bermanfaat !
–Anggraini–