LIDAH yang tak memaksa, bertanya pada kental kuah laksa: rasa apa yang selalu bisa kau sembunyikan dariku?
Tangan yang tak mendesak, berkata pada cawan yang remang retak: luka apa yang kau persiapkan untukku?
Mata yang tak mengancam, berbisik pada liuk periuk: bumbu apa kautambahkan pada laparku yang kau rebus itu?
Hati yang terombang bimbang, menduga pada nganga belanga: kapan aku harus membenam di minyak menyalamu itu?
(sumber)