O menara cahaya, kemurungan yang indah
mempertegas kalung di dada dan patung di laut,
mata yang berkapur, lencana air mahaluasnya, tangis
duka cita burung laut, gigi-gigi laut, yang diperistri
angin Samudera, O mawar yang terpisahkan
dari tangkai yang jauh semak yang terinjak-injak
di kedalaman itu, bertukar rupa jadi pulau-pulau,
O bintang alami, mahkota hijau,
seorang diri di kerajaanmu yang sendiri sepi,
tinggal tak tergapai, mengelak, senyap sunyi,
seperti tetes air, seperti butir anggur, seperti laut.
(Sumber)