Apa itu Quarter Life Crisis?

Apa itu Quarter Life Crisis?
subura.id

Seruni.id – Apakah kamu pernah mengalami perasaan hampa, kesepian, dan tertekan, tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan? Bisa jadi kamu sedang mengalami sebuah fase yang disebut dengan Quarter Life Crisis (QLC). Quarter Life Crisis merupakan sebuah istilah yang menggambarkan tentang kehidupan yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Quarter Life Crisis sering kali menyerang seseorang di usia pertengahan 20-30 tahun. Kondisi ini biasanya diikuti dengan perasaan kesepian, cemas, dan bingung dengan tujuan hidupnya. Bahkan, tak jarang, seseorang yang berada dalam fase ini memilih untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya.

Apa itu Quarter Life Crisis?
econochannelfeunj.com

Sebenarnya, Quarter Life Crisis adalah hal yang lumrah, apalagi di usia seperempat abad, beban dan kebutuhan hidup pun kian bertambah. Kendali demikian, kita tidak boleh pasrah dengan keadaan tersebut. Sebab, jika dibiarkan, hal ini akan memengaruhi segala aspek dalam aktivitas yang kita lakukan.

 

Apa Penyebab Munculnya Quarter Life Crisis

Mengapa Quarter Life Crisis bisa dialami oleh seseorang? Kondisi ini dipicu oleh berbagai macam faktor. Salah satunya karena pengaruh lingkungan sekitar, yang kemudian mendorong dirinya untuk terus-menerus memikirkan hal dalam hidup sehingga muncul rasa khawatir, gelisah, dan tertekan.

Mungkin, kalian juga pernah mengalaminya di lingkungan sekitar, di mana kalian terus-menerus dihujani berbagai macam pertanyaan. Mulai dari pertanyaan “Kapan lulus kuliah?”, “Kapan menikah?”, “Kapan punya anak?” dan hal lainnya yang memberatkan pikiran seseorang.

Orang yang berada di fase ini, biasanya mereka akan mengalami kekhawatiran yang berlebih, depresi, hingga frustasi, karena merasa terjebak dalam ketakutan akan masa depan.

 

Fase-fase dalam Quarter Life Crisis

Berbagai tekanan dan tuntutan dari orang sekitar, membuat seseorang mengalami yang namanya Quarter Life Crisis ini. Biasanya, tekanan dan tuntutan tersebut berkaitan dengan pencapaian hidup dan tujuan hidup seseorang. Menurut peneliti dan pengajar psikolog dari University of Greenwich, London. Dr. Oliver Robinson, setidaknya ada empat fase dalam Quarter Life Crisis, di antaranya:

  • Fase pertama: Biasanya seseorang akan merasa terjebak dalam sebuah kondisi. Baik dalam pendidikan, pekerjaan, hubungan asmara, atau bahkan ketiganya. Mereka akan merasa berada di sutu keadaan yang begitu menjerat dan tidak mudah untuk keluar dari zona tersebut.
  • Fase kedua: Di fase ini, mereka akan merasa dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik. Ketika sadar akan posisinya yang rentan, mereka akan berusaha lebih keras untuk mengejar target dan mengubah segalanya menjadi lebih baik. Namun, tetap berhati-hati dalam melangkah. Sebab, ketika gagal dalam fase ini, maka akan kembali ke fase pertama. Bahkan, bukan tidak mungkin dengan tingkat depresi yang lebih berat.
  • Fase ketiga: Pada fase ini munculah keinginan untuk memulai kehidupan yang baru. Hal ini terjadi saat seseorang berhasil mencapai satu target dalam hidupnya. Sebagai contoh, ketika seseorang berhasil meraih gelar sarjana, maka akan timbul perasaan lega, bangga dan puas telah melewati fase perkuliahan. Hal ini tidak berlangsung lama, karena setelahnya dia akan merasa harus memupuk semangat lebih tinggi agar untuk mencari pekerjaan impian atau melanjutnya studinya ke jenjang yang lebih tinggi.
  • Fase keempat: Ini merupakan fase timbulnya komitmen dalam diri terhadap pendidikan, pekerjaan atau hubungan asmara yang tengah dijalaninya. Pada fase ini, kamu siap menghadapi tantangan dan kehidupan baru dengan segala aktivitas dalam hidupnya.

 

Apa Saja Tanda Seseorang Mengalami Quarter Life Crisis?

Meskipun ini merupakan krisis yang umum, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalaminya. Hal ini dapat membuat mereka semakin kesulitan untuk mengatasinya. Berikut adalah beberapa tanda Quarter Life Crisis yang mesti kamu kenali:

1. Mempertanyakan Tujuan Hidup

Ketika seseorang berada di fase Quarter Life Crisis, mereka biasanya akan sering mempertanyakan tujuan hidupnya. Namun sayangnya, mereka tidak menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut, sehingga membuatnya menjadi frustasi.

