Makan ‘Hahu Hoheng’ Sedang Jadi Tren, Sudah Tahu Bahayanya?

Makan 'Hahu Hoheng' Sedang Jadi Tren, Sudah Tahu Bahayanya?
akurat.co

Seruni.id – Media sosial sedang diramaikan dengan tren kuliner yang disebut hahu hoheng. Nama hahu hoheng sendiri merupakan plesetan dari tahu goreng. Tren ini berupa menyantap tahu secara langsung setelah digoreng pada minyak panas. Sebelum dimakan, tahu tersebut dicocol dengan bubuk cabai. Kemudian hahu hoheng dimakan selagi masih dalam keadaan panas.

Walaupun kelihatannya sangat menggugah selera, sehingga banyak sekali pengguna media sosial yang ikut melakukan tren tersebut. Namun, di balik itu semua, ternyata ada bahaya yang mengintai. Menurut dokter Nadia Alaydrus, tren ini cukup berbahaya dan berisiko. Sebab, selain menyebabkan lidah terbakar, tren ini juga berisiko menyebabkan kanker esofagus.

Berikut dampak lainnya yang mesti kalian waspadai ketika mengonsumsi makanan panas dan pedas secara bersamaan, di antaranya:

 

1. Memicu Luka Bakar pada Area Rongga Mulut

Mengonsumsi tahu goreng yang masih hangat atau panas, tentu sensasinya sangat berbeda jika kita mengonsumsinya dalam keadaan dingin. Namun, perlu kalian ketahui, mengonsumsi makanan panas dapat berbahaya bagi area lidah dan rongga mulut.

Dokter Nadia Alaydrus menagtakan, ketika mengonsumsi makanan bersuhu tinggi dapat menyebabkan lidah melepuh bahkan terbakar, yang kemudian bisa memunculkan timbulnya sariawan pada bagian mulut.

“Bisa membuat melepuh, kemudian lidah juga terbakar, yang kemudian bisa memunculkan timbulnya sariawan dan rasa enggak nyaman di lidah,” ungkap dr. Nadia Alaydrus.

Ketika muncul sariawan, pastinya kita akan merasa sangat tidak nyaman. Jangankan untuk makan, untuk berbicara saja rasanya sangat sakit. Jadi, sebaiknya jangan langsung memakan makanan dalam keadaan yang masih sangat panas, ya.

 

2. Menyebabkan Kanker Esofagus

Berdasarkan sebuah penelitian The International Agency for Research on Cancer (IARC) bahwa mengonsumsi makanan atau minuman panas dapat berisiko mengalami kanker esofagus. Di sisi lain, dr. Nadia Alaydrus juga menambahkan,

“Bisa meningkatkan risiko kanker kerongkongan atau kanker esofagus, karena suhu yang terlalu tinggi ini bisa memberikan efek pada saluran pencernaan bagian atas, yaitu di area rongga mulut yang kemudian turun ke kerongkongan, yang bisa menyebabkan inflamasi, dan inflamasi inilah yang memicu terjadinya kanker,”

 

3. Menyebabkan Kerusakan pada Gigi

Selain itu, mengonsumsi makanan panas, seperti tahu goreng ini, berisiko melemahkan enamel gigi, sehingga membuat gigi menjadi lebih rentan mengalami kerusakan, salah satunya gigi berlubang.

“Yang terakhir bisa menyebabkan kerusakan gigi, karena makanan yang terlalu panas itu bisa melemahkan enamel gigi. Enamel itu adalah lapisan pelindung terluar pada gigi. Nah, kalau enamelnya rusak, maka gigi akan lebih rentan mengalami kerusakan,” ujar dr. Nadia Alaydrus.

 

Bahaya Meniup Makanan bagi Kesehatan

Dalam tren hahu hoheng ini, ketika akan menyantap tahu dalam keadaan yang masih sangat panas, tentu yang akan memakannya akan meniup terlebih dahulu. Namun, tindakan ini sangat tidak disarankan dalam dunia kesehatan, loh.

Mengapa demikian? Meniup makanan saat panas sangat berbahaya karena dikhawatirkan adanya perpindahan kuman dari mulut ke makanan yang akan disantap. Lalu, bagaimana solusinya?

Daripada meniupnya, dr. Nadia Alaydrus lebih menyarankan untuk mengangin-anginkan terlebih dahulu atau kamu bisa menunggunya beberapa saat hingga suhu pada makanan menurun dan siap dikonsumsi.

“Jadi kesimpulannya, ketika kita itu meniup makanan yang akan kita konsumsi, akan menyebabkan transfer bakteri dan juga mikro organisme yang lain dari saluran pernapasan ke makanan tersebut,” ungkap dr. Nadia Alaydrus.

 

Bahaya Mengonsumsi Makanan Pedas

Bagi para pencinta pedas, mengonsumsi makanan pedas mungkin adalah hal yang baisa. Namun, melansir dari Cheveland Clinic, para ahli memperingatkan bawa makan makanan gang sangat pedas memiliki risiko kesehatan, terlebih jika kamu tidak terbiasa memakan makanan pedas.

Makanan pedas dapat menyebabkan iritasi internal, peradangan dan nyeri. Jika kamu mengonsumsi makanan pedas mungkin akan mengalami beberapa gejala, seperti sakit perut, diare, nyeri dada, sakit kepala, bahkan muntah. Mengonsumsi makanan yang sangat pedas bahkan dapat menyebabkan kerusakan fisik dan rasa sakit yang parah sehingga kamu memerlukan perawatan darurat.

Jika kamu mengalami gejala parah setelah makan makanan pedas, maka segera dapatkan perawatan medis, ya! Lebih lanjut dr. Capin memberikan saran “Setiap orang mempunyai batasan mengenai toleransinya. Jika kamu merasa sakit saat makan makanan pedas, berhentilah.” Nah, jika kamu tidak memiliki toleransi yang kuat ketika mengonsumsi makanan pedas, maka jangan memaksakannya, ya.

Sedikit tips dari dr. Capin cara untuk mengatasi rasa pedas pada mulut yang terbakar adalah mengonsumsi susu, air lemon, atau roti.

Baca Juga: 5 Resep Olahan Tahu Tanpa Minyak Goreng, Hemat dan Sehat

Demikianlah informasi mengenai dampak mengonsumsi makanan terlalu panas dan pedas bagi kesehatan. Sebelum mengikuti tren sebaiknya cari tahu dulu apa dampak dan efek negatif yang ditimbulkan. Karena kesehatan lebih berarti daripada sekadar takut ketinggalan tren. Semoga bermanfaat!