Seruni.id – Institut Pertanian Bogor (IPB) menerima mahasiswa baru dengan jalur baru, yaitu jalur Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Bahkan IPB menerima Ketua OSIS yang hafizh Quran.
Tahun ini, penerimaan mahasiswa baru jalur OSIS ini merupakan jalur pendaftaran terbaru bagi calon mahasiswa IPB. Walaupun jalur Ketua OSIS ini merupakan jalur baru seleksi masuk perguruan tinggi, ternyata jalur Ketua OSIS banyak diminati oleh siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) di Tanah Air.
Diketahui sebanyak 1.288 ketua OSIS dari berbagai SMA mendaftarkan diri ke IPB melalui jalur ini. Dari pendaftar yang berjumlah 1.288 pendaftar itu, hanya 134 ketua OSIS yang diterima di IPB.
Salah satunya adalah Hanifah Zahra Nasyafira. Gadis yang berasal dari Sukabumi inimerupakan salah satu ketua OSIS yang berhasil masuk IPB melalui jalur seleksi yang kata banyak orang sangat spektakuler ini. Hanifah Zahra Nasyafira lebih akrab disapa dengan nama Nasya, alhamdulillah diterima di Departemen Ilmu Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.
Baca juga: Masha Allah, Gubernur Ini dan 10 Anaknya Hafizh Quran
Nasya merupakan alumni dari SMA Islam Terpadu (SMAIT) Adzkia dan merupakan alumni dari SMAIT Adzkia yang menjadi pembuka gerbang masuk IPB.
“Awalnya saya diberitahu oleh seorang guru untuk memanfaatkan peluang pendaftaran jalur seleksi ketua OSIS di IPB, dan alhamdulillah saya diterima,” ujar Nasya dalam rilis IPB yang pada hari Kamis (13/9), dikutip dari Republika.
Di sekolahnya, selama menjadi ketua OSIS, Nasya membkktikan dirinya mampu membuat dan menginisiasi berbagai macam program seperti leadership school, pelatihan kewirausahaan, debate time, talkshow kenegaraan, membantu penegakan disiplin sekolah, perayaan hari besar dan nasional, pelaksanaan bisnis kreatif, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya.
Selain program internal, Nasya juga berhasil membuat dan menginisiasi program eksternal seperti bakti sosial, teaching day, lomba futsal, dan lomba keagamaan.
Ternyata, walaupun sibuk sebagai ketua OSIS, mahasiswi kelahiran Bogor ini ternyata juga memiliki segudang prestasi. Diketahui bahwa selama tiga tahun sekolah di SMAIT Adzkia Sukabumi, Nasya berhasil menorehkan beragam prestasi.
Berikut adalah prestasi-prestasi Nasya. Di antaranya adalah juara kedua Musabaqoh Hifdzil Quran (MHQ) 2 juz di tingkat kabupaten Sukabumi tahun 2016; juara kedua MHQ 3 juz di tingkat Kota/Kabupaten Sukabumi (2017); finalis Olimpiade Matematika tingkat Kabupaten Sukabumi (2016); Finalis OSN Biologi Tingkat Kabupaten (2017), dan Finalis LCC Kimia tingkat Kabupaten Sukabumi (2017).
Selain itu, Nasya juga pernah menjadi Duta Bahasa Sekolah, English Ambassador, dan mendapat peringkat satu paralel di sekolahnya loh.
Adapun yang membanggakan dari Nasya adalah ia juga telah berhasil menyelesaikan hafalan Qurannya selama di SMA. Nasya menceritakan bahwa selama sekolah di SMAIT Adzkia, ia mengikuti program di Rumah Quran Adzkia sehingga terbantu untuk menyelesaikan hafalan Quran 30 juz.
“Selain memanfaatkan fasilitas di Rumah Quran Adzkia selama satu bulan, saya juga memanfaatkan liburan semester untuk mengikuti dauroh-dauroh hafalan Alquran. Dari dauroh tersebut saya bisa menambah hafalan dan bisa menyelesaikan hafalan saya,” cerita Nasya.
Baca juga: Menjadi Perempuan Berprinsip Kuat
Nasya diterima di Departemen Ilmu Ekonomi Syariah IPB yang merupakan jurusan yang sesuai dengan latar belakang dan keinginannya. Nasya bercita-cita ingin memperbaiki perekonomian bangsa dan mewujudkan perekonomian yang berbasis pada syariah Islam.
Nasya pun langsung menjadi mahasiswa yang aktif di IPB. Di sela-sela kesibukannya kuliah, Nasya saat ini mendedikasikan diri menjadi lurah Asrama Putri PPKU IPB dan sedang menyiapkan diri untuk menjadi mahasiswa berprestasi.
Berdasarkan pengalamannya, sebagai mahasiswi yang pernah menjadi ketua OSIS, Nasya mengajak ketua OSIS SMA yang saat ini menjabat di SMA masing-masing supaya memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Nesaya mengajak para Ketua Osis memperbanyak prestasi akademik dan non-akademik. Bagi yang Muslim, Nasya berpesan agar bisa berprestasi tanpa pernah meninggalkan Alquran sedikit pun.