Seruni.id – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melepas keberangkatan 32 relawan Medical Emergency Rescue Comiittee (MER-C) ke jalur Gaza, Palestina. Mereka akan melanjutkan pembangunan tahap kedua rumah sakit milik pemerintah Indonesia yang ada di sana. Enam relawan sudah berangkat Jumat (22/2) malam kemarin. Dan 26 lainnya berangkat pada Sabtu (23/2) ini.
Anies menyampaikan jika keberangkatan relawan menuju jalur Gaza merupakan perjalanan penuh risiko tinggi. Maka, ia sangat mengapresiasi para relawan yang bersedia berangkat dengan misi kemanusiaan.
“Keberangkatan ke Gaza adalah perjalanan menuju sebuah tempat ynag punya risiko cukup besar. Di mana masih sering terjadi peperangan, bukan sekadar kekerasan. Saya sampaikan rasa penghormatan yang sebesar-besarnya kepada bapak ibu yang memilih untuk ke sana,” kata Anies di Balai Kota, Jalan Merdeka Selatan, Jumat (22/2).
Anies juga menyampaikan jika Indonesia akan terus menjadi garda terdepan untuk Palestina. Presiden Sukarno juga mempunya pesan, yakni agar Indonesia selalu mendukung Palestina hingga meraih kemerdekaan.
“Sikap politik Indonesia tentang Palestina tidah pernah turun. Bahkan Bung Karno mengatakan, kemerdekaan Palestina belum diserahkan, maka di situlah bangsa Indonesia berdiri menyerang Israel,” ujarnya.
Sementara itu, Presidium MER-C, Faried Thalib mengatakan jika relawan akan berada di jalur Gaza selama 1 hingga 2 tahun untuk pembangunan rumah sakit. Selama pembangunan tahap kedua ini, relawan akan membangun dua lantai rumah sakit.
“Kami butuhkan 1-2 tahun (untuk pembangunan tahap dua). Mudah-mudahan bisa lebih cepat dari itu. Kita mengejar bagaimana supaya rumah sakit ini bisa berfungsi. Kita buat 3 lantai nanti, kalau ada rezekinya lagi akan kita lanjutkan,” tutur Faried.
Baca Juga: Kecupan Terakhir untuk Ibu Sebelum Hasan Shalabi Ditembak Mati Tentara Israel
Saat ini, Anies ingin rumah sakit terbangun kokoh lebih dulu. Setelah rumah sakit terbangun, baru kemungkinan akan ada pembahasan tentang pemberian bantuan berupa alat kesehatan untuk kelangsungan pengobatan dan kegiatan rumah sakit lainnya.
“Sesudah bangunan selesai, nanti kita akan mencari caranya untuk bisa mendukung dari sisi alat-alat kesehatan, sesudah rumah sakitnya terbangun. Pernah kita bicarakan, kita belum mungkin untuk membicarakan tentang alat kesehatan sebelum bangunannya terbangun,” jelas Anies.