Seruni.id – Sudah dua bulan Palestina menjadi sasaran serangan Isarel. Sudah belasan ribu korban meninggal dunia. Perjuangan pun belum usai, sampai Palestina benar-benar merdeka. Dalam perjuangan merebut kemerdekaan tanah Palestina, tak lepas dari peran para jurnalis. Meski nyawa jadi taruhannya, mereka tak pernah lelah dan tidak menyarah untuk mengabarkan pada dunia tentang kondisi Palestina.
Walaupun kerap mendapatkan ancaman, mereka terus mengunggah foto dan video, serta memberikan informasi kepada dunia sebagai bentuk membela negara Palestina. Namun, situasi yang semakin genting, membuat para jurnalis Palestina menuliskan pesan yang kemungkinan menjadi wasiat kepada dunia, bahwa mereka sudah hampir pasrah jika mereka pergi dan berhenti membagikan informasi lagi.
Lantas, kira-kira seperti apa isi pesan wasiat tersebut?
1. Motaz Azaiza
Bagi pengguna media sosial dan kerap mengikuti perkembangan berita tentang Palestina di Instagram, mungkin kalian sudah tidak asing lagi dengan sosok yang satu ini, Motaz Azaiza.
Melalui akun Instagram-nya, Motaz tak pernah absen mengabarkan kondisi terkini di Gaza. Sampai-sampai ia dinobatkan sebagai “Man of The Year 2023” karena terus gigih melaporkan dan terjun ke lapangan dengan kondisi yang sangat berbahaya sebagai bentuk perjuangannya membela kemerdekaan Palestina.
Namun, beberapa hari yang lalu, Motaz Azaiza menuliskan pesan dalam akun media sosialnya bahwa ia sudah berada di fase untuk mencoba bertahan di tengah serangan Israel dan genosida.
“Fase mempertaruhkan segalanya untuk menyampaikan berita kepada anda telah berakhir, kini dimulailah fase mencoba bertahan. Aku sudah cukup banyak membawakan berita kepadamu (dunia), dan aku bersumpah demi Allah, itu demi-Nya, demi pengabdian kepada negaraku.
Tank-tank Israel mengepung Gaza tengah di ujung utara dan selatan. Situasi kami lebih mengerikan dari yang kamu (dunia) bayangkan. Kami adalah orang-orang yang menghadapi genosida, kami adalah kelompok yang berusaha untuk tetap bertahan hidup, sendirian”.
2. Ismail Jood
Sama seperti Motaz Azaiza, Ismail Jood juga seorang jurnalis Palestina, turut aktif mengabarkan kondisi pilu di Gaza melalui unggahannya di media sosial. Baru-baru ini, ia juga mengunggah pesan yang seolah menjadi wasiat terakhir karena kondisi Gaza saat ini semakin genting.
“Pesan terakhir kami: Wajah menjadi pucat, harapan hilang, dan kami tidak akan memaafkan mereka yang mampu mengatakan kebenaran namun tetap diam. Dunia ini telah membuktikan kepada kita, bahwa dunia ini adalah dunia yang munafik dan tercela, namun dunia kita berada di urutan kedua, tempat yang lebih adil, lebih aman, dan lebih diyakinkan oleh Sang Pencipta. Kami mengucapkan selamat atas kesyahidan anda semua, warga Gaza. Semoga Allah memberkati jiwa anda. Dan semoga laknat menimpamu, hai dunia yang munafik”
Ia juga mengunggah sebuah video di Instagram pribadinya tentang keputusasaan dirinya untuk menghentikan genosida yang Israel lakukan.
“Jujur, kami tidak tahu harus melakukan apa atau mendokumentasikan bagaimana lagi untuk menghentikan perang ini. Semua tempat di Gaza adalah target, tidak ada tempat yang aman di Gaza. Selama anda di Gaza, anda adalah target”
Sambil berdiri di antara puluhan mayat yang bahkan sudah tidak ada tempat lagi, Ismail Jood melaporkan bahwa dalam satu hari saja, terdapat 50 korban meninggal yang tidak ada kaitannya dengan perang, anak-anak, wanita, hingga lansia menjadi korban gempuran terbaru Israel ke Deir el-Balah, Gaza.
3. Wizard Bisan
Berikutnya ada Wizard Bisan, ia merupakan jurnalis perempuan yang juga aktif dalam membagikan kondisi di Gaza. Ia pun turut membagikan pesan yang merupakan kepasrahan dirinya karena serangan Israel yang tak kunjung usai selama dua bulan terakhir ini.
“Saya tidak lagi memiliki alasan untuk bertahan hidup seperti awal genosida ini, dan saya yakin, saya akan mati dalam beberapa minggu atau beberapa hari ke depan. Saya menderita infeksi virus yang parah selama berhari-hari dan tidak bisa beranjak dari kasur.
Pesan saya kepada dunia: Anda bukannya tidak bersalah atas apa yang terjadi pada kami, anda sebagai pemerintah atau masyarakat yang mendukung pemusnahan Israel terhadap rakyat saya. Kami tidak akan memaafkanmu, kami tidak akan melupakan, bahkan jika kami mati, sejarah tidak akan terlupakan.
Pesan untuk teman-teman: Terima kasih dan para pendukung di seluruh dunia. Anda penuh kasih sayang dan sangat kuat. Kami meminta anda untuk tidak putus asa, meskipun dunia tampak tidak adil dan upaya anda belum menghasilkan gencatan senjata”.
Baca Juga: 4 Jurnalis Perempuan Palestina: Tangguh dan Pemberani di Tengah Teror
Sontak saja viralnya unggahan video itu langsung menuai banyak reaksi dari warganet. Beberapa dari mereka terlihat ikut berduka dan merasakan kesedihan yang sama seperti dirasakan para jurnalis yang tengah berjuang di Gaza Palestina. Di sisi lain, beberapa warganet lainnya terlihat mendoakan agar para jurnalis tersebut dapat diberi kesehatan.