2. Merasa Tidak Bahagia

Sering merasa tidak bahagia menjadi salah satu tanda seseorang mengalami Quarter Life Crisis. Perasaan tersebut kerap kali muncul dalam diri mereka, sekalipun sudah banyak hal yang dilakukan dan berhasil diraih. Kondisi ini dipicu oleh berbagai hal, mulai dari kehilangan tujuan hidup sesungguhnya dan terlalu ambisius tanpa diiringi dengan usaha yang sepadan.

3. Media Sosial yang Membuatmu Tertekan

Media sosial hadir untuk memberikan hiburan bagi banyak orang, membuat mereka kembali terhubung dengan seseorang yang mungkin sudah lama tak mereka jumpai. Namun, pada kenyataannya, media sosial kerap kali dijadikan sebagai wadah untuk berlomba-lomba menunjukkan pencapaian dan lainnya. Sehingga tak jarang, penggunanya merasa resah dan tertekan.

Kabar kesuksesan dari seorang teman yang seharusnya menjadi kabar bahagia, justru membuat beberapa orang cemas tanpa alasan dan merasa minder. Saat seseorang berada pada Quarter Life Crisis, ia akan merasa tertinggal dibanding teman seusianya, baik dalam hal karir, hubungan sosial, dan percintaan, efeknya kamu akan mulai menarik diri dari sosial. Sehingga bahkan menolak saat diajak berkumpul bersama.

4. Melupakan Waktu untuk Bersenang-senang

Kamu mulai melupakan waktu bersantai dan bersenang-senang. Jika dulu kamu masih bisa menunda-nunda pekerjaan atau hangout bersama teman, sekarang kamu lebih memaksimalkan waktu untuk mengejar tujuan hidup. Kamu akan sadar jika setiap waktu yang ada sangat berharga dan tak akan menyia-nyiakannya.

5. Lingkaran Pertemanan Mulai Berubah

Banyak hal yang berubah ketika memasuki usia 20-an, salah satunya yaitu perubahan lingkaran pertemanan. Ini adalah hal yang sangat wajar terjadi. Kamu mungkin merasa sedikit terkejut ketika lingkaran pertemanan semakin mengecil. Sebagian teman yang paling banyak menghabiskan waktu bersama di masa sekolah hingga kuliah semakin sulit untuk kamu temui saat ini.

6. Kurang Motivasi

Saat Quarter Life Crisis terjadi, semangat melakukan beragam aktivitas akan menurun, seperti bekerja atau sekedar melakukan hobi saja. Kamu merasa lingkungan sekitarmu tidak bisa membantumu keluar dari masalah. Kamu akan berusaha menyelesaikan semua permasalahan itu sendiri, padahal motivasi dari orang terdekat sangat dibutuhkan untuk menguatkanmu di masa ini. Bingung antara tetap di zona nyaman atau keluar.

 

Cara Menghadapi Quarter Life Crisis

Setelah mengetahui jika kamu mengalami Quarter Life Crisis, sekarang saatnya memikirkan bagaimana cara mengatasi Quarter Life Crisis (QLC) tersebut. Berikut adalah cara untuk mengatasinya:

1. Memahami Diri Sendiri

Luangkan waktu untuk introspeksi. Renungkan apa yang penting bagimu, apa yang ingin kamu capai dalam hidup, dan apa yang membuat kamu bahagia. Selain itu, perlunya melakukan identifikasi sumber kecemasan dan keraguan yang kamu alami. Apakah itu tentang pekerjaan, hubungan, atau masa depan secara general? Terimalah bahwa QLC adalah fase yang normal. Banyak orang mengalaminya, dan Anda tidak sendirian.

2. Mencari Dukungan

Berbicaralah dengan orang yang kamu percayai, seperti teman, keluarga, terapis, atau konselor. Berbagi perasaan dan pengalaman dapat membantu kamu merasa lebih lega. Atau kamu juga bisa bergabung dnegan komunitas atau grup online yang membahas tentang QLC. Berinteraksi dengan orang lain yang mengalami hal serupa dapat memberikan dukungan dan semangat.

3. Mengubah Pola Pikir

Berhentilah membandingkan diri dengan orang lain. Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda. Fokuslah pada diri sendiri dan pencapaianmu. Berhentilah overthinking dan fokuslah pada hal-hal yang dapat kamu kontrol. Buatlah rencana dan langkah-langkah kecil untuk mencapai tujuanmu. Serta berlatihlah untuk mindfulness dan meditasi untuk membantu kamu mengelola stres dan kecemasan.

4. Menemukan Keseimbangan

Tetaplah fokus pada tujuamu, tetapi jangan lupa untuk meluangkan waktu untuk bersantai dan bersenang-senang. Jaga kesehatan fisik dan mental. Serta makan makanan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan cukup tidur. Lakukan hal-hal yang kamu sukai dan yang membuat kamu merasa bahagia.

5. Mencari Bantuan Profesional

Jika kamu merasa QLC sangat mengganggu kehidupamu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau terapis.

Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Rasa Khawatir Akan Masa Depan

Ingatlah, QLC adalah fase yang wajar dan dapat diatasi. Dengan memahami diri sendiri, mencari dukungan, dan mengubah pola pikir, kamu dapat melewati fase ini dengan lebih mudah dan mencapai kebahagiaan dalam hidup.