Seruni.id – Tidak semua air danau berwarna biru cemerlang, lho. Dan tidak semua danau juga berwarna biru kotor. Contohnya Danau Hillier di Australia. Warna danau ini bukan biru, hijau, atau hitam seperti danau-danau yang di dunia. Karena warna yang dimiliki oleh Danau Hillier adalah pink terang! Jadi wajar saja kalau keberadaannya menarik perhatian banyak orang.
Danau Hillier terletak di sebelah selatan Australia Barat, tepatnya di Pulau Middle, Kepulauan Recherche. Danau yang sepuluh kali lipat lebih asin dari rata-rata air laut ini terletak sangat dekat dengan laut, keberadaannya hanya dipisahkan oleh pantai kecil.
Danau ini memiliki luas 15 hektar, serta dikelilingi oleh kawasan hutan pohon kayu putih dan cajeput. Panjang maksimum danau ini mencapai 600 meter, sementara lebar maksimumnya adalah 250 meter.
Warna pink pada danau ini bersifat permanen dan tidak dapat berubah, lho. Jika kebanyakkan danau berwarna lainnya memiliki warna yang berubah-ubah, tergantung pada sinar matahari. Ketika air Danau Hillier dipindahkan dengan menggunakan wadah, air tersebut akan tetap berwarna pink cantik.
Meski sumber warna pink pada Danau Hillier masih menjadi perdebatan para saintis. Namun, sudah ada beberapa teori mengenai asal-usul warna pink tersebut. Salah satunya adalah adanya mikroorganisme berupa alga kecil yang hidup pada danau tersebut, yakni Dunaliella salina.
Mikroorganisme ini melakukan fotosintesis dan menghasilkan energi dengan menggunakan cahaya selain cahaya yang ada pada spektrum jingga dan merah. Dunaliella salina juga menghasilkan pigmen karoten yakni beta karoten untuk memberikan warna pink itu sendiri.
Selain membuat warna pink, Dunaliella Salina juga menyebabkan Danau Hillier memiliki tingkat salinitas yang sangat tinggi, sehingga hanya mikroorganisme-lah yang bisa hidup di danau tersebut. Tidak ada hewan besar lain yang mampu bertahan di sana.
Baca Juga: Pesona Danau Maninjau
Teori yang kedua adalah hidupnya bakteri merah di Danau Hillier. Bakter tersebut dikenal dengan nama halophilic. Halophilic yang juga memiliki beta karoten, diduga turut berkontribusi dalam menghasilkan warna pink pada danau ini.
Dan teori warna pink yang terakhir adalah adanya reaksi yang terjadi antara garam dan sodium bikarbonat yang ditemukan di danau tersebut, sehingga membuat air menjadi berwarna pink.
Danau ini pertama kali ditemukan pada tahun 1802 oleh tim ekspedisi Inggris yang dipimpin oleh seoarang navigator dan kartografer bernama Matthew Flinders. Ketika sampai di Pulau Middle, Flinders memanjat titik tertinggi pulau tersebut.
Dan saat ia sedang memandang ke sekeliling, ia melihat ada sebuah badan air yang berwarna pink, yang kini diketahui sebagai Danau Hillier.
Nama danau ini diambil dari nama salah satu anggota tim Matthew Flinders yang meninggal saat berada di sana, yakni William Hillier di tahun 1803. Danau tersebut sempat diambil garamnya untuk diperjualbelikan.
Namun, akhirnya penambangan garam harus dihentikan karena ternyata garam yang berasal dari danau ini terlalu beracun untuk dikonsumsi oleh manusia.
Meskipun garam di Danau Hillier beracun jika masuk ke dalam tubuh, tapi manusia tetap bisa berenang dengan aman di danau tersebut. Fungsi dari danau ini pun tidak lebih dari sekedar tujuan pariwisata.
Namun, karena posisinya yang cukup terisolasi, yakni di sebuah pulau di lautan, maka danau ini sungguh tidak mudah untuk dijangkau. Kamu bisa menjangkaunya menggunakan pesawat yang hanya terbang 6 kali sehari, helikopeter, atau kapal pesiar yang secara khusus melewati danau cantik ini.
Menariknya lagi, Danau Hillier bukanlah satu-satunya danau berwarna pink yang di Australia dan dunia. Karena Australia sendiri masih memiliki Danau Spencer, Danau Pink, dan Laguna Hutt yang juga berwarna pink.
Sementara negara lain yang juga memiliki danau pink adalah:
- Kanada dengan Danau Dusty Rose,
- Senegal dengan Danau Retba,
- Spanyol dengan Salina de Torrevieja,
- Azerbaijan dengan Danau Masazir, dan
- Bolivia dengan Laguna Colorada.
Terserah deh kamu mau berkunjung ke danau yang mana lebih dulu. Selamat jalan-jalan!
