Seruni.id – Berkah dan Beban selama ini dianggap bagaikan siang dengan malam. Berkah dan Beban berbeda satu sama lain. Benarkah seperti itu, Berkah dan Beban tak berhubungan sama sekali?
Saat seseorang bisa memiliki rumah besar, itu adalah Berkah. Namun, ketika harus membersihkan rumah besar setiap hari itu adalah Beban.
Saat seseorang mempunyai bayi yang telah dinantikan, itu adalah Berkah. Namun, resiko memiliki bayi membuat harus bangun tengah malam, dan merawatnya itu adalah Beban.
Untuk seorang yang belum memiliki pasangan, ia akan menilai pasangan adalah sebuah berkah. Namun, ketika ada yang telah memiliki pasangan dan pasangannya tersebut sering menyakiti hati dan berperilaku buruk, maka pasangannya merupakan beban.
Baca juga: Cerpen inspiratif: Nasihat Mandeh (Ibu)
Saat seseorang mendapat kesembuhan yang sempurna dari sakitnya, itu adalah Berkah. Namun, saat harus hati-hati memelihara kesehatannya, itu adalah Beban.
Jadi, Berkah & Beban merupakan suatu paket yang tidak dapat dipisahkan. Mereka saling melengkapi satu sama lain. Tak dapat hanya meminta Berkah tanpa mendapat Beban dan tak hanya dapat Beban tanpa Berkah di dalamnya.
Jika kita memusatkan perhatian kita kepada Beban, maka kita tidak pernah merasakan Berkat.
Tapi apabila kita memusatkan perhatian kita kepada Berkat yang akan kita terima, maka kita akan merasa ringan untuk menanggung Bebannya.
Dan ingatlah bahwa Beban yang dipikul seseorang tidak akan melampaui kekuatan orang itu. Oleh karena itu, bersyukurlah setiap hari, karena tiap hari adalah Berkah.