Seruni.id – Saat ini, sudah banyak sekali jenis kontrasepsi yang bisa digunakan oleh para wanita untuk mencegah kehamilan. Mulai dari pil KB, implan, IUD, suntikan, hingga koyo KB. Mungkin sebagain dari kita masih sangat asing dengan jenis kontrasepsi koyo KB ini. Apalagi, kontrasepsi yang satu ini kurang populer daripada jenis lainnya.
Berdasarkan sebuah penelitian, kurang dari 100% orang yang disurvei melaporkan menggunakan koyo KB. Jumlah tersebut adalah presentase yang relatif kecil jika dibandingkan dengan jenis lainnya. Sebanyak 95% orang melaporkan menggunakan kondom laki-laki, 79% melaporkan menggunakan pil, dan hampir 65% menggunakan teknik menarik.
Koyo KB memang kurang populer mungkin disebabkan karena tidak banyak yang mengetahui bahwa ada jenis kontrasepsi ini. Maka dari itu, kali ini Seruni akan mengajak kamu mengenal koyo KB beserta dampak yang ditimbulkan. Yuk langsung saja simak berikut ini:
Apa itu Koyo KB?
Koyo KB merupakan perekat berbentuk persegi yang tipis dan dapat menempel di kulit seperti koyo pada umumnya. Setelah menempel di bagian tubuh seperti perut, bokong, maupun pinggul, koyo tersebut akan melepaskan dosis hormon kontrasepsi terus menerus. Di mana hormon tersebut diserap ke dalam aliran darah melalui kulit.
Perlu kamu ketahui, bahwa koyo KB mengandung estrogen dan sintetik progesteron atau progestin yang dikemas dalam sebuah plester kecil. Hormon memasuki aliran darah dan idealnya berhasil mencegah kehamilan, apabila dilakukan sesuai dengan petunjuk.
Perempuan yang menggunakan tambalan harus menggantinya, setidaknya setiap minggu selama tiga minggu secara berturut-turut. Kemudian, selama minggu keempat dan koyo tidak dipasang, maka terjadilah menstruasi. Namun, perlu kamu ingat, koyo ini tidak bisa melindungi dari penyakit menular seksual, ya.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Setelah koyo KB ditempelkan ke kulit, hormon yang dilepaskan ke sistem untuk mencegah ovulasi. Koyo itu juga mengentalkan lendir serviks, sehingga lebih sulit bagi sperma untuk melakukan perjalanan melalui serviks. Selain itu, itu menipiskan lapisan rahim untuk mengurangi kemungkinan implantasi oleh sel telur yang telah dibuahi.
Koyo KB dapat ditempelkan pada perut bagian bawah, bokong, atau tubuh bagian atas (tetapi bukan payudara). Koyo KB bekerja dengan menyerap hormon melalui kulit untuk mencegah kehamilan dan mengatur menstruasi. Selama tiga minggu berturut-turut, koyo KB harus diganti setiap minggu untuk penggunaan yang efektif.
Apakah Memiliki Efek Samping?
Efek samping koyo KB hampir sama seperti kamu menggunakan pil KB. Berdasarkan pengalaman para wanita yang menggunakan KB jenis ini, mereka mengaku merasakan sakit kepala ringan, mual, nyeri payudara, atau terdapat bercak ringan saat pertama kali menggunakannya. Koyo ini juga mungkin bisa mengiritasi kulit.
Mirip dengan pil KB, efek samping potensial lainnya mungkin termasuk jerawat, sakit perut, muntah, perubahan suasana hati, penambahan berat badan, pusing, kelelahan, dan retensi cairan. Risiko koyo KB—seperti semua bentuk KB berbasis estrogen—meliputi potensi pembekuan darah atau DVT (trombosis vena dalam).
Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Koyo KB?
Salah satu manfaat terbesar menggunakan koyo KB adalah kamu tidak perlu ingat untuk minum pil setiap hari. Koyo KB bertahan selama seminggu dan bisa digunakan saat mandi atau berenang. Koyo KB hanya perlu diganti setiap beberapa minggu. Bagi sebagian orang, cara ini tentu lebih praktis.
Koyo KB juga menawarkan pasokan hormon yang lebih konsisten daripada bentuk kontrasepsi lainnya, karena aplikasi transdermalnya yang konstan. Hal ini dapat mengurangi efek samping yang dialami beberapa orang saat memulai bentuk kontrasepsi baru.
Koyo KB juga dapat dilepas kapan saja, memungkinkan pengembalian kesuburan yang lebih cepat dibandingkan dengan metode lain seperti alat kontrasepsi dalam rahim (IUD). KB jenis ini juga non-invasif, dibandingkan dengan IUD atau implan.
Selain risiko dan efek samping yang perlu diperhatikan, kekurangan koyo KB benar-benar tergantung pada penggunaannya. Misalnya, Mama harus ingat untuk menggantinya setiap minggu agar efektif.
Kadang-kadang koyo mungkin tidak menempel dengan baik. Selain itu, beberapa merek juga mengandung dosis estrogen yang lebih tinggi daripada kebanyakan pilihan kontrasepsi yang dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah pada beberapa orang. Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan KB yang tepat untuk Mama ya.
Apakah Semua Perempuan Bisa Menggunakan Koyo KB?
Sayangnya, KB jenis ini tidak cocok untuk semua orang. Terutama apda wanita dengan BMI (indeks massa tubuh) 30 atau lebih tidak boleh menggunakan koyo KB, karena mungkin ada risiko pembekuan darah yang lebih tinggi.
KB yang mengandung estrogen tidak dianggap aman bagi siapa pun yang berusia di atas 35 tahun yang merokok. Ini juga tidak disarankan untuk seseorang dengan tekanan darah tinggi, migrain, atau riwayat pembekuan darah.
Pada akhirnya, kamu harus merasa nyaman dengan alat kontrasepsi dan menggunakannya secara konsisten. Jika koyo KB membuat Mama merasa tidak nyaman, gunakan kontrasepsi jenis lainnya ya.
Baca Juga: Bagaimana Sebenarnya Hukum KB dalam Islam?
Jika kamu masih penasaran dengan KB jenis ini, kamu bisa langsung berkonsultasi dengan dokter. Agar mendapatkan saran yang tepat untuk menggunakan KB sesuai kebutuhanmu. Apakah kamu pernah atau ingin mencobanya?