Interview Pebisnis Teguh Boentoro:
Hutang Kami pada Century Sudah Lunas kok…
Siang itu di awal bulan April, Tim Redaksi berkesempatan untuk mewawancarai salah satu pebisnis sukses tanah air, bapak Teguh Boentoro namanya.
Teguh Boentoro dilahirkan di Jakarta, 16 September 1962. Awal karirnya adalah sebagai konsultan perpajakan. Kemudian lebih terkenal sebagai seorang pebisnis, pakar investasi, dan keuangan.
Beliau sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia bisnis, simak hasil interview kami semoga bisa jadi bahan pelajaran untuk sobat muda semua.
Selamat siang pak Teguh Boentoro,
Terima kasih sudah mau meluangkan waktunya untuk berbincang dan berbagi dengan tim Seruni.id. Seperti yang kita tahu, Bapak ini adalah salah satu entrepreneur sukses tanah air. Apa yang mendorong Bapak dahulu untuk terjun memulai bisnis sendiri?
“Saya sudah puluhan tahun bekerja sebagai konsultan pajak. Ya kalo dilihat dari sisi gaji sudah lebih dari cukup. Namun saya berpikir, seandainya saya hanya jadi pekerja maka manfaat yang saya dapat hanya untuk keluarga saja. Saya ingin lebih dari itu. Saya ingin berbagi manfaat lebih besar lagi. Dengan merekrut satu karyawan maka saya bisa memberi manfaat lebih besar, semakin banyak karyawan direkrut maka semakin besar juga manfaatnya. Itu yang menjadi motivasi saya untuk mandiri. Apalagi tingkat pengangguran di Indonesia masih relatif tinggi, ya itung-itung bakti saya pada ibu pertiwi ..hehehe.”
Tips menjadi pebisnis
Sekarang kesibukannya apa saja Pak?
“Ya saya fokus membesarkan beberapa perusahaan yang saat ini saya pimpin.”
Kira-kira bagaimana tips membagi waktu antara bisnis dengan keluarga? Saya lihat tadi di resepsionis banyak perusahaannya yang tergabung dalam group Bapak?
“Menurut saya sebenarnya tidak ada yang sulit. Yang penting jalani bisnis itu dengan hati senang, jangan merasa terbebani, dan jadikan faktor keluarga sebagai pendukung motivasimu, bukan sebagai beban. Saya tidak punya tips khusus untuk membagi waktu antara bisnis dengan keluarga. Keduanya bisa berjalan seiringan saja. Misal saya sesekali ajak anak-anak saya main ke kantor kalau lagi longgar, ya sambil bercanda dengan mereka sambil saya didik pola pikir mereka tentang bisnis. Itu bisa mendekatkan hubungan lho …jadi jangan dianggap harus full family time khusus untuk keluarga, pintar-pintarnya kita aja mensiasati waktu dan kesempatan untuk berkomunikasi dengan keluarga.”
Beliau sudah 21 tahun berkecimpung dibidang konsultantansi perpajakan dan investasi keuangan, baik level nasional maupun internasional. Didunia organisasi internasional, Teguh Boentoro merupakan Anggota International Fiscal Association (IFA), juga anggota dewan kehormatan American Chamber of Commerce di Indonesia (AMCHAM). Di dalam negeri juga sebagai anggota Ikatan Profesi Penilai Usaha Indonesia (IPPUI) dan sebagai anggota IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia). Sekarang sudah pensiun sebagai konsultan pajak dan kemudian aktif sebagai presiden direktur di beberapa perusahaan.
Menurut Bapak, untuk kami anak-anak muda ini susah tips memulai bisnis sendiri bagaimana? Terutama yang masih kuliah.
“Kalau kamu enjoy dengan kuliahmu maka akan menjadi mudah, karena kamu suka dengan apa yang dipelajari dan lingkungannya kondunsif. Yang kedua, kamu jangan menjadi Superman dalam bisnis, melainkan menjadi Superteam plus membangun system, maka bisnis itu akan menjadi mudah. Tapi bakal sulit kalau kamu tidak bisa melakukan hal-hal itu.”
Masalah anak muda zaman now ini suka konsumtif dibandingkan produktif seperti membuka lahan pekerjaan. Bagaimana pendapat Bapak?
“Wajar aja tiap manusia pasti punya sifat konsumtif. Tapi yang menjadi problem jika pola konsumtifnya lebih tinggo daripada sifat produktifnya. Gapapa kok konsumtif, tapi produktivitasnya harus diperbesar. Play hard but work harder.”
