Seruni.id – Bullying, adalah sebuah perilaku yang disengaja untuk menyakiti dan mengintimidasi orang lain. Ini menjadi isu yang terus menghantui dunia pendidikan. Di balik perilaku bullying, terdapat pertanyaan mendasar yang menggelitik rasa penasaran, apa yang sebenarnya menyebabkan anak menjadi pembully?
Sering kali, bullying dianggap sebagai kenakalan anak-anak yang wajar. Namun, di balik kenakalan tersebut, terdapat kompleksitas faktor yang mendorong anak untuk menjadi pembully. Memahami akar permasalahannya menjadi langkah krusial dalam upaya pencegahan dan penanganan bullying yang efektif.
Dalam artikel ini, Seruni akan mengupas tuntas berbagai faktor yang dapat menyebabkan anak menjadi pembully. Dari faktor internal seperti psikologis dan temperamen, hingga faktor eksternal seperti pengaruh lingkungan keluarga, sekolah, dan teman sebaya. Dengan memahami akar permasalahannya, diharapkan kita dapat bersama-sama membangun generasi yang bebas dari bullying.
1. Ingin Terlihat Hebat
Salah satu faktor anak menjadi pembully adalah karena mereka ingin terlihat hebat. Biasanya, anak-anak dengan harga diri yang rendah, sangat rentan menjadi pelaku bully agar mereka bisa terlihat hebat dan berkuasa. Bahkan, mereka mungkin juga kerap membual tentang kemampuan mereka demi menutupi rasa rendah diri mereka.
2. Kurang Empati
Anak yang tidak diajarkan untuk berempati dengan orang lain, juga berpotensi menjadi pelaku pembully-an. Mereka tidak akan peduli dengan perasaan orang lain, meskipun mereka melontarkan kata-kata kasar, kejam, atau berperilaku seenaknya kepada orang tersebut.
Alih-alih mempedulikan perasaan korban, mereka justru akan menyalahkan korban dengan alasan korban terlalu lemah, atau hanya sekadar candaan saja. Lantas, bagaimana cara kita menghadapi anak yang berperilaku demikian?
Salah satu kuncinya adalah dengan membuat mereka membayangkan bagaimana rasanya berada di posisi orang lain. Bisa dengan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan sosial secara sukarela.
3. Mengalami Masalah di Rumah
Faktor lain yang menyebabkan anak menjadi pembully yaitu, mungkin saja mereka sering menyaksikan keributan yang terjadi di rumah. Misalnya, kedua orang tuanya kerap kali bertengkar, ini akan membuat anak merasa kurang kasih sayang dan perhatian. Alhasil, anak melakukan bullying untuk menarik perhatian orang di sekitarnya.
Selain itu, karakter orang tua yang mendidik tanpa larangan (permisif) membuat anak menjadi berlaku seenaknya. Sebab, ini bisa menjadi senjata bagi pelaku bullying untuk mendapatkan kekuasaan.
4. Merasa Berhak Semena-mena
Ketika anak terbiasa dituruti segala keinginannya di rumah, berpotensi membuat anak menjadi pembully. Biasanya anak-anak seperti ini memiliki orangtua yang permisif, yang tidak menetapkan aturan untuk anak-anak mereka dan memberikan pengawasan yang memadai. Terlebih lagi, orangtua yang permisif cenderung tidak menerapkan konsekuensi atau berupaya untuk menghentikan perilaku bullying anak mereka.
5. Merasa Iri Hati
Kadang kala, ketika melihat teman yang jauh lebih baik dan berhasil darinya, membuat anak menjadi iri hati dan rentan menjadi pembully. Selain itu, tak jarang, pelaku perundungan sering kali melakukan aksinya terhadap orang-orang yang mereka anggap berbeda.
Misalnya, berbeda dari segi penampilan, ras, kecerdasan, atau gaya hidup. Hal tersebut bisa disebabkan karena kurangnya pemahaman akan perbedaan yang dimiliki orang lain. Tugas kita sebagai orang tua adalah menjelaskan pada mereka, bahwa setiap orang memang berbeda. Namun, perbedaan bukanlah hal yang buruk. Di mana kita harus saling menghargai perbedaan tersebut.
6. Pengalaman Dibully
Anak-anak yang sering melihat kekerasan atau intimidasi di lingkungannya terlebih di dalam rumah, atau bahkan pernah menjadi korban bully, lebih cenderung menjadi pembully. Hal ini terjadi, lantaran aksi bullying merupakan perilaku yang bisa dipelajari oleh anak-anak, di mana mereka akan meniru apa yang mereka lihat.
Jadi, bila ada murid pem-bully yang sering marah dan mencaci maki murid lain, jangan langsung berasumsi buruk. Coba cari tahu apa yang sebenarnya terjadi di rumah mereka. Terkadang, mereka lebih membutuhkan dukungan dan bimbingan, daripada tindakan disiplin untuk perilaku bullying mereka.
Baca Juga: Binus School Benarkan Anak Vincent Rompies Terlibat Aksi Bullying
Itulah beberapa hal yang bisa menjadi penyebab anak menjadi pem-bully. Bila anak memiliki masalah perilaku, coba saja hubungi dokter atau psikolog untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.