Teguh Boentoro memulai pendidikan di SD Bukit Zaitun, Jakarta (tahun 1972), kemudian melanjutkan ke SMP Bukit Zaitun, Jakarta (tahun 1978). Lalu masuk SMAK 3 Gunung Sahari, Jakarta (tahun 1981) dan Kuliah di Fakultas Business Administration (BA), Texas University, Austin (1985), Jurusan Sistem Informasi Manajemen.
Tips mempertahankan bisnis tetap stabil
Bagaimana cara Bapak membuat bisnisnya tetap stabil dan perlahan makin berkembang?
“Jangan mau untuk berhenti belajar, selalu tanamkan “jangan buru-buru puas” dengan apa yang diraih saat ini. Selalu sisakan ruang untuk inovasi. Intinya dari internal kita sebagai entrepreneur sendiri dulu. Bisnis pasti manju kalau entrepreneurnya juga maju.”
Saat ini banyak sekali pebisnis-pebisnis baru yang tumbuh dengan modal dan jaringan yang cukup besar, kira-kira bagaimana Bapak bisa mempertahankan bisnisnya di tengah persaingan yang semakin sengit ini?
“Lho jangan salah ya, semakin banyak pesaing itu akan semakin bagus. Artinya industri ini terus bertumbuh dan tidak akan mati. Selain itu juga tanda bahwa pasarnya sangat besar sehingga banyak yang tertarik masuk. Namun saya melihat selama ini banyak sekali kompetitor muncul namun sedikit sekali yang mampu bertahan. Kata kuncinya ada di konsistensi. Banyak yang berani mulai namun sedikit yang mampu bertahan. Kami salah satu yang bertahan.”
Awal karirnya memulai profesi sebagai mitra/konsultan pajak sejak tahun 1986 – 1996, di GUNAWAN, PRIJOHANDOJO, UTOMO & CO (Anggota Perusahaan, SGV/ Arthur Andersen). Lalu di tahun 1996-2010, mendirikan perusahaan jasa konsultansi perpajakan sendiri di PRIJOHANDOJO, BOENTORO & CO (PB TAXAND).
Selain bisnis, apa kegiatan Bapak yang produktif lainnya?
“Saya ini ingin menulis buku sebenarnya, sudah ada di kepala semua ide-ide, sudah di coret-coret juga di buku catatab saya. Tapi ko ga jadi-jadi ya .. hahahahaha. Mungkin saya akan prioritaskan waktu untuk menulis lebih serius nantinya. Karena buku itu legacy masa depan lho, yang akan dibaca anak cucu kita, juga orang lain. Sekali menginspirasi maka pahalanya akan terus mengalir buat kita di alam baka nanti. Doakan ya hehehe.”
Kasih tips donk Pak, untuk millenials yang ingin memulai bisnis apa yang harus dilihat pertama kali?
“Kamu lihat dulu peluang-peluang yang ada di sekitar kita. Juga lihat ke dalam diri kita sendiri, resources apa yang kita punya. Kombinasikan peluang dan resources yang kita punya, akan menjadi perpaduan yang sempurna. Jangan lupa, tambah keberanian untuk memulainya, keilmuan untuk mengembangkannya, dan ketekunan dalam mempertahankannya.”
Baca juga Cara Jitu Mengelola Bisnis Saat Pandemi
Dari tahun 2010 hingga sekarang aktif sebagai Pendiri & Direktur Utama, PT. ABDI RAHARJA. Di tahun 2017 mendirikan perusahaan kembali hingga sekarang, PT. J & PARTNERS INDONESIA, sebagai Direktur Utama yang memimpin perusahaan induk kelompok bisnis, organisasi perusahaan besar yang memiliki saham pengendali di sejumlah anak perusahaan, yang melakukan bisnis secara terpisah.
Klarifikasi tentang kasus Century
Oia …kami mendapati informasi-informasi yang beredar di media sosial, bahwa nama Teguh Boentoro sering dikaitkan dengan Misbakhun serta kucuran kredit dari Bank Century ke PT. Citra Senantiasa Abadi (PT CSA) yang pernah Bapak pimpin, tanggapannya bagaimana?
Hutang saya ke Bank Century sudah lunas kok …hehehe. Ini saya tunjukkan Surat Keterangan Lunas dari Bank Mutiara (dahulu Bank Century) tertanggal 9 September 2010, dengan nomor surat : 1386/Mutiara/DIR/IX/2010. Manajemen Bank Mutiara sudah mengeluarkan Surat Keterangan Lunas kepada PT. CSA. Oleh karenanya, secara hukum saya dan PT. CSA tidak ada lagi keterkaitan sebagai penunggak hutang Bank Century.
Kalau PT. Selalang Prima Internasional bagaimana pak?
Kalau PT. SPI itu perusahaan saya yag lama. Tapi tahun 2005 sudah saya jual kepada Misbakhun, itu jauh sebelum kasus Century bermasalah. Sehingga saat kasus Century meluas, posisi saya sudah bukan pemilik PT. SPI. Saya tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan aksi korporasi yang dilakukan pemilik barunya yaitu Misbakhun, yang mencuat pada tahun 2008.
Oia saya mau sampaikan, PT. CSA, yang pernah menjadi kreditur Bank Century, kemudian sudah secara kooperatif melakukan pelunasan hutang secara bertahap. Ini ada tanggapan resmi dari Kantor Hukum Ery Yunasri & Partners atas isyu yang beredar;
Jakarta, 30 Maret 2020
Kepada Yth.
Saudara Teguh Boentoro
- TB adalah profesional yang telah kami kenal selama 2 (dua) dekade, dan tidak pernah terlibat atau turut terlibat di dalam permasalahan hukum, khususnya sehubungan dengan masalah Bank Century dalam kapasitas beliau sebagai pemegang saham atau komisaris CSA.
- Bahwa dugaan keterlibatan tersebut hanyalah sebatas dugaan belaka, bahwa TB telah dimintakan keterangannya sebagai saksi dalam permasalahan Bank Century. Permintaan keterangan TB sebatas status TB pernah tercatat sebagai pemilik perusahaan SPI. Dalam Berita Acara Pemeriksaan tersebut dijelaskan secara terang dan jelas oleh TB bahwa perusahaan SPI sejak pendirian hingga tahun 2005 adalah dimiliki oleh TB.
Tetapi setelah tahun 2005, kepemilikan saham perusahaan maupun kepengurusan perusahaan SPI tersebut, telah berpindah tangan kepada pemegang saham baru yang akhirnya menjadi tersangka dan terpidana kasus Bank Century yang telah terjadi setelah lebih kurang tahun 2008 . Setelah pemberian keterangan tersebut dianggap cukup, maka TB tidak pernah lagi dimintakan keterangan apapun. TB TIDAK PERNAH dan BUKAN sebagai pihak yang terlapor maupun tersangka masalah Bank Century.
Sehingga alasan TB dipanggil untuk dimintakan keterangannya hanyalah sebatas TB yang pernah tercatat sebagai pemegang saham perusahaan SPI sejak pendirian sampai TB menjual sahamnya pada tahun 2005. Sedang masalah Bank Century baru terjadi sejak lebih kurang tahun 2007.
- Bahwa adalah benar CSA sebagai perusahaan telah melakukan transaksi pembiayaan dalam bentuk pinjaman kepada Bank Century, pada saat transaksi dilakukan dan hingga pendapat hukum ini dikeluarkan, CSA adalah milik TB dan ini merupakan transaksi pembiayaan umumnya dimana CSA sebagai debitur dan Bank Century sebagai kreditur, dan atas pinjaman tersebut telah dinyatakan lunas oleh Bank Century yang berubah nama menjadi Bank Mutiara. Surat keterangan lunas tersebut telah dikeluarkan oleh Direksi yang mewakili Bank Mutiara dengan nomor surat: 1386/Mutiara/DIR/IX/2010 tertanggal 9 September 2010 yang disampaikan kepada CSA. Sehinggo CSA tidak atau bukan merupakan pihak yang merugikan pihak Bank Century.
- Berdasarkan fakta diatas, maka dapat kami sampaikan bahwa TB yang disinyalir terlibat oleh pemberitann media sosial, tidak berdasar dan tidak ada kaitannya dengan permasalahan Bank Century yang kemudian berimbas kepada kerugian Negara. Dengan fakta-fakta diatas, kami simpulkan bahwa TB tidak pernah dinyatakan terlibat di dalam masalah Bank Century oleh penegak hukum yang berwenang manapun.
- Pendapat Hukum ini diberikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, dan tidak dimaksudkan untuk berlaku atau ditafsirkan menurut hukum atau yuridiksi lain.
Demikianlah pendapat Hukum ini kami berikan dengan objektif dalam kapasitas kami sebagai Advokat yang bebas dan mandiri, tidak terafiliasi dan/atau terasosiasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan TB. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Ery Yunasri & Partners
Ery Yunasri
Senior Partner
Terimakasih atas sesi wawancaranya pak, semoga semakin sukses kedepannya.
Sama-sama terimakasih juga adik-adik sekalian, semoga juga terus sukses portalnya. Aamiin.